Pages

Makalah Praktikum Nemathelminthes


PLATYHELMINTHES & NEMATHELMINTHES - ppt download

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Filum Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang memiliki tubuh bulat panjang dengan kedua ujung yang runcing sehingga disebut cacing gilig. Secara bahasa, kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu Nema yang artinya benang, dan helmintes yang artinya cacing. Allah swt. berfirman dalam surah Asy Syuura/42: 29 yang berbunyi:
 
Terjemahnya:
“Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) -Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya” (Kementerian Agama RI, 2009).
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menjelaskan secara umum kekuasaan-Nya atas makhluk, baik langit maupun penghuni-penghuninya. Dan Dia, yang menciptakan semua itu, untuk mengumpulkan mereka semuanya kapan dan di mana pun apabila Dia menghendaki adalah Maha Kuasa pula (Shihab, 2002).
Dari penjelasan di atas jelas bahwa Allah menunjukkan, Dia yang telah menciptakan segala apa yang ada di langit dan bumi dan makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya, dalam hal ini termasuk Nemathelminthes.
Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing betina lebih besar dari cacing jantan (Hala, 2007).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa secara umum spesies dari Nemathelminthes hidup secara parasit dan merugikan, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati perkembangan daur hidup dan struktur morfologi organisme yang tergolong Nemathelminthes.

B.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.      Apa itu Nemathelminthes?
2.      Bagaimanakah ciri-ciri Nemathelminthes itu?
3.      Bagaimanakah Sistem reproduksi Nemathelminthes?
4.      Bagaimanakah Klasifikasi Nemathelminthes!

C.      Tujuan Penyusunan

Adapun rumusan masalah yang akan kami angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apa itu Nemathelminthes.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri Nemathelminthes itu.
3.      Untuk mengetahui Sistem reproduksi Nemathelminthes.
4.      Untuk mengetahui Klasifikasi Nemathelminthes.

D.      Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini ada dua yaitu, manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.   Manfaat teoritis
Dapat menambah kasanah keilmuan tentang Nemathelminthes (cacing gilig).
2.    Manfaat praktis
Memberikan pengetahuan pada masyarakat (pembaca) terhadap  Nemathelminthes (cacing gilig).

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Filum Nemathelminthes

Nama lain Nemathelminthes adalah Nematoda. Cacing yang tergolong dalam filum Nemathelminthes bentuk tubuhnya gilig (bulat panjang), bilateral simetris, tidak bersegmen, triploblastik, dan memiliki rongga tubuh semu (pseudoselomata). Sebagian cacing gilig hidup bebas di air atau di tanah, dan sebagian parasit pada hewan atau manusia. Cacing ini berukuran kecil (mikroskopis), dan tubuh dilapisi kutikula.
Filum Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang memiliki tubuh bulat panjang dengan kedua ujung yang runcing sehingga disebut cacing gilig. Secara bahasa, Kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu Nema yang artinya benang, dan helmintes yang artinya cacing. Cacing yang tergolong dalam filum Nemathelminthes bentuk tubuhnya bilateral simetris, tidak bersegmen, triploblastik, dan memiliki rongga tubuh semu (pseudoselomata). Cacing ini berukuran kecil (mikroskopis), dan tubuh dilapisi kutikula. 

B.       Ciri-ciri Nemathelminthes

Nemathelminthes mempunyai kulit yang tidak berwarna, licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya dan tidak memiliki bersegmen. Tubuhnya terdiri atas tiga lapisan (tripoblastik), yaitu lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah (Mesoderm), dan lapisan dalam (Endoderm).
Nemathelminthes telah memiliki organ saluran pencernaan yang lengkap, yaitu mulut (Oral), kerongkongan (faring), usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung depan dan anus terdapat pada ujung belakang. Setelah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sistem pembuluh darah, sehingga tidak memiliki sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi, yaitu perpindahan zat dari tempat konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.
Nemathelminthes memiliki sistem saraf seperti cincin yang mengelilingi esofagus dan memiliki 6 cabang saraf utama. Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang akan bermuara pada sebuah lubang ditubuh bagian ventral.

C.      Reproduksi Nemathelminthes

Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual, yakni sistem reproduksi bersifat gonokoris. Organ kelamin jantan dan betina  terpisah pada individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya memiliki satu organ kelamin. Fertilisasi (pertemuan sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan menghasilkan telur yang sangat banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan membentuk kista yang dapat bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang buruk. Habitat cacing ini yaitu hidup bebas di air atau di tanah, dan sebagian parasit pada hewan atau manusia.
Alat kelamin Nemathelminthes terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait. Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.

D.      Klasifikasi Nemathelminthes

Filum Nemathelminthes terbagi menjadi dua kelas yakni kelas Nematoda dan kelas Nematomorfa. Kelas Nematoda memiliki kutikula tubuh yang transparan. mempunyai mulut dan lubang ekskresi, alat reproduksi pada jantan dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur cacing pada umumnya mencapai 10 bulan. Contohnya anggoc. Nematoda, antara lain Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia), Anguila aceti (cacing cuka), Enterobim vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kreim pada manusia), Oxyuris equi (cacing kremi pada kuda), Necator americanus atau Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia), Wuchereria bancrofti (cacing yang menyebabkan penyakit elefantiasis pada manusia), Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia), Loa lee (cacing mata pada manusia), dan Heterodera radicicote (cacing yang menyebabkan puru/bengkak pada akar tanaman). Kelas Nematomorfa merupakan cacing yang memiliki dun di kepala. Hidup dalam usus Vertebrata dan biasannya melekat pada dinding usus dengan belalai bengkok berkan duri. Cacing ini mempunyai alat pencernaan makanan yang sempurna dan alat reproduksinya terpisah. Nematomorfa mempunyai hospes intermedier, yaitu bangsa Crustacea (udang dan Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.
Pada uraian berikut akan dibahas salah satu spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris lumbricoides (cacing perut) adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut. Ascaris lumbricoides (cacing perut) mempunyai bentuk tubuh silindris dengan ujung anterior lancip. Bagian anteriornya dilengkapi tiga bibir (triplet) yang tumbuh dengan sempurna. Cacing betina panjangnya 20-35 cm, sedangkan cacing jantan panjangnya 15-31 cm. Pada cacing jantan, ujung posteriornya lancip dan melengkung ke arah ventral dan dilengkapi pepil kecil serta dua buah spekulum berukuran 2 mm. Cacing betina posteriornya membulat dan lurus, dan sepertiga bagian anterior tubuhnya terdapat cincin kopulasi, tubuhnya berwarna putih sampai kuning kecoklatan dan diselubungi oleh lapisan kutikula bergaris halus.
Ascaris lumbricoides (cacing perut) merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides (cacing perut) hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides (cacing perut) jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris. Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia dengan panjang 20-40 cm, dan diameter 0,5 cm. Telur cacing yang keluar bersama feses akan masuk ke saluran pencernaan manusia melalui makanan yang tidak higienis. Selanjutnya, telur berkembang menjadi larva yang menembus dindme usus dan mengikuti peredaran darah manusia sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan), dan kembali ke usus hingga dewasa, kemudian menetaskan telur 200.000/hari
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Dalam keadaan hidup, tubuhnya berwarna putih seperti susu dengan kutikula transparan bergaris-garis. Pada hewan jantan, dekat lubang anal terdapat tonjolan yang disebut penial setae untuk melakukan perkawinan. Pada cacing betina lubang kelamin terletak di 1/3 panjang tubuh dari ujung anteriornya. Cacing betina lebih lurus, sedangkan cacing jantan melengkung.
Adapun susunan klasifikasi dari Ascaris lumbricoides (cacing perut) yaitu sebagai berikut:
Kingdom      : Animalia
Filum            : Nemathelminthes
Classis          : Nematoda
Ordo             : Rhabdidata
Familia          : Ascarididae
Genus           : Ascaris
Species         : Ascaris lumbricoides (Jasin, 1992).













BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu  filum Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang memiliki tubuh bulat panjang dengan kedua ujung yang runcing sehingga disebut cacing gilig. Ciri-ciri Nemathelminthes yaitu mempunyai kulit yang tidak berwarna, licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya dan tidak memiliki bersegmen. Tubuhnya terdiri atas tiga lapisan (tripoblastik), yaitu lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah (Mesoderm), dan lapisan dalam (Endoderm).  Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual, yakni sistem reproduksi bersifat gonokoris. Organ kelamin jantan dan betina  terpisah pada individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya memiliki satu organ kelamin. Filum Nemathelminthes terbagi menjadi dua kelas yakni kelas Nematoda dan kelas Nematomorfa.

B.     Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam pembahasan dari isi makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.









KEPUSTAKAAN

Aydogdu A, dkk. “Th e occurrence of helminth parasites (Nemathelminthes) in some freshwater fi sh from streams discharging into Antalya Bay in Antalya, Turkey: two new host records from AntalyaInternational Journal for Parasitology. 35 No 6 (2011): 859-864.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S, dkk. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.



















0 komentar:

Posting Komentar