LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 6 (Mollusca)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus
yang berarti lunak. Jenis Mollusca
yang umum dikenal ialah siput, kerang dan cumi-cumi. Anggota dari filum ini
mempunyai bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam, mulai dari bentuk silindris
seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang besar. Allah swt.
berfirman dalam Q.S. An-Nahl /16: 14 yang berbunyi :
Terjemahnya:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat
bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur (Kementrian Agama RI, 2009).
Ayat ini menyatakan bahwa Dan Dia, yakni Allah swt. yang menundukan
lautan dan sungai serta menjadikannya arena hidup binatang dan tempatnya tumbuh
berkembang serta pembentukan aneka perhiasan. Itu dijadikan demikian agar kamu
dapat menangkap hidup-hidup atau yang mengapung dari ikan-ikan dan sebangsanya
yang berdiam di sana shingga kamu dapat memakan darinya daging yang segar,
yakni binatang-binatang laut itu, dan kamu dapat mengeluarkan, yakni
mengupaakan dengan cara bersungguh-sungguh untuk mendapatkan darinya, yakni
dari laut dan sungai itu perhiasan yang kamu pakai, seperti permata, mutiara,
merjan dan semacamnya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya
yang mencakup segala aspek baik di darat maupun di laut dan dalam penciptaan
segala jenis makhluk hidup yang ada di lautan, yang beberapa diantaranya dapat
dimanfaatkan manusia sebagai daging untuk dikonsumsi dan sebagai perhiasan
untuk dipakai, semua itu agar kita dapat mencari keuntungan dari karunia-Nya
dan supaya kita bersyukur. Beberapa jenis hewan yang dagingnya dapat dikonsumsi
termasuk dalam filum Mollusca yang
berada di bawah dasar laut, Allah menghalalkan untuk mengkonsumsinya seperti
cumi-cumi, kerang dan lain-lain. Spesies tersebut mempunyai protein tinggi yang
baik untuk metabolisme tubuh. Sungguh luar biasa segala apa yang telah
diciptakan Allah swt. sehingga sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat itu.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa secara umum spesies dari
Mollusca umumnya hidup di perairan
dan beberapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini
untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Mollusca.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur
morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Ayat yang Relevan
Anggota dari filum Mollusca
kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa di air payau, air tawar dan
darat. Banyak hewan Mollusca yang dagingnya dapat dimakan,
sehingga dapat difungsikan sebagai sumber protein hewani. Kerang mutiara
menghasilkan butiran mutiara yang bernilai ekonomi tinggi. Allah swt. berfirman dalam Q.S. Al-Maidah/5: 96
yang berbunyi:
Terjemahnya:
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang
buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah
kamu akan dikumpulkan” (Kementerian Agama RI, 2009).
Melalui ayat diatas Allah
swt., menjelaskan bahwa dihalalkan bagi kamu berburu binatang buruan laut juga
sungai dan danau atau tambak, dan makanannya yang berasal dari laut seperti
ikan, udang, atau apa pun yang hidup di sana dan tidak dapat hidup di darat
walau telah mati dan mengapung, adalah makanan lezat bagi kamu, baik bagi yang
bertempat tinggal tetap di satu tempat tertentu, dan juga bagi orang-orang yang
dalam perjalanan (Shihab,
2002).
Berdasarkan ayat dan tafsir di atas dapat
diketahui bahwa Allah telah menciptakan beraneka macam hewan laut, yang
diantaranya adalah dari filum Mollusca,
yang dihalalkan untuk dimakan dagingnya. Banyak dari hewan Mollusca seperti cumi-cumi (Loligo
pealii) dan kerang (Anodonta woodiana)
dapat dikonsumsi dan mengandung protein hewani yang baik untuk metabolisme
tubuh.
B. Tinjauan Umum tentang Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus
yang berarti lunak. Anggota dari filum ini kebanyakan dijumpai di laut dangkal,
beberapa di air payau, air tawar dan darat. Tubuh Mollusca simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan
cangkang, dan mempunyai kaki ventral. Saluran pencernaan lengkap, dan di dalam
rongga mulut terdapat radula. Terdiri atas tulang muda yang disebut odontophore. Di atas odontophore terdapat pita radula yang
berisi beberapa baris gigi khitin kecil-kecil dengan ujung mengarah ke
belekang. Otot proktator mengatur penjuluran odontophore ke luar mulut dan gerakan gigi radula. Tergantung
jenisnya, radula Mollusca merupakan
organ untuk mengerok lumut (scrapping),
merumput (grazing), mengebor (boring) atau mengalami modifikasi untuk
menangkap mangsa pada jenis predator. Gigi radula di ujung anterior menjadi aus dan rusak oleh pemakaian terus-menerus, gigi
baru selalu tumbuh di ujung posterior
dalam kantung radula. Secara perlahan gigi radula bergerk ke anterior. Mulut
berhubungan dengan esofagus, perut dan usus yang melingkar. Anus terletak pada
tepi dorsal rongga mantel di bagian posterior. Sisa pencernaan berbentuk pelet
yang padat, sehingga rongga mantel dan insang tidak tercemar oleh buangan
tersebut (Suwignyo, 2005).
Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang,
yaitu Gastropoda, Pelecypoda, Cephalopoda, Amphineura
dan Scaphopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster
yang berarti perut, dan podos yang berarti kaki) adalah kelompok hewan
yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea
sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina
fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian
ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak
lambat menggunakan kakinya. Gastropoda
darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada
ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan
terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan
pembau. Gastropoda akuatik bernapas
dengan insang, sedangkan Gastropoda
darat bernapas menggunakan rongga mantel. Yang kedua yaitu Pelecypoda, hewan ini disebut sebagai bivalvia karena tubuhnya
dilindungi oleh cangkangnya yang setangkup, memiliki tubuh simetri bilateral.
Hewan golongan ini bernapas dengan insang yang berlapis-lapis yang
berbentuk seperti lembaran sehingga disebut juga sebagai Lamelibranchiata (lamela yang berarti lembaran,
branchia yang berarti insang) contoh spesies adalah Asaphis detlorata
(remis). Yang ketiga adalah Cephalopoda,
merupakan hewan yang menggunakan kepalanya sebagai alat gerak atau kakinya, (cephale berarti kepala dan podos berarti
kaki), tubuhnya bilateral
simetris sebuah kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat
penghisap dan sistem saraf yang berkembang baik terpusatkan dikepala. Contoh
spesies hewan ini adalah cumi-cumi (Loligo pealii). Yang keempat adalah Amphineura,
anggota-anggota kelas ini secara jelas adalah hewan-hewan bilateral
simentris kaki terletak ventral memanjang. Ruang mantel mengandung banyak
insang disebelah lateralnya, permukaan dorsal tertutup dengan spikula-spikula
berlendir atau yang lebih tipikal. Semua Amphineura
hidup di laut bersifat diesius atau hermaprodit, contoh spesiesnya adalah
Chiton (Cryptochiton sp.). Yang
terakhir adalah Scaphopoda
memiliki cangkang, berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Hidupnya di
laut dan terpendam di dalam pasir atau lumpur. Tubuh memanjang, dorsoventral. Kepala rudimeter, kaki
lancip, berlobus dan brrguna untuk menggali lumpur, contoh spesiesnya yaitu Dentalium
vulgare (Levine, 1995).
Mollusca memiliki jantung yang terdiri atas dua serambi (auricle) dan sebuah bilik, terdapat dalam rongga perikardium, dengan peredaran darah
terbuka. Alat pernapasan pada kebanyakan Mollusca
adalah sepasang insang atau lebih yang dinamakan ctenidia, beberapa mempunyai paru-pparu atau kedua-duanya. Alat
indera Mollusca terletak dalam rongga
mantel yang disebut osphradium, yang
berfungsi sebagai chemoreceptor dan
juga mendeteksi jumlah sedimen yang terbawa aliran air masuk. Selain itu alat
indera Mollusca adalah mata dan statocyt. Sistem saraf terdiri atas
cincin saraf melingkari esofagus
dengan beberapa pasang ganglion dan dua pasang benang saraf, yang sepasang
berhubungan dengan kaki dan sepasang lagi berhubungan dengan mantel serta
organ-organ dalam (Hala, 2007).
Banyak hewan Mollusca
yang dagingnya dapat dimakan, sehingga dapat difungsikan sebagai sumber protein
hewani. Kerang mutiara menghasilkan butiran mutiara yang bernilai ekonomi
tinggi. Beberapa cinderamata dapat dibuat dari cangkang hewan Mollusca. Selain menguntungkan beberapa Mollusca seperti siput dan keong sangat
merugikan petani karena sering menimbulkan kerusakan pada tanaman budidaya.
Siput lymmaea sp berperan sebagai inang perantara bagi cacing parasit
(Georgiev, 2009).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan
yaitu pada hari Jumat, 18 November 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu Cumi-cumi (Loligo pealii), Bekicot (Achatina fulica), Kerang (Anodonta woodiana)
dan kertas
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk
pengamatan morfologi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset.
Diletakkan diatas papan seksi yang telah disediakan. Diamati struktur
morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar dari masing-masing spesies
yang diamati. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan dengan
menggunakan pinset, diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, bedah
perlahan-lahan bahan, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat
bagian-bagiannya dan ambil gambar dari masing-masing spesies.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Cumi-cumi (Loligo pealii)
a.
Morfologi
1)
|
|
|
Gambar 4.1.a1 Morfologi Dorsal Cumi-cumi (Suwignyo, 2005)
2)
|
|
|
Gambar 4.1.a2 Mofologi Ventral Cumi-cumi (Suwignyo, 2005)
b.
|
|
|
|
|
|
2. Bekicot (Achatina fulica)
a.
|
|
|
|
|
|||
|
b.
Anatomi
|
|
|
3.
Kerang (Anodonta woodiana)
a.
|
|
|
Gambar 4.3.a Morfologi Kerang (Suwignyo,
2005)
b.
|
|
|
Gambar 4.2.b Anatomi Kerang (Suwignyo,
2005)
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.
Cumi-cumi (Loligo pealii)
Cumi-cumi (Loligo
pealii) secara morfologi memiliki bentuk tubuh memanjang menurut sumbu
dorsoventral, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Tubuhnya terdiri atas kepala yang memiliki dua mata (stigma) yang besar dan tidak berkelopak
dengan perkembangan yang baik karena dapat berfungsi untuk melihat, leher
pendek, mulut di tengah-tengah dan badan berbentuk tabung yang mempunyai sirip lateral
(Dorsal fin) di setiap sisinya. Pada
kepala terdapat 8 lengan (Branchium)
dan 2 tentakel panjang yang ujungnya terdapat alat penghisap (Sucker). Di posterior kepala terdapat corong
(Siphon) berotot yang berfungsi
sebagai kemudi. Pada anterior badan terdapat endoskeleton yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut berupa cangkang yang terletak di dalam rongga,
disebut dengan mantel (Pallium)
berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin yang berfungsi
untuk melindungi organ lainnya
Cumi-cumi (Loligo
pealii) secara anatomi terdiri atas di dalam tubuh bagian perut tepatnya sebelah
sifon akan ditemukan kelenjar tinta yang tersimpan dalam kantung tinta (sepio melanin) yang membuka ke arah anus, kelenjar tinta ini
mensekresi cairan berwarna coklat tua atau hitam yang disebabkan oleh kandungan
melanin yang tinggi. Fungsinya untuk melindungi diri jika dalam keadaan bahaya,
dimana cumi-cumi (Loligo
pealii) menyemprotkan tintanya keluar sehingga air menjadi kruh. Pada saat itu
cumi-cumi (Loligo
pealii) dapat meloloskan diri dari lawan. Cumi-cumi (Loligo pealii)
memiliki organ-organ pencernaan yang terdiri dari mulut (oris), kerongkongan (esophagus),
lambung (ventricus), yang berfungsi
dalam pencernaan makanan. Memiliki
alat peredaran darah yang meliputi jantung dan pembuluh darah. Jatung terdiri
atas jantung sistemik yang berfungsi untuk menerima darah dari insang dan
memompa darah ke seluruh organ internal dan jaringan tubuh lainnya. Selain
jantung sistemik cumi-cumi (Loligo pealii)
juga memiliki jantung insang yang berfungsi menerima darah dari seluruh tubuh
dan memompanya ke insang melalui arteri branchial,
yaitu pembagian O2 dari air dan pelepasan CO2 dari
insang ke air, serta memiliki ovarium yang berfungsi dalam perkembangbiakan
secara generatif.
Sistem pencernaan cumi-cumi (Loligo
pealii) terdiri atas mulut (oris),
kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), usus (enteron), rectum dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi (Loligo pealii) dilengkapi kelenjar
pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga
terletak ujung anterior hati dan
mensekresi racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Kelenjar pencernaan
terdiri atas dua bagian yaitu hati yang terdapat di anterior dan pancreas
terletak di posterior. Lambung
bersifat muscular dan berfungsi
mencampurkan makanan dari hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Pencernaan
dimulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh
burung betet. Gerak kedua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Lambung
bersifat muskular yang berfungsi untuk mencampurkan makanan dari hasil sekresi
dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus atau ke
dalam sektum, organ pencernaan rectum
dan anus yang bermuara dalam rongga mantel.
Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan.
Sistem respirasi cumi-cumi (Loligo Pealii) yaitu dengan menggunakan insang yang terdapat
di rongga mantel. Cumi-cumi (Loligo Pealii) memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga yang berakibat
apabila cumi-cumi (Loligo Pealii) berada dalam tempat tertutup pada permukaan di mana terdapat air
panas, maka cumi-cumi (Loligo Pealii) akan mati karena lemas.
Sistem reproduksi cumi-cumi (Loligo Pealii) terjadi secara seksual dengan fertilisasi
eksternal terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum dan
kelenjar kuning telur. Sedangkan pada jantan terdiri atas testis, pori genital
dan penis. Cumi-cumi (Loligo Pealii) memiliki sistem reproduksi yang terpisah masing-masing dengan gonad
yang terletak dekat ujung rongga mantel. Cara berkembang biak cumi-cumi (Loligo Pealii) secara seksual diawali dengan jantan merayu
betina menggunakan warna kulit mereka dan jika diterima oleh betina kemudian
menggunakan lengan yang disebut hectocotylus untuk mentransfer paket
sperma disebut spermatophore ke betinanya. Betina memproduksi sekitar
200 telur dan menempelkan pada dasar laut dalam kelompok yang besar bergabung
dengan telur betina lainnya..
Sistem ekskresi pada cumi-cumi (Loligo Pealii) dilakukan dengan ginjal yang berupa nefridia berbentuk segitiga yang terletak di sebelah jantung branchialis, dan berwarna putih yang berfungsi
menapis cairan dari ruang perikardium dan membuangnya ke dalam rongga mantel
melalui lubang yang terletak di sisi usus. Sistem saraf cumi-cumi (Loligo pealii) terdiri atas tujuh buah
ganglion yang terletak di dalam kepala, dan saraf ganglion serebal, pedal,
visceral, suprabukal, infrabukal dan optik. Organ sensorik sangat berkembang
dan terdiri atas mata, dua statosis yang berfungsi sebagai organ keseimbangan.
Cumi-cumi (Loligo pealii) hidup di air laut. Memungkinkan
untuk hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi terkadang dia memasuki air
dangkal untuk menetaskan telurnya.
Cumi-cumi (Loligo
pealii) berperan sebagai kebutuhan ekonomi, yaitu digunakan sebagai makanan
dan umpan pada jaring ikan. Dalam ekosistem Cumi-cumi (Loligo pealii) menjadi makanan ikan kecil, Crustacea dan cumi-cumi yang lain dan dalam perlengkapan lingkaran
makanan ikan lain yang besar.
Cumi-cumi (Loligo
pealii) termasuk dalam filum Mollusca
karena merupakan hewan lunak dan multiseluler. Termasuk dalam kelas Cephalopoda karena bentuk hewan memiliki
kepala yang berkaki. Termasuk dalam ordo Teuthida
karena memiliki kantong tinta. Termasuk dalam famili Loliginidae karena termasuk dalam hewan yang memiliki lengan alat
penghisap shipon. Termasuk dalam genus Loligo
karena merupakan suku cumi-cumian. Adapun klasifikasi
dari cumi-cumi (Loligo pealii)
yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthida
Famili : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo pealii (Jasin, 1992).
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthida
Famili : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo pealii (Jasin, 1992).
2.
Bekicot (Achatina fulica)
Bekicot
(Achatina fulica) secara
morfologi tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat
dan di dalamnya mengandung lapisan mutiara. Cangkang bekicot (Achatina
fulica) terpilin Spiral (Body whorl)
dengan jumlah putaran sesuai dengan umurnya, bentuk cangkang Fusiform,
tidak memiliki tutup cangkang (Operculum),
warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaannya, memiliki panjang
13 cm dengan lebar 3,6 cm. Bagian tengah yang merupakan sumbu putaran cangkang
disebut Kollumella. Bekicot (Achatina
fulica) ini memiliki 4
tentakel, 2 di bagian atas dan 2 di bagian bawah. Di bagian tentakel atas
terdapat statocyt yaitu bintik mata
yang berfungsi sebagai alat sensor, sedangkan tentakel bagian bawah berfungsi
sebagai alat pembau. Pada saat tentakel ini disentuh, antena akan masuk ke
dalam dan menyusut. Khemoreseptor
merupakan sepasang tentakel
pendek, yang mengarah ke bawah yang berfungsi sebagai alat penerima sensor
kimiawi sekaligus sebagai alat peraba. Memiliki mulut (oris) yang tepinya bergigi halus (Radula) sebagai tempat masuknya makanan, memiliki kaki perut (Gastropoda), yang berbentuk lebar, pipih
dan berfungsi sebagai alat gerak, memiliki banyak kelenjar penghasil lendir (mucus), bagian Muskuler ini dapat di
konsumsi. Memiliki Anus (muara
saluran cerna) yang nampak jelas serta Porus
Genitalis (Muara organ genitalia)
yang terletak di bagian Photoreseptor
dan berfungsi untuk lewatnya penis pada saat Kopulasi .
Bekicot (Achatina fulica)
secara anatomi memiliki sistem percernaan lengkap, yaitu dari
rongga mulut (Cavum oris) yang
berfungsi sebagai organ pertama yang mencerna makanan masuk,
lambung (ventriculus) yang berbentuk
bulat dan berdekatan dengan saluran pencernaan, berfungsi untuk mencerna
makanan lebih lanjut, usus (intestine)
aluran keluar Ventrikulus yang
terletak di dasar pallium berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan sampai anus sebagai tempat pengeluaran sisa metabolisme. Sedangkan kelenjar pencernaan
terdiri atas kelenjar ludah, hati dan penkreas. Sistem peredaran darah pada bekicot
(Achatina
fulica) adalah sistem peredaran darah terbuka. Letak paru-paru (pulmo) dan jantung (cord) saling berdekatan. Jantung terdiri dari serambi dan bilik
(ventrikel) yang terdapat di dalam cavum pericardi berfungsi sebagai pemompa darah. Darah
pada bekicot (Achatina fulica) berwarna cokelat yang mengandung pigmen pernapasan yang berwarna biru
(haemocyanin), berfungsi umtuk mengikat oksigen, zat-zat makanan, dan
sisa metabolisme serta memiliki organ ekskresi berupa ginjal dan sistem saraf
berupa saraf ganglion dan serebral.
Sistem pencernaan pada bekicot
(Achatina fulica) meliputi
mulut dengan bibir lebar yang diikuti oleh fharing
yang berotot. Rahangnya bertanduk di bagian atas dan pada rongga mulut di
belakang rahang terdapat gigi parut yang berbentuk pita melebar dengan 120
baris gigi. Gigi tersebut tampak menonjol keluar saat bekicot (Achatina
fulica) hendak makan.
Gerakan gigi ini melintang sehingga menyebabkan gigi selalu siap untuk
mengunyah. Sistem pencernaan makanannya dimulai dari mulut (oris) dilengkapi dengan rahang dari zat
tanduk. Di dalam mulut (oris)
terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin, selanjutnya
terdapat kerongkongan (esophagus),
tembolok, usus (intestine), lambung (ventriculus) yang bulat, dan anus. Makanan masuk ke dalam mulut dan
di haluskan oleh lidah perut yang berasal dari zat tanduk yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan lalu diteruskan ke dalam kerongkongan (esophagus). Melalui kerongkongan (esophagus) makanan yang telah siap
dikunyah masuk ke tembolok untuk di simpan sementara. Selanjutnya makanan
melewati usus penghancur, menuju lambung (ventriculus),
kemudian menuju usus (intestine). Di
sini terjadi proses penyerapan sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna
melewati usus panjang dan yang terakhir ke anus
(disebut dengan kanan kepala). dari mulut (oris)
yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut (oris) terdapat lidah parut atau radula
dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Gastropoda
umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.
Sistem respirasi pada bekicot (Achatina
fulica) menggunakan Pallium (atap dinding rongga dalam
perut), yang berfungsi sebagai paru-paru (Polmonute), dimana pertukaran udara berlangsung pada
bagian vassa-vassa. Bekicot (Achatina
fulica) pada waktu dalam
bentuk larva bernapas dengan menggunakan insang, aliran air masuk ke dalam
insang dan terjadi pertukaran udara dalam lamela insang.
Sistem reproduksi pada
bekicot
(Achatina fulica) termasuk tipe hemafrodit yaitu organ reproduksi berumah satu yang
tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya karena tiap individu
memproduksi ovum dan sperma sekaligus. Sistem reproduksi pada bekicot (Achatina
fulica) meliputi Ovotestis yakni organ ovarium dan testis dalam satu tempat yang berwarna
putih kekuningan, terdiri dari beberapa lobus, melekat di permukaan hepatopancreas, merupakan organ penghasil
sel telur dan sperma sekaligus. Ductus
hermaphroditicus yang merupakan saluran keluar sel telur dan sperma
secara bersama dari Ovotestis, berkelok-kelok
spiral, warna kekuningan, sel telur dan sperma sekaligus. Saluran telur (Oviduct), yakni saluran yang menanmpung
hanya sel telur saja, berbentuk lurus dan transparan, bermuara pada atrium genitale, letaknya berimpit
dengan Epididimis. Epididymis adalah saluran
khusus sperma, berbentuk berkelok-kelok padat, melanjutkan didi menjadi saluran
yang lurus yaitu vas deferens dan
bermuara di atrium genitale. Glandula albuminosa (Kelenjar albumin), berarna kuning
pucat, ukuran kecil pada saat reproduksi dan menjadi sangat besar jika sedang ggravid (masa bertelur), berfungsi
memberikan lapisan albumin (putih telur paada tiap butir ovum yang masuk ke Oviduct). Spematheca (Kantung
sperma) berwarna merah, terletak menempel di batas antara epididimis dan Vas deferens, berfungsi menampung sperma dari bekicot lain setelah
kopulasi. Ductus genitale (Saluran menuju Spermatecha) merupakan
ruang muara bersama dari Oviduct, vas
deferens, Ductus Spermatechalis dan penis.
Musculus retractor penis
Otot yang menarik penis. Penis berwarna kekuningan
,merupakan alat kopulasi, tersusun dari otot, difungsikan dengan cara seperti
membuka kaos kaki. Sperma dari
tubuh bekicot (Achatina fulica) tidak dapat dibuahi sel telur yang diproduksinya
sendiri. Untuk pembuahan telur diperlukan adanya pertukaran sperma dengan
bekicot lain melalui kegiatan kopulasi.
Sistem Ekskresi pada bekicot (Achatina fulica) berupa sepasang nefridia
yang berfungsi sebagai ginjal dan terletak di dekat jantung. Hasil ekskresi
dikeluarkan ke dalam rongga mantel yang terletak di dekat anus. Sistem saraf
berupa saraf ganglion dan serebal, saraf kaki, dan saraf organ. Sensori
terdapat pada kedua mata yang terletak diujung tentakel panjang. Sepasang
statokis terdapat dibawah kaki berfungsi untuk keseimbangan dan struktur peraha
yang terdapat dalam lapisan epidermis kepala dan kaki.
Sistem sirkulasi bekicot
(Achatina
fulica) meliputi jantung (Cord)
yang terdiri dari 2 ruangan yaitu atrium
(warna kuning kemerahan) dan Ventrikel
(warna putih), merupakan anyaman pembuluh darah pada dinding
luar. Udara masuk dan keluar melalui porus
reppiratorius. Darah yang berasal dari tubuh mengalami nerasi di dalam
paru-paru dan kemudian dipompakan oleh jantung melalui arteri kearah kepala,
kaki dan alat-alat dalam.
Bekicot (Achatina fulica) hidup di air laut, air tawar, darat, dan sebagian
hidup sebagai parasit.
Bekicot (Achatina fulica) memiliki peranan sebagai bahan makanan,
daging bekicot kaya protein sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya,
lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg, fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta
vitamin B komplek terutama vitamin B2.,
cangkannya pun kaya akan kalsium, dan dalam daging terdapat banyak asam-asam
amino.
Bekicot (Achatina fulica) termasuk dalam filum Mollusca
karena memiliki tubuh yang lunak. Termasuk dalam kelas Pulmonata karena
mampu bernapas dengan menggunakan paru-paru sederhana atau paru-paru Pallial
dan tidak memiliki insang. Termasuk dalam ordo Gashtropoda karena
memiliki kaki perut. Termasuk dalam famili Acathinidae karena merupakan
keluarga siput. Termasuk dalam genus Achatina karena tergolong dalam siput yang
dapat hidup di darat. Adapun klasifikasi dari bekicot (Achatina fulica)
yaitu:
Kingdom :
Animalia
Filum :
Mollusca
Kelas :
Pulmonata
Ordo :
Gasthropoda
Famili :
Acathinidae
Genus :
Achatina
Spesies :
Achatina fulica (Jasin, 1992).
3. Kerang
(Anodonta
woodiana)
Kerang (Anodonta
woodiana) terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan
bagian luar. Bagian luar di sebut cangkang (valve).
Sebagian besar organ kerang (Anodonta woodiana)
berada di bagian dalam. Cangkang (valve)
adalah bagian yang langsung berhubungan dengan perairan. Warnanya coklat kehijauan.
Bagian ini sangat keras seperti batu. Bila dilihat dari atas, sebagian besar cangkang
(valve) kerang (Anodonta
woodiana) berbentuk oval, tapi ada juga yang mendekati
bulat. Sedangkan bila dilihat dari samping, cangkang (valve) kerang (Anodonta woodiana)
berbentuk lonjong di satu bagian, lalu memipih ke bagian lainnya. Cangkangnya
terbagi dalam dua belahan yang diikat oleh ligamen atau sendi (klop) marupakan pengikat yang kuat dan
elastis. Ligamen atau sendi (klop)
ini biasanya selalu membuka, apabila diganggu, makan akan menutup. Jadi,
membuka dan menutupnya cangkang (valve)
diatur oleh ligamen atau sendi (klop)
yang dibantu dengan dia macam otot, yaitu pada bagian anterior dan posterior. Cangkang
(valve) kerang (Anodonta
woodiana) dihiasi dengan beberapa lingkaran berupa lekukan. Garis-garis
yang melingkar disekitar umbo
menunjukan pertumbuhan cangkang (valve).
Semakin banyak garis dan pita
pertumbuhan, maka makin tua umur hewan. Bagian cangkang yang paling tua
biasanya paling tebal, menonjol, letaknya pada bagian persensdian yang disebut
umbo. Pada bagian posterior cangkang ada dua macam celah yang disebut sifon.
Celah yang berada di dekat anus
dinamakan sifon, berfungsi untuk keluar masuknya air dan zat-zat sisa.
Sebaliknya sifon masuk (Shipon incurrent)
terletak di bagian sebelah bawah sifon keluar (Shipon excurrent) yang berfungsi untuk masuknya oksigen, air, dan
makanan.
Cangkang (valve) kerang (Anodonta
woodiana) memiliki tiga buah lapisan. Lapisan pertama
disebut Periostracum layer. Lapisan
kedua disebut prismatic layer.
Sedangkan lapisan ketiga disebut nacreous
layer. Setiap lapisan dapat dibedakan dari struktur dan warnanya. Periostracum
layer adalah lapisan paling luar. Lapisan ini sangat kasar seperti tanduk. Periostracum layer tersusun dari bahan
organik. Prismatic layer adalah
lapisan tengah. Lapisan ini lebih halus dibanding periostracum layer. Prismatic
layer tersusun dari kristal-kristal prisma hexagonal calcite. Sedangkan nacreous
layer adalah lapisan dalam. Lapisan ini tersusun dari calsium carbonat dalam bentuk kristal aragonit. Kerang (Anodonta woodiana)
juga memiliki kaki (phoda) yang
tersusun dari jaringan-jaringan otot yang elastis. Bentuknya seperti lidah.
Bisa memanjang dan bisa memendek. Saat memanjang, kaki biasanya digunakan untuk
berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama ketika masih muda. Selain
untuk berjalan, kaki juga digunakan sebagai alat pembersih kotoran pada mantel
dan insang. Pergerakan kaki terjadi akibat adanya tekanan syaraf melalui darah.
Bila terjadi tekanan, maka kaki akan memanjang dan tegar. Perpanjangan kaki
bisa mencapai tiga kali lipat dari keadaan normal. Saat itulah, kakinya
berfungsi dan menyebabkan cangkang terbuka dengan sendirinya. Pada bagian kaki,
ada organ lain yang bentuknya seperti rambut atau serat yang berwarna hitam.
Organ itu dinamakan bisus. Bisus digunakan oleh kerang air tawar
sebagai alat untuk menempelkan tubuhnya pada tempat yang disukai. Penempelan
terjadi setelah kerang berjalan ke satu tempat.
Kerang (Anodonta
woodiana) secara anatomi terdiri atas beberapa organ seperti pelindung tubuh (mantel) dan Massa visceral. Massa visceral berisi organ-organ dalam, yang termasuk organ
pencernaan, ekskresi dan reproduksi. Organ pencernaan terdiri tas mulut (oral), usus (illeum) dan anus yang
berfungsi dalam pencernaan makanan dan menyerap sari-sari makanan sampai pada
pengeluaran sisa metabolismenya. Organ ekskresi yang terdiri dari hati (hepar) dan sepasang nefridium yang berfungsi sebagai ginjal (ren). Mantel merupakan
pembungkus namun tidak menutupi seluruh massa
visceral, serta mengeluarkan cangkang
juga mendukung pembentukan insang atau paru-paru yang berfungsi dalam sistem
respirasi.
Kerang
(Anodonta woodiana) memiliki organ pencernaan meliputi mulut (oral), kerongkongan (eshopagus), lambung (ventriculus), usus ( illeum) dan anus. Sistem pencernaannya dimulai
dari mulut (oral)
melalui sifon ventral, kemudian masuk
ke kerongkongan (eshopagus), lalu ke
lambung (ventriculus) yang berfungsi
mencerna makanan, kemudian ke usus (illeum)
yang berfungsi menyerap sari-sari makanan, dan terakhir menuju anus sebagai tempat keluarnya sisa-sisa
metabolisme. Mulut (oral) dan anusnya terletak dalam rongga mantel.
Kerang
(Anodonta woodiana) memiliki sistem pernapasan berupa insang dan bagian mantel.
Insang kerang berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang
insang. Mantel terdapat dibagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari
cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di
dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Pertukaran O2
dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel.
Sistem
reproduksi kerang
(Anodonta
woodiana) bersifat
hermaprodit dan kebanyakan hewan ini mempunyai alat kelamin yang terpisah. Pada saat terjadi perkawinan, alat kelamin jantan
akan mengeluarkan sperma ke air dan
akan masuk dalam tubuh hewan betina. Melalui sifon air masuk, sehingga
terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan
berkembang yang melekat pada insang dalam ruang mantel, kemudian akan
menetas dan keluarlah larva yang disebut glokidium.
Larva ini akan keluar dari dalam tubuh hewan betina melalui sifon air keluar,
kemudian larva tersebut menempel pada
insang atau sirip ikan dan larva tersebut akan dibungkus oleh lendir dari kuli.
Kerang
(Anodonta
woodiana) dewasa dapat dibedakan dengan melihat insangnya,
berwarna merah (telur) pada betina, berwarna putih (sperma) pada jantan. Bila
masih muda ukuran cangkang betina lebih tebal dari jantan. Kerang
(Anodonta
woodiana) betina dapat berkembang biak lebih dari sekali
dalam setahun. Betina akan mengeluarkan telur ke lapisan insang, dan jantan
akan berada di dekatnya dan akan melepaskan sperma ke dalam insang betina.
Kerang
(Anodonta woodiana) memiliki sistem ekskresinya yakni sepasang nefridium yang berfungsi seperti ginjal.
Sedangkan sistem sarafnya terdiri atas otak, simpul saraf kaki, dan simpul
saraf otot. Sistem peredaran darahnya terbuka, jantungnya terdiri atas sebuah
bilik dan dua serambi.
Kerang
(Anodonta
woodiana) banyak ditemukan di perairan yang jernih dan
mengalir tak begitu deras. Sebagian besar tubuhnya terbenam dalam lumpur,
sedang sebagian kecilnya nampak di permukaan lumpur. Perairan ini beroksigen
tinggi, tapi miskin kalsium dan nutrien. Sudah pasti di perairan seperti ini
pertumbuhan hewan ini sangat lambat dan untuk mencapai dewasa dan matang gonad
memerlukan waktu lama. Berbeda sekali dengan habitat kerang air tawar lainnya.
Meski habitat awalnya di perairan mengalir yang beroksigen tinggi dan miskin
kalsium dan nutrien, tapi setelah dibudidayakan ternyata kerang
(Anodonta
woodiana) dapat hidup baik di air yang tidak mengalir dengan
oksigen yang tidak terlalu tinggi, seperti di kolam, rawa dan danau. Bahkan
pertumbuhannya bisa lebih cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
mencapai dewasa dan pematangan gonad.
Kerang-kerangan termasuk kerang
(Anodonta
woodiana) banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia
sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya
dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat
pembayaran pada masa lampau. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan
sebagai biofilter terhadap polutan.
Kerang
(Anodonta
woodiana) termasuk dalam filum Mollusca karena memiliki tubuh yang lunak. Termasuk dalam kelas Bivalvia karena memiliki dua belahan
cangkang. Termasuk dalam ordo Arcoida
karena memiliki kaki pipih. Termasuk dalam famili Arcidae karena memiliki insang yang berlapis-lapis. Termasuk dalam
genus Anodonta karena termasuk dalam
suku kerang yang berhabitat di air tawar. Adapun klasifikasi dari kerang (Anodonta woodiana) yaitu:
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Class :
Bivalvia
Ordo :
Arcoida
Family :
Arcidae
Genus :
Anodonta
Species :
Anodonta woodiana (Jasin, 1992).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah organisme yang
termasuk dalam filum Mollusca adalah cumi-cumi (Loligo chinensis), bekicot (Achatina fulica) dan kerang darah (Anodonta woodiana). Dari segi morfologi cumi-cumi memiliki bentuk
tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal), pada
bekicot (Achatina fulica) memiliki tubuh
lunak, simetris bilateral, tidak bersegmen dan bergerak merayap, meliang atau
berenang dengan kaki perut. Sedangkan pada kerang (Anodonta woodiana) mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka
dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya.
B. Saran
Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja
sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi
dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Georgiev D, dkk. “MOLLUSCS (Mollusca:
Gastropoda, Bivalvia) FROM THE AZMASHKAMOUND, UPPER TRAKIA PLAIN,
SOUTH BULGARIA” Trakia Journal of
Sciences. Vol 7 No 2 (2009): 74-79.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
Suwignyo S, dkk. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2005.
LAPORAN PRAKTIKUM
TAKSONOMI HEWAN
Mollusca
Oleh:
Nama : Sitti Rahmah Sari
NIM : 60300115047
Kelompok : I (Satu)
Asisten :
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
0 komentar:
Posting Komentar