Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Protozoa)

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 1 (Protozoa)
 
 

Protozoa | What is microbiology? | Microbiology Society


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Zoologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus membahas tentang hewan dan terkadang disebut Biologi Hewan, sedang Biologi yang membahas tentang tumbuhan disebut botani dan kadang-kadang disebut Biologi tumbuhan. Selain itu biologi merupakan salah satu ekspresi sains, maka dalam pengembangan zoologi atau pemecah masalah zoologi menggunakan metode ilmiah. 
Dalam membahas metode ilmiah, maka tidak dapat terlepas dari filsafat sains. Filum protozoa adalah kingdom yang meliputi organisme yang sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki satu atau lebih inti sel atau nukleus sesunggunya serta bagian sel lainya. Inti sel sesunggunya adalah inti sel yang telah dilingdungi oleh selaput inti atau karioteka. Tubuh protozoa tersusun atas satu sel hingga banyak sel yang organismenya masih sederhana (Jasin, 1992).
Allah swt berfirman dalam surah Al Furqan/25: 2 yang berbunyi
Terjemahnya:
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Kementerian Agama RI, 2009).
Dalam surah ini Allah menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran tertentu, bentuk, rupa, cara, dan substansi tertentu. Semua makhluk telah diciptakan Allah dengan kadarnya dalam hal-hal tersebut. Mereka tidak dapat melapaui batas ketetapan itu. Seperti pada protozoa yang diciptakannya dengan ukuran yang kecil sehingga fungsinya akan bekerja dengan maksimal. Maha suci Allah dengan segala kesempurnaannya (Shihab, 2002)
Sejak penemuannya oleh Anthony Van Leeuwenhoek dalam abad ke delapan belas, sekitar 65000 spesies protozoa telah diuraikan. Mereka praktis terdapat di dalam semua habitat di mana ada kehidupan dan mereka adalah di antara mata-rantai-mata-rantai pertama dari rantai makanan di mana tergantung semua kehidupan yang lebih tinggi. Jika mengambang di dalam plankton dari lautan tropika, mereka menyebabkan cahaya terang pada gelombang dan baling-baling kapal. Mereka terdapat berlimpah-limpah di dalam kolam-kolam dan sungai-sungai kecil dan di dalam tanah. Peranan mereka dalam pemurnian sampah baru mulai dipahami. Kerangka-kerangkanya menutupi dasar lautan dan membentuk kapur yang kita pakai dalam ruang kelas (Levine, 1995).
Atas dasar teori di atas, maka dilakukanlah penelitian tentang adanya organisme yang tergolong protozoa pada berbagai sumber air genangan.

B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.    Mengamati organisme yang tergolong protozoa pada berbagai sumber air genangan.
2.    Menggambar bagian-bagiannya serta menuliskan susunan klasifikasinya.





BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan
Protozoa adalah  organisme seluler yang bersifat eukariotik dan heterotrof serta dapat bergerak (motil).  Protozoa dapat bergerak dengan menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk). Allah swt. berfirman dalam surah An Nur/24: 45 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Kementerian Agama RI, 2009).
Ayat di atas menegaskan bahwa : Dan, di samping bukti-bukti kekuasaan dan limpahan anugerah-Nya,  Allah juga telah menciptaan semua jenis hewan dari air yang memancar sebagaimana Dia menciptakan tumbuhan dari air tercurah. Lalu Allah menjadikan hewan-hewan itu beraneka ragam jenis, potensi dan fungsinya, termasuk bakteri. Betapa penciptaan binatang menunjukkan kekuasaan Allah sekaligus kehendak-Nya yang mutlak. Dari satu sisi, bahan penciptaannya sama yaitu air, tetapi air dijadikannya berbeda-beda, lalu dengan perbedaan itu Dia menciptakan makluk yang memiliki potensi dan fungsi berbeda-beda pula yang sungguh berbeda dengan substansi serta kadar air yang merupakan bahan kejadiannya (Shihab, 2002).
Ayat di atas menjelaskan aneka macam cara berjalan. Tentulah untuk berjalan diperlukan kaki. Sungguh menakjubkan sesuatu yang dapat berjalan dengan empat kaki, tetapi lebih menakjubkan lagi jika dia berjalan hanya dengan dua kaki, dan lebih menakjubkan dari ini adalah yang berjalan tanpa kaki. Ayat di atas Allah mengarahkan perhatian manusia supaya memperhatikan hewan-hewan termasuk Protozoa yang bermacam-macam jenis dan bentuknya. Allah swt. menerangkan bahwa Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya bukan saja hewan-hewan yang berkaki banyak tetapi mencakup semua hewan dengan berbagai macam bentuk termasuk Protozoa.

B.       Tinjauan Umum tentang Protozoa
Filum Protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Nama Protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto=awal, zoon=hewan). Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan protista dalam klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup (Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia). Kadang-kadang antara algae dan Protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan Protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan Protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Protozoa tidak berwana karena tidak mempunyai kromatofor, namun kromatofor sendiri dapat dibuat secara eksperimental (Levine, 1995).

Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat tropis. Tubuh Protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran berkisar 10-50 mikron, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia. Protozoa bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. (Hala, 2007).
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasit, hidup pada organisme inang. Inang Protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia (Finlay, 1997).
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua Protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis Protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula Protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa Protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeabel, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis Protozoa memiliki rangka luar (cangkok dari zat kersik dan kapur). Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nukleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakuola. Nutrisi Protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organik dengan bantuan klorofil dan cahaya matahari. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila Protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin Protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya (Levine, 1995).
Ciri-ciri Protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagel, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis Protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis Protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Di dalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula (George, 2006).
Tiap-tiap spesies mempunyai peranan dalam struktur tropik  (makanan), atau siklus energi. Beberapa Protozoa yang berflagela yang mengandung klorofil dapat memfiksasi dan menyimpan energi dari matahari dalam bentuk bahan makanan. Tetapi sebagian besar Protozoa adalah sebagai konsumen bahan maknan dari makhluk hidup lain, baik sebagai konsumen primer maupun konsumen sekunder pada hewan herbivora atau karnivora. Protozoa yang hidup dalam air sebagian akan membentuk plankton (fitoplankton) misalnya phytomastigogophorea. Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies yang lebih kecil, misalnya stentor coerelus berwarna biru, dan blepharusma lateritia berwarna merah, merah mudah. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut ektoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula disebut endoplasma (Jasin,  1992).











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Oktober 2016 pada pukul 08.00-09.40 WITA di laboratorium Zoologi lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

B.       Intrumen Praktikum
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu, pipet tetes, kaca preparat, deck glass, mikroskop, alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu, sampel air dasar kolam, air genangan, air rendaman jerami, dan lendir tembok.

C.      Prosedur Kerja
Adapaun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu dimulai dari bahan uji diteteskan secukupnya ke atas kaca preparat dengan menggunakan pipet tetes, kemudian tutupi dengan deck glass, lalu amati di bawah mikroskop dari perbesaran terkecil hinga terbesar. Struktur morfologi ataupun anatomi dari organisme yang ditemukan diamati dan dicatat jenis atau arah pergerakannya.




BAB IV
PEMBAHASAN

A.                Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini sebagai berikut
1.      Sampel Air Rendaman Jerami
Bodo sp.
Keterangan:
1.      Mastigopora (Flagel)
2.      Nukleus
3.      Vakuola kontraktil
4.      Kloroplas


 
Perbesaran 40 x 0.65
4
 
3
 
2
 
1
 








Gambar 4.1 Bodo sp. (Levina, 1995)
2.      Sampel Air Genangan
Chlamydomonas sp.
Perbesaran 40 x 0.65
6
 
5
 
4
 
3
 
Keterangan:
1.    Flagela
2.    Dinding sel
3.    Kloroplas
4.    Vakuola kontraktil
5.    Pirenoid
6.    Bintik mata (Stigma)
 
2
 
1
 
Gambar 4.2 Chlamydomonas sp. ( Levina, 1995)
B.       Pembahasan
1.    Pengamatan Air rendaman Jerami (Bodo sp.)
Bodo sp. secara morfologi memiliki tubuh menyerupai gelondong lonjong dan pada ujung bawahnya membulat atau oval. Bodo sp. mempunyai satu atau lebih flagella (bulu cambuk) sebagai alat geraknya. Bentuk tubuhnya lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh peliccle yakni berupa selaput yang fleksibel.
Pada struktur antomi Bodo sp. terdapat nukleus (inti sel) yang berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh kegiatan aktifitasnya. Juga terdapat vakuola kontraktil yang berfungsi menampung zat sisa metabolisme yang tidak berguna dibuang melalui permukaan membran tubuh. Kloroplas sebagai tempat fotosintetis ketika sinar matahari mencukupi.
Bodo sp. berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya inti sel menjadi dua. Kemudian flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel Bodo sp. yang baru dari perkembangbiakan vegetatif.
Pada sistem pencernaan sebagian besar hewan ini mendapatkan makanannya dari hasil fotosintesis berarti mendapatkan makanannya dengan cara holofitik tetapi bisa juga secara saprosoi, berarti menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhya dan makanan ini berupa partikel-partikel hancuran mahluk hidup yang telah mati sebagai sumber makanan. Dinding sel Protozoa terdiri dari suatu membran tipis, yang kemudian mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan kemudian menelannya ke dalam sitoplasma cara ini disebut dengan fagositosis.
Respirasi dengan permukaan tubuh dengan cara difusi. Difusi merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan gerakan molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Habitat Bodo sp. yaitu pada air tawar dan pada parit saluran air atau air jerami.
Peranan Bodo sp. yaitu hanya sebagai fitoplankton dan kemudian dimakan zooplankton. Fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa di laut tetapi hanya diwakili oleh beberapa filum saja.
Bodo sp. termasuk famili Bodonida karena Bodo sp. memiliki tubuh yang menyerupai gelondong lonjong dan pada ujung bawahnya membulat atau oval. Termasuk dalam genus Bodo karena umumnya hidup di lingkungan perairan yang mengandung banyak senyawa organik. Merupakan spesies Bodo sp. karena memiliki flagella aquatik yang panjang untuk membantunya meluncur (bergerak).  Adapun klasifikasi dari Bodo sp. yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum       : Protozoa
Classis      : Flagellata
Ordo        : Kinetoplastida
Familia     : Bodonida
Genus      : Bodo
Spesies     : Bodo sp. (Jasin, 1992).
2.    Pengamatan Air genangan (Chlamydomonas sp.)
Morfologi Chlamydomonas sp. terdiri atas dinding sel berbahan selulosa yang berfungsi melindungi organel-organel sel yang ada didalamnya dan flagela yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Chlamydomonas sp. adalah Protozoa bersel tunggal mikroskopik yang berbentuk bulat telur atau kadang-kadang berbentuk buah per (pear) dan dibungkus dengan selulosa tipis.
Anatomi Chlamydomonas sp. terdiri atas bintik mata yang mengandung pigmen berwarna kemerahan terletak di pangkal flagela yang biasa disebut dengan stigma yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang, kloroplas yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Chlamydomonas sp. juga memiliki vakuola kontraktil dan pirenoid. Kelebihan fotosintesis pada Chlamydomonas sp. akan disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid. Vakuola kontraktil pada Chlamydomonas sp. berfungsi mengeluarkan kelebihan air guna dan menjaga kestabilan osmotis sel.
Pada sistem pencernaan sebagian besar Chlamydomonas sp. ini mendapatkan makanannya dari hasil fotosintesis berarti mendapatkan makanannya dengan cara holofitik.
Respirasi dengan permukaan tubuh dengan cara difusi. Difusi merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan gerakan molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Reproduksi Chlamydomonas sp. secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk zoospora melalui pembelahan inti secara mitosis, sedangkan reproduksi seksualnya dimulai dengan membelahnya sel dan kemudian menghasilkan gamet jantan atau gamet betina. Kedua jenis gamet tersebut akan dihasilkan dengan bentuk yang dan ukuran yang sama dan akan membentuk zigot yang dinding selnya tebal atau zigospora. Setelah terbentuk zigospora, dinding tebal zigospora akan pecah dan keluar zoospora. Kemudian akan melakukan pembelahan meiosis untuk membentuk sel anak. Chlamydomonas sp. merupakan sel haploid berflagela. Selama reproduksi seksual, sel tersebut akan melakukan tiga kali pembelahan mitosis dan membentuk 2-8 sel haploid berflagela.
Chlamydomonas sp. hidup di air tawar seperti air kolam atau air genangan. Dalam kondisi baik individu Chlamydomonas sp. akan terus tumbuh dan kemudian, pada ukuran tertentu, berkembang biak dengan pembelahan sel.
Chlamydomonas sp. berperan sebagai produsen fitoplankton yang berfungsi sebagai bahan makanan dan pada proses fotosintesisnya berfungsi untuk oksigen bagi kehidupan didalam air.
Chlamydomonas sp. termasuk familia Chlamydomonadaceae karena bentuk tubuhnya bulat dan berdinding tebal. Termasuk genus Chlamydomonas karena hidup secara berkoloni, yang terdiri dari ribuan sel dan masing-masing sel memiliki dua flagella. Termasuk dalam spesies Chlamydomonas sp. karena memiliki satu plastida dengan bentuk melengkung seperti cangkir. Adapun klasifikasi dari Chlamydomonas sp. yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum       : Protozoa
Classis      : Flagellata
Ordo        : Volvocales
Familia     : Chlamydomonadaceae
Genus      : Chlamydomonas
Spesies     : Chlamydomonas sp. (Jasin, 1992).
















BAB V
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum adalah
1.      Pada sampel air rendaman jerami, setelah dilakukan penelitian, terbukti adanya protozoa dengan spesies Bodo sp, yang hidup dengan bebas di sumber air itu. Sedangkan pada sampel air genangan, menunjukkan adanya spesies Chlamydomonas sp.
2.      Struktur tubuh Bodo sp. tersusun atas flagela, nukleus, vakuola kontraktil dan kloroplas. Bodo sp. tergolong dalam kelas Flagellata. Adapun struktur tubuh Chlamydomonas sp. tersusun atas flagela, dinding sel, kloroplas, vakuola kontraktil, pirenoid dan bintik mata (stigma), Chlamydomonas sp. tergolong dalam kelas Flagellata.
B.       Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu dalam melakukan pengamatan seharusnya dilakukan dengan sabar dan teliti ketika mengamati suatu objek, agar menperoleh hasil yang jelas dan baik dengan melakukan pengamatan sesuai cara kerja di penuntun yang ada serta mintalah bantuan kepada dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyepurnakan hasilnya







KEPUSTAKAAN

Finlay, B.J. “The Global Diversity Of Protozoa And Other Small Species”. International Journal on Soft Computing  3 No 1 (1997): 1-12.
George, H.F.  Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2006.
Hala, Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin, M. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya, 1992
Levine, N.D. Protozoologi Vertebrata. Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M.Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002





0 komentar:

Posting Komentar