Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Coelenterata)

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 2 (Coelenterata)
 
 
Pengertian Coelenterata, Ciri-Ciri, Klasifikasi, & Peranan Secara ...


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Allah swt berfirman dalam surah Al Furqan/25: 2 yang berbunyi:

Terjemahnya:
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (Kementerian Agama RI, 2009).
Dalam surah ini Allah menjelaskan bahwa Dia adalah penguasa Tunggal dan telah menciptakan segala sesuatu, lalu yakni begitu selesai awal dari penciptaan-Nya itu, Dia menetapkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan masing-masing ciptaan-Nya penetapan dan ukuran serapi-rapinya sehingga semua makhluk berpotensi melaksanakan fungsi-fungsi yang harus diembannya dengan teratur dan sistematis (Shihab, 2002).
Seperti pada Coelenterata yang diciptakannya dengan ukuran tertentu sehingga fungsinya akan bekerja dengan maksimal. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.  Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai (Levine, 1995).
Melihat jumlah invertebrata begitu banyak khususnya Coelenterata dan melihat bagaimana dalam surah diatas dikatakan bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya sesuai dengan ukurannya masing-masing, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.

B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.









BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.      Tinjauan Ayat yang Relevan
Coelenterata adalah sebuah filum yang terdiri dari lebih dari 10.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Salah satu cara bereproduksi hewan ini adalah dalam tahap medusa dengan menghasilkan sel telur dan sperma. Adapun ayat yang relevan dengan praktikum ini. Allah swt berfirman dalam surah An Nur/24: 45 yang berbunyi
Terjemahnya:
Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu(Kementerian Agama RI, 2009).
Ayat diatas menginformasikan bahwa setiap makhluk hidup di pentas bumi ini berkembang melalui sperma, meskipun bentuk dan ciri sperma yang ada pada masing-masing makhluk itu berbeda. Di sisi lain, ayat ini juga dapat dipahami dalam artian sarana terpenting dalam kejadian setiap makhluk adalah air. Kandungan air dalam tubuh manusia, misalnya mencapai 70% dari berat tubuhnya. Kalau saja tubuh seseorang kehilangan 20% air, ia tidak akan dapat bertahan hidup. Selain itu, air adalah asal muasal terbentuknya darah, cairan limpa, cairan sumsum, kencing, air mata, air liur, empedu, susu, dan seluruh cairan yang ada di sendi. Airlah yang menyebabkan tubuh manusia menjadi lentur. Maha benar Allah dalam firman-Nya (Shihab, 2002).
Sesuai ayat dan tafsir di atas Allah mengarahkan perhatian manusia supaya memperhatikan makhluk-makhluk ciptaanya, termasuk filum Coelenterata yang telah diciptakannya dari air. Ternyata memang air itulah yang menjadi pokok bagi kehidupan makhluk dan sebagian besar dari unsur-unsur yang ada dalam tubuhnya adalah air, dan tidak akan dapat bertahan dalam hidupnya tanpa air.

B.                Tinjauan Umum tentang Coelenterata
Filum Coelenterata disebut juga Cnidaria, berasal dari kata Cnide (bahasa Yunani) yang berarti sengat. Termasuk filum Coelenterata antara lain Hydra, ubur-ubur (Aurelia aurita) dan anemon laut (Anemonia sulcata). Berbeda dengan protozoa dan porifera, Coelenterata mempunyai rongga pencernaan (Gastrovascular cavity) dan mulut (Oral), tetapi anus tidak ada (Levine, 1995).
Dinding tubuh Coelenterata terdiri atas 3 lapisan, yaitu epidermis yang merupakan lapisan paling luar, gastrodermis merupakan lapisan paling dalam dan membatasi rongga pencernaan, serta mesodermis yang terletak diantara epidermis dan gastrodermis (George, 2006).
            Coelenterata berkembang biak secara seksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi pada stadium polip, dan dilakukan dengan jalan pertunasan, pembelahan atau pencabikan telapak kaki. Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh yang menonjol keluar diikuti perluasan rongga gastrovaskular, kemudian pada ujungnya terbentuk mulut dan tentakel. Reproduksi aseksual dimungkinkan karena kebanyakan Coelenterata mempunyai daya regenerasi yang besar. Tentakel yang putus akan segera diganti tentakel yang baru. Bila seekor Hydra  dipotong menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan melengkapi bagian yang tidak ada hingga didapat dua individu baru. Reproduksi seksual umumnya terjadi pada stadium medusa. Sel telur atau sperma sebagian besar berasal dari sel interstial yang mengelompok sehingga membentuk ovum dan testis (Suwignyo, 2005).
Bentuk ukuran dan daur hidup jenis-jenis Coelenterata  sangat beraneka ragam hingga dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu, kelas Hydrozoa, berbentuk polip soliter atau koloni, ukuran kecil tidak menyolok, dalam daur hidupnya terdapat bentuk polip, medusa, atau kedua-duanya, umumnya mempunyai velum, contoh dari kelas ini adalah Hydra. Kelas Scypozoa, dalam daur hidupnya bentuk polip selalu kecil sedangkan medusa yang biasanya disebut ubur-ubur, contoh dari kelas ini adalah ubur-ubur (Aurelia aurita). Kelas Anthozoa, selalu dalam bentuk polip, soliter atau koloni, dan dalam daur hidupnya tidak ada fase medusa, contoh dari kelas ini adalah anemon laut (Anemonia sulcata) (Seipel, 2006).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Tubuh Coelenterata simetri radial, dan beberapa simetri bilateral dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti payung atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan payung. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Suwignyo, 2005).




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi pelaksanaan praktikum yaitu pada hari Jumat 4 November 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

B.       Instrumen Praktikum
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu, pinset, alat bedah, lup, papan seksi, masker, handscon, kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu, kertas dan ubur-ubur (Aurelia aurita).

C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset. Diletakkan diatas papan seksi yang telah disediakan. Diamati struktur morfologinya menggunakan lup, lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar dari masing-masing spesies yang diamati.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Ubur –ubur (Aurelia aurita)
a.        
Keterangan:
1.    Dinding Luar (Epidermis)
2.    Tentakel (Tentacle)
3.    Mulut (Oral)
4.    Lengan (Arm)
5.    Saluran radial (Radial canal)
6.    Saluran lingkaran (Ring canal)
 
Morfologi
6
 
5
 
4
 
3
 
2
 
1
 
Gambar 4.1.a Morfologi Ubur-ubur (Suwignyo, 2005)
b.        Anatomi
Keterangan:
1.  Lapisan Tengah (Mesodermis)
2.  Dinding dalam (Gastrodermis
3.  Kantung Gastrik (Gastric cavity)
4.  Organ kelamin (gonad)

 
4
 
3
 
2
 
1
 
Gambar 4.1.b Anatomi Ubur-ubur (Suwignyo, 2005)




B.     Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
1.      Pengamatan ubur-ubur (Aurelia aurita)
Morfologi Aurelia aurita antara lain tubuhnya seperti jeli (agar-agar) dan tampak seperti payung atau lonceng, terdiri dari dua bentuk yaitu polip dan medusa. Polip Aurelia aurita berukuran kurang lebih 5 mm, menempel pada substrat di dasar laut, sedangkan bentuk medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Dinding luar (Epidermis) yang menyerupai payung digunakan untuk melindungi bagian dalam dari tubuh Aurelia aurita itu sendiri. Aurelia aurita memiliki tentakel pinggiran tepi yang berfungsi untuk berenang dengan kontraksi otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah dan mendorongnya ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi.  Pada  Aurelia aurita dengan  berbentuk piring  ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat. Aurelia aurita memiliki mulut (oral) yang digunakan untuk memasukkan mangsa yang kemudian memasukannya ke dalam manubrium dalam proses pencernaan makanan. Aurelia aurita juga memiliki lengan (Arm) yang berfungsi untuk menangkap dan menelan makanan, juga mengandung sel-sel penyengat.
Anatomi Aurelia aurita terdiri atas mesodermis yakni lapisan antara Epidermis dan gastrodermis. Struktur tubuh bentuk Aurelia aurita memiliki mulut(oral) di tengah, dikelilingi oleh empat lengan (Arm) dan organ reproduksi sebagai tempat perkembangbiakan, terdapat empat mulut pusat. Dinding dalam (gastrodermis) dari tubuh Aurelia aurita berbentuk seperti payung yang bersifat gelatin dimana pada tepinya terdapat deretan tentakel yang disebut tentakel pelindung yang berfungsi melindunginya dari musuh. Aurelia aurita juga memiliki kantung gastrik (Gastric cavity) yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan peredaran makanan ke seluruh tubuh. Organ kelamin (gonad) yang berfungsi sebagai tempat reporoduksi.
Pada Aurelia aurita sistem pencernaan makanannya yaitu bersistem gastrovaskuler. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub-umbrella) muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut berjumlah empat, setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang merentang panjang disebut tangan mulut. Aurelia aurita makanannya berupa zooplankton, udang-udang kecil, cacing, larva-larva serangga maupun telur-telur hewan lain yang bersama plankton. Zat lendir atau mukosa yang ada pada tubuhnya sangat membantu dalam pengumpulan hewan yang menjadi mangsanya. Bulu-bulu getar yang menghiasi rumbai tangan mulut cukup selektif dalam hal memilih makanan. Makanan yang telah terkumpul di bagian bawah tubuh akan disapu oleh flagella yang selanjutnya akan ditangkap tangan-tangan mulut untuk dimasukkan ke dalam mulut. Bahan makanan yang masuk ke dalam perut kemudian melalui lorong manubrium akan ditampung di dalam perut untuk digarap oleh nematosit. Makanan bersama air masuk melalui celah mulut diatur oleh tentakel dan dicerna secara interaseluler oleh sel gastrodermis dan ekstraseluler  di ruang gastrovaskuler. Selanjutnya makanan diserap oleh sel-sel gastrodermis dan di pindahkan ke sel-sel epidermis secara difusi osmosis. Sisa metabolisme dikeluarkan ke ruang gastrovaskuler dan selanjutnya di keluarkan melalui mulut. Rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai rongga transportasi atau sirkulasi.
Dalam hal respirasi Aurelia aurita tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Begitu pula dengan sistem ekskresi. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan tubuh. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskuler sangat membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi. Gas oksigen yang terlarut dalam air yang berada di dalam daerah eksternal secara difusi-osmosis akan masuk ke dalam lapisan epidermis maupun gastrodermis, tetapi sebaliknya gas karbondioksida yang terbentuk dari proses pernapasan juga akan dikeluarkan dari daerah intern secara difusi-osmosis. Begitu pula zat-zat sampah, terutama berupa zat-zat nitrogen.
Dalam bereproduksi Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, yang berarti ada  Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang dikeluarkan oleh Aurelia aurita jantan itu kemudian berenang-renang mencari tubuh Aurelia aurita betina. Bila telah bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut selanjutnya sampai ke dalam enteron maka spermatozoid membuahi sel telur yang dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan dikeluarkan kembali melalui mulut. Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zigot akan berkembang menjadi larva yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara untuk sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada di dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya seperti terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut (oral), dan tentakel (tentacle). Bila scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah secara transversal sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing berbentuk seperti cakram, scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila, sedang bentuk cangkram sebagai hasil pembelahan dinamakan ephyra. Selanjutnya ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di ujung strobila akan melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri kemudian itulah yang disebut Aurelia aurita dewasa.
Sistem ekskresi pada Aurelia aurita yaitu proses terjadi dimana gas karbondioksida di keluarkan dari daerah interna secara difusi osmosis begitupun juga zat-zat sampah yang terutama berupa zat-zat nitrogen yang merupakan sisa metabolisme akan berlangsung di buang oleh sel-sel epidermia maupun gastrodermis ke dalam eksternal. Sistem saraf pada tersusun Aurelia aurita seperti jala dan sinaptik. Pusat saraf terletak dalam rhopalium yang berbentuk seperti tonjolan di antara lappet.  Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps.
Habitat dari Aurelia aurita berada  di perairan dangkal dan dalam di laut.
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah  jika ditinjau dari segi positifnya Aurelia aurita dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tepung ubur- ubur dan sebagai bahan kosmetik, dan jika ditinjau dari segi negatifnya Aurelia aurita dapat menyebabkan gatal-gatal.
Aurelia aurita termasuk filum Coelenterata karena tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Temasuk dalam kelas Schypozoa karena memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya dan habitatnya di laut. Termasuk dalam Depacoda karena memiliki mulut (oral) yang dikelilingi oleh empat lengan (arm). Termasuk dalam famili Aureliaceae karena merupakan keluarga dari ubur-ubur. Termasuk dalam genus Aurelia karena tubuhnya yang seperti jeli. Adapun susunan klasifikasi dari Aurelia aurita yaitu sebagai berikut:
Kingdom         :  Animalia
Filum               :  Coelenterata
Classis             :  Schyphozoa
Ordo                :  Depacoda
Familia            :  Aureliaceae
Genus              :  Aurelia
Species            :  Aurelia aurita (Jasin, 1992).








BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ialah bahwa struktur tubuh Aurelia aurita terdiri atas dinding luar (epidermis), lapisan tengah (mesodermis), dinding dalam (gastrodermis), tentakel (tentacle), saluran radial (radial canal), saluran lingkaran (Ring canal), mulut (oral), lengan (Arm), kantung gastrik (Gastric cavity) dan organ kelamin (gonad). Klasifikasi Aurelia aurita yaitu merupakan filum dari Coelenterata, kelas dari Schyphozoa, ordo dari Decapoda, famili dari Aureliaceae dan genus dari Aurelia.

B.     Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu dalam melakukan pengamatan seharusnya dilakukan dengan sabar dan teliti ketika mengamati suatu objek, agar memperoleh hasil yang jelas dan baik dengan melakukan pengamatan sesuai cara kerja di penuntun yang ada serta mintalah bantuan kepada dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyempurnakan hasilnya.











KEPUSTAKAAN
George H F.  Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2006.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Seipel K, Schmid V. “Mesodermal Anatomies In Cnidarian Polyps And Medusae” International Journal on Soft Computing. No 50 (2006): 589-599
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S, dkk. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.

0 komentar:

Posting Komentar