Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Echinodermata)

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 7 (Echinodermata)
 
Echinodermata : Pengertian, Ciri, Dan Jenis Klasifikasi Beserta ...


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Echinodermata merupakan hewan invertebrata laut, yang memiliki ciri khusus berupa kulit yang berduri. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Maidah/5: 96 yang berbunyi:
 
Terjemahnya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan(Kementerian Agama RI, 2009).
 Menurut tafsir Al-Misbah Allah swt. menjelaskan bahwa dihalalkan bagi kamu berburu binatang buruan laut juga sungai dan danau atau tambak, dan makanannya yang berasal dari laut seperti ikan, udang, atau apa pun yang hidup di sana dan tidak dapat hidup di darat walau telah mati dan mengapung, adalah makanan lezat bagi kamu, baik bagi yang bertempat tinggal tetap di satu tempat tertentu, dan juga bagi orang-orang yang dalam perjalanan (Shihab, 2002).
Berdasarkan ayat dan tafsir di atas dapat diketahui bahwa Allah telah menciptakan beraneka macam hewan laut, yang diantaranya adalah dari filum Echinodermata, yang dihalalkan untuk dimakan dagingnya. Banyak dari hewan Echinodermata seperti teripang (Stichopus variegatus) dan telur bulu babi (Diadema setosum) dapat dikonsumsi dan mengandung protein hewani yang baik untuk metabolisme tubuh.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa secara umum spesies dari Echinodermata umumnya hidup di perairan dan beberapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Echinodermata.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Echinodermata serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.











BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan

Anggota dari Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya, kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Banyak hewan Echinodermata yang dagingnya dapat dimakan, sehingga dapat difungsikan sebagai sumber protein hewani. Kerang mutiara menghasilkan butiran mutiara yang bernilai ekonomi tinggi. Allah swt. berfirman dalam QS. An-Nahl /16: 14 yang berbunyi :

Terjemahnya:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur (Kementrian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah Allah swt. yang menundukan lautan dan sungai serta menjadikannya arena hidup binatang dan tempatnya tumbuh berkembang serta pembentukan aneka perhiasan. Itu dijadikan demikian agar kamu dapat menangkap hidup-hidup atau yang mengapung dari ikan-ikan dan sebangsanya yang berdiam di sana shingga kamu dapat memakan darinya daging yang segar, yakni binatang-binatang laut itu, dan kamu dapat mengeluarkan, yakni mengupayakan dengan cara bersungguh-sungguh untuk mendapatkan darinya, yakni dari laut dan sungai itu perhiasan yang kamu pakai, seperti permata, mutiara, merjan dan semacamnya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya yang mencakup segala aspek baik di darat maupun di laut dan dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada di lautan, yang beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan manusia sebagai daging untuk dikonsumsi dan sebagai perhiasan untuk dipakai, semua itu agar kita dapat mencari keuntungan dari karunia-Nya dan supaya kita bersyukur. Beberapa jenis hewan yang dagingnya dapat dikonsumsi termasuk dalam filum Echinodermata yang berada di bawah dasar laut. Spesies tersebut mempunyai protein tinggi yang baik untuk metabolisme tubuh. Sungguh luar biasa segala apa yang telah diciptakan Allah swt. sehingga sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat itu.

B.       Tinjauan Umum tentang Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa latin echi yang berarti berduri dan derma yang berarti kulit. Anggota dari filum ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Sedangkan pada bagian larvanya mempunyai tubuh yang simeteri bilateral, yaitu bagian tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan jika ditarik garis dari depan ke belakang terlihat bagian tubuh sama antara kiri dan kanan. Larva Echinodermata merupakan hewan mikroskopis, transparan, bersilia, dan umumnya berenang bebas di laut. Echinodermata mempunyai kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima lengan berbentuk seperti jari, dan organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubuhnya. Bentuk tubuh Echinodermata umumnya seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan.  Echinodermata tidak mempunyai otak dan memiliki Ambulakral yang berfungsi dalam mengatur pergerakan (Suwignyo, 2005). 
Filum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Holothuroidea, dan Crinoidea. Asteroidea merupakan kelompok hewan invertebrata yang sering disebut sebagai bintang laut. Kata Asteroidea berasal kata Yunani, yaitu aster yang berarti bintang dan eiodes yang berarti bentuk. Contoh hewan dari kelas Asteroidea  ini adalah bintang laut biru (Linckia sp.), Astropecten diplicatus, Archaster sp., bintang laut merah (Asterias sp.), dan Culcita sp. Echinoidea adalah hewan invertebrata yang sering disebut juga landak laut. Echinoidea berasal dari kata Yunani yaitu echinos yang berati landak dan eiodes yang berarti bentuk. Contoh hewan dari kelas Echinoidea adalah landak laut (Echinus sp.), bulu babi (Diadema sp.), dan dolar pasir (Echinarachinus sp.). Ophiuroidea adalah hewan invertebrata yang sering disebut juga bintang ular. Ophiuroidea berasal dari kata Yunani yaitu ophis yang berarti ular, oura yang berarti ekor dan eidos yang berarti bentuk. Contoh hewan dari kelas Ophiuroidea adalah Gorgonocephalus sp., Ophiopholis sp., dan Opiotrix fragilis. Holothuroidea adalah hewan invertebrata yang sering disebut juga ketimun laut. Holothuroidea berasal dari kata Yunani yaitu holothurion yang berarti ketimun laut dan eidos yang berarti bentuk. Contoh hewan dari kelas Holothuroidea adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang (Holothuria sp.). Crinoida adalah hewan invertebrata yang memiliki tubuh yang menyerupai tumbuhan, sehingga sering disebut sebagai lilia laut. Contoh hewan dari kelas Crinoidea adalah Holopus sp. (lilia laut tidak bertangkai), Ptilocrinus pinnatus (lilia laut bertangkai), Metaricanus intereptus (lilia laut tidak bertangkai), dan Antendon sp. (lilia laut tidak bertangkai) (Levine, 1995).
Echinodermata memiliki sistem peredaran darah yang masih belum lengkap. Jika digambarkan secara sederhana, pembuluh darah berawal dari yang mengelilingi mulut, setelah itu bercabang pada setiap kaki tabung. Sistem pernapasan,  Echinodermata dilakukan dengan menggunakan insang atau pupula (tonjolan pada rongga tubuh). Sistem persarafan Echinodermata terdiri atas saraf yang berbentuk lingkaran (cincin) yang mempersarafi mulut, dan saraf radial yang mirip tali mempersarafi pada bagian lengan atau kaki tabung. Sistem pencernaan  berupa mulut (oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventriculus), usus (intestine), dan anus. Dapat dikatakan, sistem pencernaannya sudah sempurna. Tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan Echinodermata. Echinodermata berkembang biak secara seksual, yaitu hewan jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung secara eksternal (di dalam air laut) (Hala, 2007).
Echinodermata memiliki sistem ambulakral atau vaskular air yang unik, terdiri dari kanal cincin pusat dan kanal radial yang memperpanjang sepanjang masing-masing lengan. Air bersirkulasi melalui struktur dan memfasilitasi pertukaran gas serta nutrisi, predasi, dan gerak. Sistem vaskular air juga memproyeksikan dari lubang di kerangka dalam bentuk kaki tabung. Kaki tabung ini dapat mengembang atau mengerut berdasarkan volume air (tekanan hidrostatik) hadir dalam sistem lengan itu. Madreporite adalah, pembukaan berkapur berwarna terang yang digunakan untuk menyaring air ke dalam sistem vaskular air Echinodermata. Bertindak sebagai katup tekanan-pemerataan, itu terlihat sebagai struktur kecil merah atau kuning seperti tombol (mirip dengan kutil kecil) pada permukaan aboral dari piringan pusat bintang laut. Dari dekat, itu tampak terstruktur, menyerupai koloni “madrepore” (induk pori-pori). Dari ini, mendapatkan namanya. Air masuk madreporite di sisi aboral dari Echinodermata tersebut. Dari sana, ia masuk ke dalam kanal batu, yang bergerak air ke dalam saluran cincin. Kanal cincin menghubungkan kanal radial (ada lima dalam hewan pentaradial), dan kanal-kanal radial memindahkan air ke disembut ampullae, yang memiliki tabung kaki melalui mana air bergerak. Dengan memindahkan air melalui sistem vaskular air yang unik, Echinodermata dapat bergerak dan memaksa kerang molluska terbuka selama makan (Levine, 1995).
Echinodermata memainkan berbagai peran ekologi. Pasir dolar dan teripang menggali ke dalam pasir, menyediakan lebih banyak oksigen pada kedalaman lebih besar dari dasar laut. Hal ini memungkinkan organisme lebih banyak untuk tinggal di sana. Selain itu, bintang laut mencegah pertumbuhan alga pada terumbu karang. Hal ini memungkinkan karang untuk menyaring-makan lebih mudah. Dan banyak teripang menyediakan habitat bagi parasit seperti kepiting, cacing, dan siput. Echinodermata juga merupakan langkah penting dalam rantai makanan laut. Echinodermata adalah makanan pokok dari banyak hewan, termasuk berang-berang laut. Di sisi lain, Echinodermata memakan rumput laut dan menjaga pertumbuhan terkendali (Sthor, 2012).





















BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan yaitu pada hari Jumat, 25 November 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

 

B.       Instrumen Praktikum

1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu Bintang Laut (Asterias vulgaris) Bintang Ular (Ophiotrix sp.) dan Bulu Babi (Diadema setosum).

 

C.      Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk pengamatan morfologi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset. Diletakkan diatas papan seksi yang telah disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar dari masing-masing spesies yang diamati. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset, diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, bedah perlahan-lahan bahan, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil gambar dari masing-masing spesies.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Bintang Laut (Asterias vulgaris)
a.         Morfologi
1)  
Keterangan:
1.    Keping (Cakram)
2.    Saluran pembuangan (Anus)
3.    Keping anal (Periproct)
4.    Duri (Spina)
5.    Lengan (Arm)


 
Dorsal
5
 
4
 
1
 
2
 
3
 
  Gambar 4.1.a1 Morfologi Dorsal Bintang Laut (Suwignyo, 2005)
2)  
Keterangan:
1.    Lengan (Branchium)
2.    Celah Ambulakral (Ambulakral canal)
3.    Mulut (Oral)
4.    Kaki tabung (Tube feet)
 
Ventral
2
 
4
 
3
 
1
 





  
Gambar 4.1.a2 Mofologi Ventral Bintang Laut (Suwignyo, 2005)
b.        Anatomi
9
 
7
 
10
 
2
 
1
 
13
 
12
 
11
 
8
 
6
 
5
 
4
 
3
 
Keterangan:
1.      Lambung (Ventricularis)
2.      Lubang masuk air (Madreporite)
3.      Kelenjar reproduksi (Gonad)
4.      Saraf radial (Radial nerve)
5.      Kaki tabung (Tube feet)
6.      Saluran cincin (Ring canal)

 
Gambar 4.1.b Anatomi Cumi-cumi (Suwignyo, 2005)


7.      Saluran transversal (Transversal canal)
8.    Gelembung otot (Ampulla)
9.    Saluran radial (Radial canal)
10.  Saluran batu (Stone canal)
11. Kelenjar pencernaan (Digestive gland)
12. Saluran pembuangan (Anus)
13.  Keping utama (Central disk)


 
 










2.      Bintang Ular (Ophioutrix tragilis)      
a.         Morfologi
1)     
Keterangan:
1.      Keping (cakram)
2.      Saluran pembuangan (anus)
3.    Keping anal (Periproct)
4.    Duri (spine)
5.    Tentakel (Tentacle)



 
Dorsal
Keterangan:
6.    Keping (cakram)
7.    Saluran pembuangan (anus)
8.    Madreporite
9.    Duri
10.              Tentakel (Tentacle)

 
5
 
4
 
1
 
2
 
3
 
Gambar 4.1.a1 Morfologi Dorsal Bintang Laut (Suwignyo, 2005)
Keterangan:
11.              Keping (cakram)
12.              Saluran pembuangan (anus)
13.              Madreporite
14.              Duri
15.              Tentakel (Tentacle)

 
Keterangan:
16.              Keping (cakram)
17.              Saluran pembuangan (anus)
18.              Madreporite
19.              Duri
20.              Tentakel (Tentacle)

 
2)     
Keterangan:
1.      Lengan (Branchium)
2.      Mulut (Oral)
3.      Kaki tabung (Tube feet)
4.      Bursal slit
5.      Saluran Ambulakral (Ambulakral canal)

 
Ventral
4
 
5
 
2
 
3
 
1
 





  
Gambar 4.2.a2 Mofologi Ventral Bintang Ular (Suwignyo, 2005)
c.        
Keterangan:
1.      Lubang masuk air (Madreporite)
2.      Saluran batu (Urine)
3.      Bagian ujung kaki tabung (Ampulla)
4.      Saluran lateral (Lateral canal)
5.      Saluran radial (Raidal canal)
6.      Saluran cincin (Ring canal)

 
Anatomi


2
 
                                                                           




3
 
 







Gambar 4.1.b Anatomi Bintang Ular (Suwignyo, 2005)
3.      Bulu babi (Diadema setosum)
a.         Morfologi
1)  
5
 
Keterangan
1.      Lubang pembuangan (anus)
2.      Gonopori (Gonopore)
3.      Kemaluan (Genital plate)
4.      Rangka tubuh (Skeleton)
5.      Duri (Spina)
 

 
Dorsal










1
 


4
 



3
 



2
 

 







Gambar 4.3.a1 Morfologi Dorsal Bulu Babi (Suwignyo, 2005)
2)   Ventral
Keterangan
1.      Duri (Spine)
2.      Rangka tubuh (Skeleton)
3.      Kaki tabung (Podia)
4.      Gigi  (Tooth)
5.      Mulut (Oral)
 
5
 
1
 
                                                    


 







Gambar 4.3.a2 Morfologi ventral Bulu Babi (Suwignyo, 2005)
b.      Anatomi













Text Box: Keterangan :
1. Lubang pembuangan (Anus )
2. Lubang masuknya air (Madreporit)
3. Kelenjar aksial (Aksial gland)
4. Lentera aristoteles (Aristotle’s lenters)
5. Cincin saraf ( Nerve ring)
6. Faring ( Pharynx)Gambar 4.3.b Anatomi Bulu Babi (Suwignyo, 2005)


7.        Saluran cincin (Ring canal)
8.        Kerongkongan (Esophagus)
9.        Usus (Gut)
10.    Saluran radial (Radial canal)
11.    Kelenjar reproduksi (Gonad)

 
 







B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.    Bintang laut (Asterias vulgaris)
Bintang laut (Asterias vulgaris) secara morfologi umumnya berbentuk simetris radial (cakram) dan mempunya 4-5 lengan (Branchium). Kulit atas bintang laut (Asterias vulgaris) umumnya kasar, keras dan ada yang memiliki duri (spina) yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Mulut (Oral) bintang laut (Asterias vulgaris) terletak di tengah cakram pada sisi bawah tubuh yang berfungsi sebagai tempat masuk makanan. Di bawah lengan bintang laut (Asterias vulgaris) terdapat alur yang dalam mulai dari mulut hingga ujung lengan yang disebut ambulakral (Ambulakral canal). Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, di dalam ambulakral (ambulakral canal) bintang laut (Asterias vulgaris) terdapat kaki tabung (Tube feet) dengan ujung yang lengket berfungsi sebagai alat untuk bergerak.  Di sisi atas (daerah aboral) bintang laut terdapat saluran pembuangan (anus) yang berfungsi sebagai saluran tempat keluarnya sisa metabolisme.
Bintang laut (Asterias vulgaris) secara anatomi memiliki lambung (Ventriculus) yang berfungsi sebagai tempatt pencernaan makanan. Kelenjar pencernaan (Digestive gland) yang berfungsi menghasilkan enzim untuk pencernaan makanan. Saluran pembuangan (anus) yang berfungsi sebagai saluran pembuangan sisa metabolisme. Bintang laut (Asterias vulgaris) memiliki kelenjar reproduksi (Gonad) yang berfungsi menghasilkan hormon-hormon reproduksi pada bintang laut (Asterias vulgaris). Memiliki saraf radial (Radial nerve) yang berfungsi untuk mengatur dan memelihara sistem tubuh. Pada keping utama (Central disk) terdapat sistem saluran air (Ambulakral canal) yang terdiri atas saluran cincin (Ring canal) pusat dan saluran radial (Radial canal) yang memperpanjang sepanjang masing-masing lengan. Air bersirkulasi melalui struktur dan memfasilitasi pertukaran gas serta nutrisi, predasi, dan gerak. Sistem vaskular air (Ambulakral canal)  juga memproyeksikan dari lubang di kerangka dalam bentuk kaki tabung (tube feet). Kaki tabung (tube feet) ini dapat mengembang atau mengerut berdasarkan volume air (tekanan hidrostatik). Madreporite adalah, pembukaan berkapur berwarna terang yang digunakan untuk menyaring air ke dalam sistem vaskular air bintang laut (Asterias vulgaris). Bertindak sebagai katup tekanan-pemerataan, strukturnya kecil merah atau kuning seperti tombol pada permukaan aboral dari piringan pusat. Air masuk ke madreporite di sisi aboral dari bintang laut (Asterias vulgaris) tersebut. kemudian, air masuk ke dalam saluran batu (Stone canal), lalu bergerak ke dalam saluran cincin (Ring canal).  Saluran cincin (Ring canal) menghubungkan saluran radial (Radial canal) dan saluran-saluran radial yang lain, yang berfungsi memindahkan air ke gelembung otot (ampulla), yang terdapat di kaki tabung (tube feet). Dengan memindahkan air melalui sistem vaskular air yang unik, bintang laut (Asterias vulgaris).
Sistem reproduksi bintang laut (Asterias vulgaris) terdiri atas organ reproduksi yang terpisah antara jantan dan betina. Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang yang berada dibagian dasar permukaan lengan. Pada hewan betina alat reproduksinya dapat melepaskan 2,5 juta telur tiap dua jam. Telur tertuangkan dan mengalir terus menerus dari beberapa gonopora ke dalam air dan langsung disebar oleh arus air. Dalam 10 menit hewan jantan mulai membuahi sel telur. Proses ini bisa menyebabkan air di sekitarnya berwarna putih seperti susu. Hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut
Sistem pencernaan bintang laut (Asterias vulgaris) terdiri dari mulut (oral) yang terletak di pusat tubuh, kerongkongan (esofagus), lambung (ventriculus) yang berbentuk kantong dan berhubungan dengan pangkal pyloric caecum pada masing-masing tangan (Branchium), dan usus (intestine), alat-alat pencernaan makanan ini terdapat dalam bola cakram,. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulutnya.
Sistem respirasi bintang laut (Asterias vulgaris) yaitu bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea (papulae) yaitu penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis. Pada bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Sistem ekskresi bintang laut (Asterias vulgaris) dilakukan oleh sel-sel amebosit yang terdapat dalam cairan selom. Zat sisa dibawa keluar melalui dinding derma brankhialis. Pada usus (intestine) terdapat dua percabangan yang berwarna cokelat yang mensekresikan cairan berwarna cokelat.
Peranan bintang laut (Asterias vulgaris) dalam ekosistem yaitu menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru, sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan.
Bintang laut (Asterias vulgaris) termasuk famili Asteridae karena memiliki duri di permukaan kulitnya. Termasuk genus Asterias karena berbentuk bintang berlengan pendek. Termasuk spesies Asterias vulgaris karena memiliki lengan yang tidak terlalu panjang (Branchium). Adapun klasifikasi dari bintang laut (Asterias vulgaris) yaitu sebagai berikut:            
Kingdom    : Animalia
Filum         : Echinodermata
Classis        : Asteroidea
Ordo           : Farcipulatida
Familia       : Asteridae
Genus         : Asterias
Spesies       : Asterias vulgaris (Jasin, 1992).


2.      Bintang ular (Ophioutrix tragilis)
Morfologi bintang ular (Ophioutrix tragilis) adalah tubuh seperti cakram kecil, di bagian lateral terdapat duri (spina) yang berfungsi untuk pertahanan diri, sedangkan pada bagian dorsal dan ventral duri tidak ada. Memiliki 5 buah lengan (Branchium) bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Pada masing-masing ruas terdapat 2 garis tempat melekatnya osikula  Pada bagian dalam dari ruas-ruas lengan sebagian besar terisi osikula. Kaki tabung (tube feet) tanpa pengisap, dan tidak berfungsi sebagai alat gerak akan tetapi bertindak sebagai alat sensoris dan membantu sistem respirasi. Mulut (oral) terletak di pusat tubuh dan dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. Memiliki saluran ambulakral (ambulakral canal) yang berfungsi sebagai saluran air pada bintang ular (Ophioutrix tragilis).
Bintang ular (Ophioutrix tragilis) secara anatomi pada keping utama (Central disk) terdapat sistem saluran air (Ambulakral canal) yang terdiri atas saluran cincin (Ring canal) pusat dan saluran radial (Radial canal) yang memperpanjang sepanjang masing-masing lengan. Air bersirkulasi melalui struktur dan memfasilitasi pertukaran gas serta nutrisi, predasi, dan gerak. Sistem vaskular air (Ambulakral canal)  juga memproyeksikan dari lubang di kerangka dalam bentuk kaki tabung (tube feet). Kaki tabung (tube feet) ini dapat mengembang atau mengerut berdasarkan volume air (tekanan hidrostatik). Madreporite adalah, pembukaan berkapur berwarna terang yang digunakan untuk menyaring air ke dalam sistem vaskular air bintang laut (Asterias vulgaris). Bertindak sebagai katup tekanan-pemerataan, strukturnya kecil merah atau kuning seperti tombol pada permukaan aboral dari piringan pusat. Air masuk ke madreporite di sisi aboral dari bintang laut (Asterias vulgaris) tersebut. kemudian, air masuk ke dalam saluran batu (Stone canal), lalu bergerak ke dalam saluran cincin (Ring canal).  Saluran cincin (Ring canal) menghubungkan saluran radial (Radial canal) dan saluran-saluran radial yang lain, yang berfungsi memindahkan air ke gelembung otot (ampulla), yang terdapat di kaki tabung (tube feet). Dengan memindahkan air melalui sistem vaskular air yang unik, bintang laut (Asterias vulgaris).
Sistem reproduksi bintang ular (Ophioutrix tragilis) yaitu jenis kelamin terpisah, fertilisasi eksternal. Hasil pembuahan akan menghasilkan larva mikroskopis yang disebut pluteus (memiliki lengan bersilia), kemudian akan mengalami metamorfosis menjadi suatu bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular laut.
 Sistem pencernaan bintang ular (Ophioutrix tragilis)  adalah alat-alat pencernaan makanan yang terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulut.
Sistem respirasi bintang ular (Ophioutrix tragilis) terdiri dari lima pasang kantung bursae. Kantung tersebut selain berfungsi sebagai organ respirasi juga berfungsi untuk menerima saluran gonad.
Habitat bintang ular (Ophioutrix tragilis) adalah hidup di laut dangkal-dalam, bersembunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut, menguburkan diri dalam lumpur atau pasir, aktif pada malam hari.
Peranan bintang laut (Ophioutrix tragilis) sebagai pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut/pantai.
Bintang laut (Ophioutrix tragilis) termasuk famili      Ophiuridae karena bergerak dengan menggunakan lengan panjang yang fleksibel. Termasuk dalam genus  Ophiolepsis karena memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bintang laut (Asterias vulgaris). Termasuk spesies (Ophioutrix tragilis) karena memiliki tubuh berbelang-belang dengan warna beragam. Adapun klasifikasi dari bintang ular (Ophioutrix tragilis) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum              : Echinodermata
Classis             : Ophiuroidea
Ordo                : Valvatida
Familia            : Ophiuridae
Genus              : Ophiolepsis
Spesies           : Ophioutrix tragilis (Jasin, 1989).
3.      Bulu Babi (Diadema setosum)
Morfoloi bulu babi (Diadema setosum) yaitu tubuh umumnya berbentuk agak bulat dengan seluruh tubuh berwana hitam dan dipenuhi duri (spina) yang panjang. Duri (spina) terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerakkan. Duri (spina) dan kaki tabung (tube feet) digunakan untuk bergerak merayap didasar  laut. Selain itu kaki tabung (tube feet) juga digunakan sebagai alat peraba. Mulut terletak di bawah seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur. Memiliki rangka tubuh (skeleton) sebagai pembentuk tubuh. Mulut (oral) terletak di bawah menghadap ke dasar laut sedangkan anusnya menghadap ke dasar laut sedangkan anusnya menghadap ke atas di puncak bulatan cangkang. Memiliki gonophore sebagai tempat keluarnya telur pada betina.
Anatomi bulu babi (Diadema setosum) terdiri atas lentera aristoteles yakni tersusun dari lima buah gigi yang disatukan oleh suatu substansi berkapur dan dikelilingi oleh otot pengulur dan penarik. Otot-otot ini berperan mengatur pergerakan gigi. Lentera aristoteles berfungsi seperti mulut dan gigi yang bertugas mengambil, memotong dan menghaluskan makanan. Kerongkongan (Esophagus), usus halus, usus besar dan lubang pembuangan (anus) tersusun melingkari lentera aristoteles membentuk suatu sistem pencernaan. Memiliki kelenjar reproduksi (gonad) sebagai alat penghasil hormon-hormon reproduksi, cincin saraf (Nerve ring) berfungsi untuk mengatur dan memelihara sistem tubuh. Faring sebagai alat pernapasan, dan kelenjar aksial (Aksial gland) berfungsi sebagai pengatur postur tubuh. Memiliki saluran cincin (Ring canal) yang menghubungkan saluran radial (Radial canal) dan saluran-saluran radial yang lain, yang berfungsi memindahkan air ke gelembung otot (ampulla).
Sistem reproduksi bulu babi (Diadema setosum) yakni memiliki empat sampai lima gonad yang melekat disisi atas rongga tubuh. Sperma dan telur di lepas langsung ke perairan yang selanjutnya terjadi pembuahan diluar tumbuh dengan bertemunya sel telur (Ovum) dan sel kelamin jantan (Sperma) Dari gonad terdapat saluran ke lubang genital. Sesudah terjadi fertilisasi di air, maka hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi larva.
Sistem pencernaan bulu babi (Diadema setosum) berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak di daerah oral, kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran pencernaan yang dikelilingi oleh lima rangka samping yang ada dalam cangkang (terkenal sebagai lentera aristoteles) adalah lambung yang di perluas oleh kantong-kantong dan berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh diantara lempeng kapur yang mengandung dua, empat, sampai lima lubang genital.
Sistem respirasi bulu babi (Diadema setosum) dilakukan oleh 10 insang yang menjorok ke membran peritonium pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Sistem ekskresi bulu babi (Diadema setosum) yakni saluran pembuangan (anus) yang terletak di permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh di antara lempeng kapur yang mengandung dua, empat, sampai lima lubang genital.
Habitat bulu babi (Diadema setosum) yaitu hidup pada kedalaman 10 meter yang memiliki terumbuh karang dan padang lamun. Hewan ini berada di padang lamun untuk mencari makan dan di terumbu karang untuk berlindung dari terjangan ombak.
Peranan bulu babi (Diadema setosum) yakni penting terhadap perputaran bahan organik di dasar laut dan juga sangat berjasa dalam menjaga kebersihan dasar laut dan perairan pantai.
Bulu babi (Diadema setosum) termasuk famili Arbacioadeae karena memiliki lentera aristoteles sebagai organ pencernaan. Termasuk genus Diadema karena tidak memiliki lengan, akan tetapi mereka memiliki lima baris kaki tabung. Termasuk spesies Diadema setosum  karena mulutnya dilingkari oleh struktur kompleks mirip rahang. Adapun klasifikasi dari Bulu babi (Diadema setosum) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum              : Echinodermata
Classis             : Echinoidea
Ordo                : Arbacioida
Familia            : Arbacioadeae
Genus              : Diadema
Spessies           : Diadema setosum (Jasin, 1989).






 


 







BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah organisme yang termasuk dalam filum Echinodermata adalah bintang laut (Asterias vulgaris ) bintang ular (Ophiotrix sp.) dan bulu babi (Diadema setosum). Dari segi morfologi bintang laut (Asterias vulgaris ) terdiri atas keping (cakram), saluran pembuangan (anus), mulut (oral), duri (spine), keping anal (periproct), dan lengan (Branchium). Secara anatomi bulu babi (Diadema setosum) terdiri atas saluran radial (radial canal), saluran transversal (transversal canal), saluran batu (stone canal), lubang masuk air (madreporit), dan kaki tabung (tube feet) termasuk dalam kelas Asteroidea. Bintang ular (Ophiotrix sp.) secara morfologi tersusun atas keping anal (periproct), saluran pembuangan (anus), duri (spine), dan tentakel (tentacle), secara anatomi tersusun atas saluran radial (radial canal), saluran transversal (transversal canal), saluran batu (stone canal), lubang masuk air (madreporit), dan kaki tabung (tube feet) termasuk dalam kelas Ophiuroidea. Bulu babi (Diadema setosum) secara morfologi tersusun atas lubang pembuangan (anus), gonopori (gonophor), kemaluan (genital plate), rangka (skeleton) duri (spin), dan mulut (oral), secara anatomi tersusun atas lubang masuk air (madreporit), saluran radial (Radial canal), saluran cincin (Ring canal,) faring, kerongkongan, usus, sinsin saraf, kelenjar aksial, anus dan kelenjar reproduksi. Termasuk dalam kelas Achinoidea.

B.     Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.

KEPUSTAKAAN

Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Stohr S. “The Global of Brittle Stars (Echinodermata: Ophiuroidea)”. International Journal on Soft Computing.  Vol 7 No 3 (2012): 1-14.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.









 

0 komentar:

Posting Komentar