Pages

PANDANGAN AL-QUR'AN TENTANG PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN MANUSIA









BIOLOGI DASAR



SITTI RAHMAH SARI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI








“PANDANGAN AL-QUR’AN
TENTANG PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DAN BUMI”



“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
(Q.S. Al-A’raf [7] : 54)

Alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Sejak dahulu kala manusia dari masa kemasa selalu mempertanyakan bagaimana penciptaan alam semesta ini. Karena pertanyaan-pertanyaan itulah kemudian tercipta beragam teori yang menjelaskan tentang penciptaan alam semesta yang dilakukan oleh para ilmuwan lewat berbagai percobaan pengamatan dan perhitungan. Sampai akhirnya para ilmuwan pun sepakat bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari sebuah ledakan titik tunggal. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big Bang yang tentu saja diciptakan keberadannya tidak lain oleh sang maha pencipta Allah SWT
Belasan abad sebelum para ilmuwan ini menemukan sejumlah teori penciptaan alam semesta, Al-Qur’an, sebagai firman Allah SWT,  yang diajarkan Nabi Muhammad SAW telah mengungkap dan menyibak rahasia penciptaan alam semesta.  Al-Qur’an telah menjelaskan bagaimana alam semesta, bumi dan langit diciptakan bagi umat manusia.


Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Al-Qur’an menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta terjadi dalam enam masa atau enam tahapan/proses. Allah SWT berfirman

Artinya: “Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? [27], Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya [28], dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang) [29], dan setelah itu bumi Dia hamparkan [30], darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya [31], dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh [32], (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu. [33]”. (Q.S. An-Nazi’at: 27-33)

1.      Masa pertama

“Apakah pencipta anmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?...(Q.S. An-Nazi’at: 27)
Sebagaimana yang telah disimpulkan oleh para Ilmuwan, bahwa penciptaan alam semesta ini dimulai dari sebuah ledakan yang maha dahsyat pada satu titik tunggal (Big Bang). Ledakan inilah yang kemudian menciptakan ruang, waktu, materi dan energi untuk pertama kalinya.




وَلَمْيَرَالَّذِينَكَفَرُواأَنَّالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضَكَانَتَارَتْقًافَفَتَقْنَاهُمَاوَجَعَلْنَامِنَالْمَاءِكُلَّشَيْءٍحَيٍّأَفَلَايُؤْمِنُون
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

2.      Masa Kedua

…Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya… (Q.S. An-Nazi’at: 28)
Tahap ini adalah masa pembentukan langit. Dalam ayat di atas terdapat kata “meninggikan dan menyempurnakan” yang secara teori telah dibuktikan bahwa sejak saat terjadinya ledakan (Big Bang) alam semesta kita ini berkembang/meluas, bintang-bintang dan galaksi-galaksinya semakin menjauh, langit-langit terlihat semakin tinggi, dan sampai sekarang pun proses berkembangnya alam semesta ini masih terjadi. Sedangkan kata “menyempurnakan” berarti bahwa alam semesta tidak serta merta terbentuk begitu saja melainkan dalam proses yang bertahap dan terus berlangsung.

هُوَالَّذِيخَلَقَلَكُمْمَافِيالْأَرْضِجَمِيعًاثُمَّاسْتَوَىإِلَىالسَّمَاءِفَسَوَّاهُنَّسَبْعَسَمَاوَاتٍوَهُوَبِكُلِّشَيْءٍعَلِيمٌ
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)


3.      Masa Ketiga

…Dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang)… (Q.S. An-Nazi’at: 29)
Ini merupakan proses penciptaan tata surya, matahari termasuk bumi. Allah menjadikan bumi dan planet-planet lainnya berotasi pada porosnya dan berevolusi terhadap matahari sehingga menghasilkan fenomena pergantian siang malam.


Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS: Ali Imran: 190).




4.      Masa Keempat

…Dan setelah itu bumi Dia hamparkan… (Q.S. An-Nazi’at: 30)
Pada masa ini terjadi pembentukan seperkontinen pangaea yaitu suatu daratan besar di permukaan bumi. Pemadatan kulit bumi yang menjadi dasar lautan dan daratan inilah yang tampaknya dimaksudkan dengan ”penghamparan bumi”.


Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, pada hal kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2] : 22)

5.      Masa Kelima

…Darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya… (Q.S. An-Nazi’at: 31)
Dari ayat diatas jelas dikatakan bahwa pada mulanya di bumi tidak terdapat air sama sekali sehingga kemudian pada masa ini terjadi evolusi bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Allah SWT mendatangkan air itu sebagai awal mula atau sebagai prasyarat terbentuknya kehidupan pertama di bumi.

…وَجَعَلْنَامِنَالْمَاءِكُلَّشَيْءٍحَيٍّأَفَلَايُؤْمِنُونَ
Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30)

6.      Masa Keenam
…Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu. (Q.S. An-Nazi’at: 32-33)
Ini adalah masa di mana terjadi proses penciptaan dengan lahirnya kehidupan dibumi yang dimulai dengan makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuhan yang berfotosistesis menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula terjadi proses geologis saat rantai pegunungan mulai terbentuk dari adanya interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas.






ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.''
(QS: Ali 'Imran: 191)
  

  

“PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA”


Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Al-Baqarah[2]: 30)


Al-Quran, sebagai firman Allah SWT, yang diajarkan Nabi Muhammad SAW telah mengungkap dan menyibak rahasia tentang penciptaan manusia. Setelah mengkaji lebih dalam mengenai ayat-ayat tentang penciptaan manusia ada yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, ada pula ayat-ayat yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, lumpur, sari pati tanah, sari pati air yang hina, air yang tertumpah, dan mani yang dipancarkan. Pesan-pesan itu diulang-ulang di banyak kesempatan. Bahwa manusia diciptakan dari tanah diulang-ulang di enam kesempatan, dari tanah liat di tujuh kesempatan, dari tembikar di empat kesempatan, dan dari sari pati air yang hina, air yang tertumpah, dan mani yang dipancarkan masing-masing disebutkan satu kali.

Ø  Penciptaan Adam
Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,” (QS. Ali Imraan: 59)

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa ia telah menciptakan adam dari tanah kering, kemudian tanah ini dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang melengket pada tangan. Sebagaimana firman Allah SWT


مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ وَ لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ
Artinya: “Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah,” (QS. Al-Mu’minun: 12).
فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لازِبٍ
Artinya: “...Sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat,” (QS. Ash-Shaaffat: 11).


Setelah itu menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk oleh Allah SWt dengan sebaik-sebaiknya. Allah SWT berfirman
حَمَإٍ مَسْنُونٍ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ
Artinya: “Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 26)

 الَّذِيأَحْسَنَكُلَّشَيْءٍخَلَقَهُوَبَدَأَخَلْقَالْإِنْسَانِمِنْطِينٍ
Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS As Sajadah: 7)

Setelah kering, maka ia membuat tanah kering seperti tembikar.
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman: 14)

Allah SWT membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki, setelah sempurna maka Allah SWT meniupkan ruh padanya dan dia menjadi hidup.


 Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS.Al-Hijr : 28-29)
Inilah periode-periode penciptaan Adam menurut Al-Qur’an.





Ø  Penciptaan Hawa
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini selalu berpasang-pasangan, Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya, untuk itu kemudian diciptakan Hawa sebagai pendamping sekaligus teman hidup(istri) untuk Adam
Adapun proses penciptaan manusia kedua ini, oleh Allah SWT dijelaskan dalam firmannya

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’:1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan : "Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Ayat dan hadits diatas mengandung makna bahwa untuk manusia Allah menjadikan pasangannya dari jenis yang sama sehingga dapat terjadi rasa ketertarikan antara yang satu dengan yang lainnya untuk berkembang biak.
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tidak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.

Ø  Penciptaan Manusia Selanjutnya
Penciptaan manusia ketiga adalah proses penciptaan semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa as. Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah SWT berfirman,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."(Q.S. Al- mu'minun : 12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
Artinya: "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."(Q.S. Al- mu'minun : 13)


 Artinya: "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun: 14)
Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) dari air mani tersebut, Allah kemudian menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah. Proses perubahan dari nuthfah menjadi alaqah adalah 40 hari
عَلَقٍ مِنْ الْإِنسَانَ خَلَقَ
Artinya: “Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (Q.S. Al‘Alaq [96]: 2).
Ketika sperma bergabung dengan sel telur, terbentuklah sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot”, zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging(mudghah) yang prosesnya juga terjadi selama 40 hari. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacat dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk pada manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Setelah itu segumpal daging ini dibalut dengan tulang belulang dan dibungkus lagi dengan daging Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah SWT meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya.





“……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….”(QS Al-Hajj:5)

1 komentar:

Posting Komentar