LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 9 (Chondrychthyes)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan jumlah spesies lebih dari 27.000
spesies di seluruh dunia. Daging ikan pada umumnya berperan sebagai bahan
makanan untuk dikonsumsi, akan tetapi selain itu ikan juga memiliki peran lain
yakni sebagai cendramata contohnya ialah gigi ikan hiu. Allah swt. berfirman
dalam QS. Fathir/35: 12 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan tiada sama (antara) dua laut, yang
Ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. dan dari
masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat
mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya
kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya
dan supaya kamu bersyukur (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah ayat di atas menunjukkan
salah satu bukti kekuasaan Allah swt. Dan diantara bukti kekuasaan Allah adalah
dua laut yakni sungai dan laut. Tiada sama (antara) dua laut itu yakni sungai
dan laut. Kendati keduanya berdampingan dan dari masing-masing laut dan sungai
itu kamu dapat memakan daging yang segar dari binatang yang hidup di sana walau
di air asin itu dan, di samping makanan tersebut, kamu juga dapat secara
bersungguh-sungguh mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya seperti
mutiara dan marjan, dan pada masing-masing laut dan sungai itu kamu dapat
senantiasa melihat kapal berlayar membelah lautan dengan cepat supaya kamu
dengan kemudahan-mudahan yang dianugerahi Allah itu dapat mencari karunia-Nya
dan supaya kamu bersyukur (Shihab,
2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya
yang mencakup segala aspek baik di darat maupun di laut dan dalam penciptaan
segala jenis makhluk hidup yang ada di lautan, yang beberapa diantaranya dapat
dimanfaatkan manusia sebagai daging untuk dikonsumsi dan sebagai perhiasan
untuk dipakai, semua itu agar kita dapat mencari keuntungan dari karunia-Nya
dan supaya kita bersyukur. Beberapa jenis hewan yang dagingnya dapat dikonsumsi
termasuk dalam Chondrichthyes yang berada di bawah dasar laut. Sungguh luar
biasa segala apa yang telah diciptakan Allah swt. sehingga sudah sepatutnya
kita mensyukuri nikmat itu.
Chondrichthyes berdasarkan bahasa berarti hewan bertulang rawan.
Namun sesungguhnya tulang rawan yang
dimaksud ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder (Jasin, 1992).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa kerangka tubuh dari kelas
Chondrichthyes memiliki keuunikan,
hal ini tentunya akan berbeda dengan spesies dalam kelas lainnya, maka dari itu dilakukanlah praktikum
ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Chondrichthyes.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati
struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Chondrichthyes
serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Ayat yang Relevan
Pisces (ikan)
adalah hewan yang hidup di dalam air, mereka dapat bernapas di dalam air karena
insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan
sungai) maupun air asin (laut dan samudra). Salah satu dari jenis Pisces adalah Chondrichthyes. Allah swt. berfirman dalam surah Al-Maidah/5: 96
yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari
laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam
perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama
kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan
dikumpulkan (Kementerian Agama RI, 2009).
Melalui ayat diatas Allah
swt. menjelaskan bahwa dihalalkan bagi kamu berburu binatang buruan laut juga
sungai dan danau atau tambak, dan makanannya yang berasal dari laut seperti
ikan, udang, atau apa pun yang hidup di sana dan tidak dapat hidup di darat walau
telah mati dan mengapung, adalah makanan lezat bagi kamu, baik bagi yang
bertempat tinggal tetap di satu tempat tertentu, dan juga bagi orang-orang yang
dalam perjalanan (Shihab,
2002).
Berdasarkan ayat dan tafsir di atas dapat
diketahui bahwa Allah telah menciptakan beraneka macam hewan laut, yang
diantaranya adalah ikan dari kelas Chondrichthyes, yang dihalalkan untuk dimakan dagingnya dan
mengandung protein hewani yang baik untuk metabolisme tubuh.
B. Tinjauan Umum tentang Chondrichthyes
Pisces (ikan)
adalah hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernapas di dalam air karena
insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan
sungai) maupun air asin (laut dan samudra). Pisces merupakan hewan berdarah
dingin (poikiloterm), artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan
suhu air ditempat dia hidup. Salah satu dari jenis Pisces adalah Chondrichthyes (George, 2006).
Chondrichthyes berasal dari
bahasa latin yaitu chondros yang berarti tulang rawan dan ichtyes yang berarti ikan, sehingganya Chondrichthyes ialah ikan yang bertulang rawan. Kerangka bertulang rawan pada
ikan-ikan kelas ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik
primitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka
bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas
itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata,
mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras
(mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan
matrik kalsium fosfat yang keras. Kelas ini merupakan vetebrata rendah. Ikan
adalah anggota vertebrata poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beranekaragam dengan jumlah spesies lebih dari
27.000 di seluruh dunia (Suwignyo,
2005).
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan
berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik,
jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang
rawan
bukan tulang
sejati.
Mereka dibagi menjadi dua subkelas yakni Elasmobranchii
(hiu, pari dan skate) dan Holocephali (kimera,
kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas
tersendiri) (Hala, 2007).
Ikan jenis Chondrichthyes
berhabitat di laut dan dapat hidup hingga kedalaman 1000-1499 m (Sion, 2004).
Ciri-ciri dari Chondrichthyes diantaranya yaitu,
rangka tulang rawan, ada yang bersisik dan ada pula
yang tidak, celah insang ada satu pasang,
lima pasang dan tujuh pasang, letak celah insang lateral dan
ventral, mulut terletak pada sisi ventral, ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak, sirip berpasangan, tidak memiliki gelembung udara, lubang hidung sepasang, organ
reproduksi terpisah, fertilisasi (pembuahan)
terjadi di dalam tubuh, berkembangbiak
secara ovipar atau ovivipar
(Hala, 2007).
Chondrichthyes adalah
ikan bertulang rawan yang memiliki rahang mulut pada bagian depannya. Kulit
tertutup sisik. Sirip berpasangan, serta sirip ekor yang tidak seimbang.
Sebagian notokord nya
diganti oleh vertebrae yang lengkap. Ginjalnya berupa mesonefros. Jantung beruang dua, rangkanya bertulang rawan,
sehingga notokord yang ada pada ikan muda pun lambat laun tergantikan oleh
tulang rawan. Mereka tidak memiliki tulang rusuk, maka jika keluar dari air,
berat tubuh spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka. Ikan ini
tidak memiliki sumsum tulang, sehingga sel darah merah di produksi di limpa dan
jaringan khusus di kelaminnya, yaitu organ leydig
(penghasil sel darah merah). Organ unik lainnya adalah epigonal yang berperan
sebagai sistem kekebalan. Subkelas dari ikan ini adalah Elasmobranchii (hiu,
pari dan skate) dan Holochepali (kimera atau hiu
hantu) (Levine, 1995).
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna. Kartilago
palate-quadrat dan kartilago meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang
atas dan rahang bawah. Kelas Chondrichthyes yaitu ikan-ikan yang kerangkanya
berupa tulang rawan dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan
keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder. Mempunyai tiga tulang saluran setengah lingkaran (semicircular canals) pada
alat pendengaran pada sisi kepala bagian dalam. Lengkung insang (gill arches)
terdiri dari tulang rawan, terletak di tengah insang dan dilengkapi dengan
arteri dan syaraf. Lengkung insang terpisah dengan kotak otak atau
neurocranium, tetapi dihubungkan dengan rawan jaringan ikat. Mempunyai sirip
berpasangan, mempunyai sepasang lubang hidung (dirhinous) (Jasin, 1992).
Hewan ini hampir semuanya
adalah predacious atau hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari
fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip, dan sisik. Salah satu contoh yang terkenal adalah ikan
hiu (Carcharias
menissorah)
yang secara biologis menarik, karena bentuk anatominya akan kita jumpai
pada embrio hewan vertebrata lainnya (Levine, 1995).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan
yaitu pada hari Jumat, 9 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan hiu (Carcharias menissorah) dan ikan pari (Trygon sephen).
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk
pengamatan morfologi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset.
Diletakkan diatas papan seksi yang telah disediakan. Diamati struktur
morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar dari masing-masing spesies
yang diamati. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan dengan
menggunakan pinset, diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, bedah
perlahan-lahan bahan, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat
bagian-bagiannya dan ambil gambar dari masing-masing spesies.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
a.
|
b.
Anatomi
|
c.
|
d.
|
e.
|
f.
Sistem
Reproduksi
1)
|
2)
|
g.
|
2.
Ikan Pari (Trygon sephen)
a.
|
|
b.
|
|
c.
|
d.
|
e.
|
f.
Sistem
Reproduksi
3)
|
4)
|
g.
|
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Secara morfologi ikan hiu (Carcharias
menissorah) memiliki bentuk tubuh silindris dengan ujung lancip dan
kepala pipihkan yang meruncing kearah anterior. Memiliki mulut yang berahang
kuat terletak di bagian bawah. Terdapat sisik yang dikenal sebagai sisik
bertipe placoid. Ikan hiu memiliki
sirip caudal heterocercal, juga terdapat sirip punggung (pinna dorsalis), sirip anal (pinna analis), sirip
perut (pelvicus), dan sirip dada (Pinna pectoralis). Lubang hidung dua
buah disebelah ventral kepala, sedangkan mata (vissus) di sebelah lateral. Celah insang lima buah di belakang
mata. Di sebelah dorsal depan mata terdapat operculum
(celah insang) dan lubang kloaka di antara sirip pelvicus.
Secara anatomi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) tidak ditemukan
struktur yang mirip paru-paru. Memiliki organ ekskresi berupa hati (hepar), dan ginjal (kidney) yang terdiri atas tiga tipe yaitu pronefros, mesonefros dan
metanefros dengan banyak fungsi
antara lain untuk regulasi kadar air dalam tubuh, menjaga keseimbangan, garam,
dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil metabolisme protein. Memiliki organ-organ
pencernaan yang tersusun atas esofagus, lambung (ventriculus), pankreas dan usus (intestinum) yang berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan.
Memiliki jantung (cor) yang berfungsi
sebagai sentral dalam sistem sirkulasi.
Sistem pencernaan pada ikan hiu (Carcharias
menissorah) tersusun atas organ-organ pencernaan berupa rongga mulut (cavum oris), faring, esofagus, lambung (ventriculus), usus (intestinum), cloaca dan
berakhir pada anus. Mulut melintang terletak sebelah anteroir ventralis pada
kepala. Lambung (ventriciulus)
berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter yang terkenal dengan nama sphincter pylorus. Di
dalam usus (intestinum) terdapat klep
spiral yang berfungsi membantu untuk mengefisienkan penyerapan zat-zat makanan.
Dalam hal ini menghambat jalannya bahan makanan yang lewat menuju anus.
Sistem respirasi pada hiu (Carcharias
menissorah) terdiri atas nostril (lubang
hidung) yang terdapat di sebelah mata. Akan tetapi untuk melakukan proses
respirasi maka ikan hiu akan membuka dan menutup mulutnya ntuk menghalau air ke
dalam mulut dan menekan ke luar dengan kekuatan (mulut penutup) melalui celah
insang dan spiracle.
Alat reproduksi pada ikan hiu (Carcharias
menissorah) terpisah, yang berarti terdapat hiu jantan dan betina. Alat
kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, sedangkan pada betina terdapat
ovarium. Pada proses perkawinan, sperma tertuang pada kloaka hewan betina
dengan bantuan claspers. Di dalam
kloaka inilah akan bertemu antara sperma dan sel telur sehingga terjadi
pembuahan.
Sistem eskresi pada hiu (Carcharias
menissorah) terdiri dari hati dan sepasang ginjal tang terdapat tepat di
bawah selom di sepanjang aorta dorsal, sehingga urin yang terkumpul
dalam tubulus segmental akan menuju ke ureter dikeluarkan ke papilla urogenetalis dan bermuara di kloaka.
Sistem sirkulasi pada ikan hiu (Carcharias
menissorah) menggunakan jantung sebagai sentral peredaran darah. Jantung
tersebut terdiri atas sinus venosus sinus
venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh Auriculum dan ventriculum
bersambung dengan conus arteriosus
dan ke ventral aorta yang bercabang
lima pasang arteri afferent branchialis berfungsi
mengambil oksigen yang terdapat dalam gelembung udara yang ada dalam air.
Habitat ikan hiu (Carcharias menissorah)
ialah hidup pada perairan laut.
Ikan hiu (Carcharias menissorah)
dalam berperan sebagai predator puncak rantai makanan dalam ekosistem air
laut. Sementara dalam kedisupan sehari-hari selain dagingnya sebagai sumber
bahan makanan, darah ikan ini juga mempunyai manfaat sebagai anti koagulan.
Hati ikan hiu (Carcharias menissorah)
diproses menjadi minyak hati ikan hiu yang pemanfaatannya dapat digunakan pada
industri tekstil, pabrik pelumas, cat minyak, bahan kosmetik, bahkan dalam
dunia medis atau kesehatan minyak ikan hiu (Carcharias
menissorah) berperan sebagai sumber vitamin A yang bermanfaat bagi
kesehatan mata.Selain itu gigi ikan hiu (Carcharias
menissorah) mempunyai tekstur yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai
aksesoris dalam pembuatan perhiasan maupun senjata tajam.
Ikan hiu (Carcharias menissorah) termasuk dalam
filum chordata karena memiliki tulang belakang. Termasuk dalam kelas
Chondrichtyes karena merupakan ikan bertulang rawan. Termasuk dalam ordo
Selachi karena bertubuh torpedo. Termasuk dalam famili Carcharidae karena termasuk
ikan yang mematikan karena merupakan predator puncak ekosistem air laut.
Termasuk dalam genus Carcharias
karena tubuhnya berwarna abu-abu. Termasuk dalam spesies
(Carcharias menissorah) karena
panjang tubuhnya dapat melebihi satu meter. Adapun klasifikasi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Classis :
Chondrichthyes
Ordo :
Selachi
Familia :
Carcharidae
Genus :
Carcharias
Spesies :
Carcharias menissorah (Jasin, 1992).
2.
Ikan Pari (Trygon sephen)
Secara morfologi ikan Pari (Trygon sephen) mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana
sepasang sirip dada (pectoral, fins) nya melebar dan menyatu dengan sisi
kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar
atau oval. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan
bertulang rawan yang memiliki ekor seperti cambuk. Ikan pari (Trygon sephen) umumnya mempunyai ekor
yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Mata ikan pari (Trygon sephen) umumnya terletak di kepala
bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth). Ikan pari (Trygon
sephen) memiliki celah insang yang terletak di sisi ventral kepala.
Anatomi pada ikan
pari, bagian yang nampak pada pembedahan berupa hati (hepar) dan ginjal (kidney)
yang berfungsi sebagai organ ekskresi,
mulut (cavum oris), empedu (vesica fellea), pankreas (pancreas), lambung (ventriculum), usus (intestinum)
dan anus yang berfungsi sebagai organ-organ pencernaan yang mencerna makanan,
menyerap sari-sari makan dan membuang sisa hasil metabolisme dari tubuh.
Memiliki faring sebagai alat pernapasan dan jantung (cor) yang berfungsi sebagai sentral dalam sistem sirkulasi.
Alat pencernaan pada
ikan pari (Trygon sephen)
terdiri atas mulut (cavum oris), faring, esofagus, lambung (ventriculum), usus (intestinum),
kloaka dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang bergigi yang berfungsi menghancurkan
makanan, lambung (ventriculum)
sebagai tempat pencernaan makanan secara kimiawi lebih lanjut lagi, usus (intestinum) yang berfungsi menyerap sari-sari
makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan anus sebagai saluran
pembuangan sisa hasil metabolisme.
Ikan pari (Trygon
sephen) melakukan respirasi
dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan
menutup celah insang dengan spirakel. Insangnya terdiri atas filamen yang
banyak mengandung pembuluh darah. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler
melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen yang larut dalam air,
selanjutnya dilanjutkan ke dorsal aorta.
Sistem reproduksi pada
ikan pari (Trygon sephen)
yakni memiliki alat kelamin terpisah dengan sepasang
testis pada ikan pari jantan dan beberaa vasa
efferensia yang menuju vasa deferensia. Saluran tersebut terbentang sebelah
pada papilla urogenetalis. Sedangkan
pada betina terdapat sebuah ovarium yang menggantung di sepanjang tubuh. Pada
perkawinan, sperma hewan jantan tertuang pada kloaka hewan betina dengan
bantuan klasper sehingga terjadi pembuahan.
Sistem ekskresi pada
ikan pari (Trygon sephen)
terdapat dua ginjal yang terletak tepat di bawah
selom di sepanjang aorta dorsal. Urin di kumpulkan di dalam tubulus semental yang bergabung dengan
saluran longitudinal, ureter, yang akan mengarah ke posterior. Sistem ekskresi
pada ikan pari (Trygon
sephen) berupa ginjal,
sehingga urin yang terkumpul dalam tubulus
segmental akan menuju ureter kemudian dikeluarkan ke papilla urogenetalis dan bermuara di kloaka.
Sistem sirkulasi pada
ikan pari (Trygon sephen) berupa
jantung yang terdiri atas venosus dilanjutkan
oleh auriculum dan ventriculus yang berdinding tebal.
Kemudian bersambung dengan conus
arterioles terus ke ventral aorta yang bercabang lima pasang arteri Afferent branchialis dan mengambil
oksigen di dalam air.
Habitat ikan pari (Trygon sephen) adalah
hidup pada perairan laut.
Ikan pari (Trygon
sephen) selain dagingnya digunakan sebagai bahan makanan, tulang ikan ini
dapat diekstraksi dan dimanfaatkan untuk menginduksi sel-sel kanker.
Ikan pari (Trygon sephen) termasuk
dalam filum Chordata karena memiliki tulang belakang. Termasuk dalam kelas
Chondrichtyes karena merupakan ikan bertulang rawan. Termasuk dalam ordo Rajida
karena bergerak berenang seperti meluncur dengan tubuhnya yang pipih melebar.
Termasuk dalan famili Myliobatidae karena memiliki sirip seperti sayap elang.
Termasuk dalam genus Trygon karena
memiliki ekor panjang seperti cambuk. Termasuk dalam spesies Trygon
sephen karena memiliki
penyengat. Adapun klasifikasi pada ikan pari (Trygon sephen) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Classis : Condrychthyes
Ordo : Rajida
Familia : Myliobatidae
Genus : Trygon
Spesies : Trygon sephen (Jasin, 1992).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari praktikum adalah ikan hiu (Carcharias
menissorah) dan ikan pari (Trygon
sephen) termasuk dalam kelas Chondrichthyes. Ikan hiu (Carcharias menissorah) memiliki struktur morfologi yang terdiri
atas mata (vissus), tutup insang (operculum), rongga mulut (cavum oris), sirip
punggung (pinna dorsalis), sirip anal (pinna
analis), sirip perut (pelvicus),
dan sirip dada (Pinna pectoralis)
dengan struktur anatomi yang terdiri hati (hepar),
ginjal (kidney), esofagus, lambung (ventriculus), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor). Adapun ikan pari (Trygon sephen) secara morfologi terdiri
tas mata (vissus), sirip perut (pelvicus) dan ekor (caudalis), secara anatomi tersusun atas hati (hepar), ginjal (kidney),
esofagus, lambung (ventriculus),
empedu, usus (intestinum) dan jantung
(cor).
B. Saran
Adapun
saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam
melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan
teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Departemen
Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka
Agung Harapan. 2009.
George H.F. Biologi Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga, 2006.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995.
Sion L. “Chondrichthyes species in deep waters of the
Mediterranean Sea” International
Journal on Soft Computing. 68 No 3 (2004): 153-162.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar