Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Chondrychthyes)

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 9 (Chondrychthyes)
 
Phylum Chordata- Sub Phylum Vertebrata- Class Chondrichthyes By: Al-J…


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia. Daging ikan pada umumnya berperan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi, akan tetapi selain itu ikan juga memiliki peran lain yakni sebagai cendramata contohnya ialah gigi ikan hiu. Allah swt. berfirman dalam QS. Fathir/35: 12 yang berbunyi:

Terjemahnya:
Dan tiada sama (antara) dua laut, yang Ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah ayat di atas menunjukkan salah satu bukti kekuasaan Allah swt. Dan diantara bukti kekuasaan Allah adalah dua laut yakni sungai dan laut. Tiada sama (antara) dua laut itu yakni sungai dan laut. Kendati keduanya berdampingan dan dari masing-masing laut dan sungai itu kamu dapat memakan daging yang segar dari binatang yang hidup di sana walau di air asin itu dan, di samping makanan tersebut, kamu juga dapat secara bersungguh-sungguh mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya seperti mutiara dan marjan, dan pada masing-masing laut dan sungai itu kamu dapat senantiasa melihat kapal berlayar membelah lautan dengan cepat supaya kamu dengan kemudahan-mudahan yang dianugerahi Allah itu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya yang mencakup segala aspek baik di darat maupun di laut dan dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada di lautan, yang beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan manusia sebagai daging untuk dikonsumsi dan sebagai perhiasan untuk dipakai, semua itu agar kita dapat mencari keuntungan dari karunia-Nya dan supaya kita bersyukur. Beberapa jenis hewan yang dagingnya dapat dikonsumsi termasuk dalam Chondrichthyes yang berada di bawah dasar laut. Sungguh luar biasa segala apa yang telah diciptakan Allah swt. sehingga sudah sepatutnya kita mensyukuri nikmat itu.
Chondrichthyes berdasarkan bahasa berarti hewan bertulang rawan. Namun sesungguhnya tulang rawan yang dimaksud ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder (Jasin, 1992).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa kerangka tubuh dari kelas Chondrichthyes memiliki keuunikan, hal ini tentunya akan berbeda dengan spesies dalam kelas lainnya, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Chondrichthyes.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Chondrichthyes serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan

Pisces (ikan) adalah hewan yang hidup di dalam air, mereka dapat bernapas di dalam air karena insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut dan samudra). Salah satu dari jenis Pisces adalah Chondrichthyes. Allah swt. berfirman dalam surah Al-Maidah/5: 96 yang berbunyi:
 
Terjemahnya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan (Kementerian Agama RI, 2009).
 Melalui ayat diatas Allah swt. menjelaskan bahwa dihalalkan bagi kamu berburu binatang buruan laut juga sungai dan danau atau tambak, dan makanannya yang berasal dari laut seperti ikan, udang, atau apa pun yang hidup di sana dan tidak dapat hidup di darat walau telah mati dan mengapung, adalah makanan lezat bagi kamu, baik bagi yang bertempat tinggal tetap di satu tempat tertentu, dan juga bagi orang-orang yang dalam perjalanan (Shihab, 2002).
Berdasarkan ayat dan tafsir di atas dapat diketahui bahwa Allah telah menciptakan beraneka macam hewan laut, yang diantaranya adalah ikan dari kelas Chondrichthyes, yang dihalalkan untuk dimakan dagingnya dan mengandung protein hewani yang baik untuk metabolisme tubuh.

B.       Tinjauan Umum tentang Chondrichthyes

Pisces (ikan) adalah hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernapas di dalam air karena insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut dan samudra). Pisces merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu air ditempat dia hidup. Salah satu dari jenis Pisces adalah Chondrichthyes (George, 2006).
Chondrichthyes berasal dari bahasa latin yaitu chondros yang berarti tulang rawan dan ichtyes yang berarti ikan, sehingganya Chondrichthyes ialah ikan yang bertulang rawan. Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras. Kelas ini merupakan vetebrata rendah. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beranekaragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia (Suwignyo, 2005).
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas yakni Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri) (Hala, 2007).
Ikan jenis Chondrichthyes berhabitat di laut dan dapat hidup hingga kedalaman 1000-1499 m (Sion, 2004).
Ciri-ciri dari Chondrichthyes diantaranya yaitu, rangka tulang rawan, ada yang bersisik dan ada pula yang tidak, celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang, letak celah insang lateral dan ventral, mulut terletak pada sisi ventral, ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak, sirip berpasangan, tidak memiliki gelembung udara, lubang hidung sepasang, organ reproduksi terpisah, fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh, berkembangbiak secara ovipar atau ovivipar (Hala, 2007).
Chondrichthyes adalah ikan bertulang rawan yang memiliki rahang mulut pada bagian depannya. Kulit tertutup sisik. Sirip berpasangan, serta sirip ekor yang tidak seimbang. Sebagian notokord nya diganti oleh vertebrae yang lengkap. Ginjalnya berupa mesonefros. Jantung beruang dua, rangkanya bertulang rawan, sehingga notokord yang ada pada ikan muda pun lambat laun tergantikan oleh tulang rawan. Mereka tidak memiliki tulang rusuk, maka jika keluar dari air, berat tubuh spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka. Ikan ini tidak memiliki sumsum tulang, sehingga sel darah merah di produksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya, yaitu organ leydig (penghasil sel darah merah). Organ unik lainnya adalah epigonal yang berperan sebagai sistem kekebalan. Subkelas dari ikan ini adalah Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holochepali (kimera atau hiu hantu) (Levine, 1995).
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna. Kartilago palate-quadrat dan kartilago meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Kelas Chondrichthyes yaitu ikan-ikan yang kerangkanya berupa tulang rawan dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder. Mempunyai tiga tulang saluran setengah lingkaran (semicircular canals) pada alat pendengaran pada sisi kepala bagian dalam. Lengkung insang (gill arches) terdiri dari tulang rawan, terletak di tengah insang dan dilengkapi dengan arteri dan syaraf. Lengkung insang terpisah dengan kotak otak atau neurocranium, tetapi dihubungkan dengan rawan jaringan ikat. Mempunyai sirip berpasangan, mempunyai sepasang lubang hidung (dirhinous) (Jasin, 1992).
Hewan ini hampir semuanya adalah predacious atau hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip, dan sisik. Salah satu contoh yang terkenal adalah ikan hiu (Carcharias menissorah) yang secara biologis menarik, karena bentuk anatominya akan kita jumpai pada embrio hewan vertebrata lainnya (Levine, 1995).

 


















BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan yaitu pada hari Jumat, 9 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

 

B.       Instrumen Praktikum

1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu ikan hiu (Carcharias menissorah) dan ikan pari (Trygon sephen).

 

C.      Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk pengamatan morfologi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset. Diletakkan diatas papan seksi yang telah disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar dari masing-masing spesies yang diamati. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan dengan menggunakan pinset, diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, bedah perlahan-lahan bahan, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil gambar dari masing-masing spesies.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
a.        

 
Morfologi









Text Box: Keterangan:
1. Mata (Visus)
2. Sirip punggung I (Pinna dorsalis I)
3. Sirip punggung II (Pinna dorsalis II)
4. Sirip ekor (Pinna caudalis)
5. Sirip anal (Pinna analis)
6. Sirip perut (Pinna pelvicus)
7. Sirip dada (Pinna pectoralis)
8. Tutup insang (Operculum)
9. Rongga mulut (Cavum oris)
 















b.        Anatomi









Keterangan:
1.      Esofagus (Esophagus)
2.      Jantung (Cor)
3.      Lambung (Ventriculus)
4.      Usus besar (Intestine)
5.      Usus halus (Intestine tinue)
6.      Ginjal (Kidney)
7.      Pankreas (Pancreas)
8.      Hati (Hepar)
9.      Empedu (Vesica fellea)

 
 










c.        
Keterangan
1.      Mulut (Oris)
2.      Insang (branchia)
3.      Lambung (Ventriculum)
4.      Usus halus (Intestine tinue)
5.      Usus besar (Intestine)
6.      Dubur (Anus)
 
Sistem Pencernaan








d.       
Keterangan
1.      Lubang pertukaran udara (Spiracle)
2.      Insang luar (Demibranchi)
3.      Lengkung insang (Holobranchi)
4.      Septa (septum)
5.      Rongga perut (cavum abdomen)
6.      Rongga kerongkongan (cavum esophagus)
 
Sistem Respirasi
  






e.        
Keterangan
1.      Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.      Pembuluh nadi (Arteri)
3.      Serambi jantung (Atrium)
4.      Bilik jantung (Ventrikel)
5.      Pembuluh balik (Vena)
 
Sistem Sirkulasi


  



f.         Sistem Reproduksi
1)     
Keterangan
1.      Kelenjar kelamin jantan (Testis)
2.      Vas deferens (vasa deferentia)
3.      Kantung semen (Vesicula seminalis)
4.      Kloaka (Cloaca)
 
Jantan







2)     
Keterangan
1.      Indung telur (Ovarium)
2.      Tuba Fallopi (Oviduk)
3.      Saluran kelamin (ductus urogenital)
 
Betina







g.       
Keterangan
1.       Ginjal (Ren)
2.       Gelembung udara (swimbladder)
3.      Saluran kelamin (ductus urogenital)
4.      Kloaka (Cloaca)
 
Sistem Ekskresi


  




2.    Ikan Pari (Trygon sephen)
a.        

 
Morfologi








Keterangan:
1.        Mata (Visus)
2.        Sirip perut (Pinna pelvicus)
3.        Ekor (Coudalis)
 
 




b.       

 
Anatomi









Keterangan:
1.        Faring (Pharynks)
2.        Esofagus (Esophagus)
3.        Jantung (Cor)
4.        Lambung (Ventriculus)
5.        Usus besar (Intestine)
6.        Usus halus (Intestine tinue)
7.        Ginjal (Kidney)
8.        Pankreas (Pancreas)
9.        Hati (Hepar)
10.    Empedu (Vesica fellea)

 
 
















c.        
Keterangan
1.      Mulut (Oris)
2.      Esofagus (Esophagus)
3.      Hati (Hepar)
4.      Kantung empedu (Vesica fellea)
5.      Lambung (Ventriculum)
6.      Usus halus (Intestine tinue)
7.      Usus besar (Intestine)
8.      Dubur (Anus)
 
Sistem Pencernaan







d.       
Keterangan
1.      Lubang pertukaran udara (Spiracle)
2.      Insang luar (Demibranchi)
3.      Lengkung insang (Holobranchi)
4.      Septa (septum)
5.      Rongga perut (cavum abdomen)
6.      Rongga kerongkongan (cavum esophagus)
7.       
 
Sistem Respirasi
  






e.        
Keterangan
1.      Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.      Pembuluh nadi (Arteri)
3.      Serambi jantung (Atrium)
4.      Bilik jantung (Ventrikel)
5.      Pembuluh balik (Vena)

 
Sistem Sirkulasi


  




f.         Sistem Reproduksi
3)     
Keterangan
1.      Kelenjar kelamin jantan (Testis)
2.      Vas deferens (vasa deferentia)
3.      Kantung semen (Vesicula seminalis)
4.      Kloaka (Cloaca)

 
Jantan







4)     
Keterangan
1.      Indung telur (Ovarium)
2.      Tuba Fallopi (Oviduk)
3.      Muara saluran kelamin (ductus urogenital)

 
Betina







g.       
Keterangan
1.      Ginjal (Ren)
2.       Gelembung udara (swimbladder)
3.      Saluran kelamin (ductus urogenital)
4.      Kloaka (Cloaca)
 
Sistem Ekskresi


  




B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.        Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Secara morfologi ikan hiu (Carcharias menissorah) memiliki bentuk tubuh silindris dengan ujung lancip dan kepala pipihkan yang meruncing kearah anterior. Memiliki mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah. Terdapat sisik yang dikenal sebagai sisik bertipe placoid. Ikan hiu memiliki sirip caudal heterocercal, juga terdapat sirip punggung (pinna dorsalis), sirip anal (pinna analis), sirip perut (pelvicus), dan sirip dada (Pinna pectoralis). Lubang hidung dua buah disebelah ventral kepala, sedangkan mata (vissus) di sebelah lateral. Celah insang lima buah di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata terdapat operculum (celah insang) dan lubang kloaka di antara sirip pelvicus.
Secara anatomi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru. Memiliki organ ekskresi berupa hati (hepar), dan ginjal (kidney) yang terdiri atas tiga tipe yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros dengan banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air dalam tubuh, menjaga keseimbangan, garam, dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil metabolisme protein. Memiliki organ-organ pencernaan yang tersusun atas esofagus, lambung (ventriculus), pankreas dan usus (intestinum) yang berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Memiliki jantung (cor) yang berfungsi sebagai sentral dalam sistem sirkulasi.
Sistem pencernaan pada ikan hiu (Carcharias menissorah) tersusun atas organ-organ pencernaan berupa rongga mulut (cavum oris), faring, esofagus, lambung (ventriculus), usus (intestinum), cloaca dan berakhir pada anus. Mulut melintang terletak sebelah anteroir ventralis pada kepala. Lambung (ventriciulus) berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter yang terkenal dengan nama sphincter pylorus. Di dalam usus (intestinum) terdapat klep spiral yang berfungsi membantu untuk mengefisienkan penyerapan zat-zat makanan. Dalam hal ini menghambat jalannya bahan makanan yang lewat menuju anus.
Sistem respirasi pada hiu (Carcharias menissorah) terdiri atas nostril (lubang hidung) yang terdapat di sebelah mata. Akan tetapi untuk melakukan proses respirasi maka ikan hiu akan membuka dan menutup mulutnya ntuk menghalau air ke dalam mulut dan menekan ke luar dengan kekuatan (mulut penutup) melalui celah insang dan spiracle.
Alat reproduksi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) terpisah, yang berarti terdapat hiu jantan dan betina. Alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, sedangkan pada betina terdapat ovarium. Pada proses perkawinan, sperma tertuang pada kloaka hewan betina dengan bantuan claspers. Di dalam kloaka inilah akan bertemu antara sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan.
Sistem eskresi pada hiu (Carcharias menissorah) terdiri dari hati dan sepasang ginjal tang terdapat tepat di bawah selom di sepanjang aorta dorsal, sehingga urin yang terkumpul dalam tubulus segmental akan menuju ke ureter dikeluarkan ke papilla urogenetalis dan bermuara di kloaka.
Sistem sirkulasi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) menggunakan jantung sebagai sentral peredaran darah. Jantung tersebut terdiri atas sinus venosus sinus venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh Auriculum dan ventriculum bersambung dengan conus arteriosus dan ke ventral aorta yang bercabang lima pasang arteri afferent branchialis berfungsi mengambil oksigen yang terdapat dalam gelembung udara yang ada dalam air.
Habitat ikan hiu (Carcharias menissorah) ialah hidup pada perairan laut.
Ikan hiu (Carcharias menissorah) dalam berperan sebagai predator puncak rantai makanan dalam ekosistem air laut. Sementara dalam kedisupan sehari-hari selain dagingnya sebagai sumber bahan makanan, darah ikan ini juga mempunyai manfaat sebagai anti koagulan. Hati ikan hiu (Carcharias menissorah) diproses menjadi minyak hati ikan hiu yang pemanfaatannya dapat digunakan pada industri tekstil, pabrik pelumas, cat minyak, bahan kosmetik, bahkan dalam dunia medis atau kesehatan minyak ikan hiu (Carcharias menissorah) berperan sebagai sumber vitamin A yang bermanfaat bagi kesehatan mata.Selain itu gigi ikan hiu (Carcharias menissorah) mempunyai tekstur yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai aksesoris dalam pembuatan perhiasan maupun senjata tajam.
Ikan hiu (Carcharias menissorah) termasuk dalam filum chordata karena memiliki tulang belakang. Termasuk dalam kelas Chondrichtyes karena merupakan ikan bertulang rawan. Termasuk dalam ordo Selachi karena bertubuh torpedo. Termasuk dalam famili Carcharidae karena termasuk ikan yang mematikan karena merupakan predator puncak ekosistem air laut. Termasuk dalam genus Carcharias karena tubuhnya berwarna abu-abu. Termasuk dalam spesies (Carcharias menissorah) karena panjang tubuhnya dapat melebihi satu meter. Adapun klasifikasi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Classis             : Chondrichthyes
Ordo                : Selachi
Familia            : Carcharidae
Genus              : Carcharias
Spesies            : Carcharias menissorah (Jasin, 1992).
2.        Ikan Pari (Trygon sephen)
Secara morfologi ikan Pari (Trygon sephen) mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins) nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang memiliki ekor seperti cambuk. Ikan pari (Trygon sephen) umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Mata ikan pari (Trygon sephen) umumnya terletak di kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth). Ikan pari (Trygon sephen) memiliki celah insang yang terletak di sisi ventral kepala.
            Anatomi pada ikan pari, bagian yang nampak pada pembedahan berupa hati (hepar) dan ginjal (kidney) yang berfungsi sebagai organ ekskresi,  mulut (cavum oris), empedu (vesica fellea), pankreas (pancreas), lambung (ventriculum), usus (intestinum) dan anus yang berfungsi sebagai organ-organ pencernaan yang mencerna makanan, menyerap sari-sari makan dan membuang sisa hasil metabolisme dari tubuh. Memiliki faring sebagai alat pernapasan dan jantung (cor) yang berfungsi sebagai sentral dalam sistem sirkulasi.
            Alat pencernaan pada ikan pari (Trygon sephen) terdiri atas mulut (cavum oris), faring, esofagus, lambung (ventriculum), usus (intestinum), kloaka dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang bergigi yang berfungsi menghancurkan makanan, lambung (ventriculum) sebagai tempat pencernaan makanan secara kimiawi lebih lanjut lagi, usus (intestinum) yang berfungsi menyerap sari-sari makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh dan anus sebagai saluran pembuangan sisa hasil metabolisme.
Ikan pari (Trygon sephen) melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan menutup celah insang dengan spirakel. Insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung pembuluh darah. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen yang larut dalam air, selanjutnya dilanjutkan ke dorsal aorta.
            Sistem reproduksi pada ikan pari (Trygon sephen) yakni memiliki alat kelamin terpisah dengan sepasang testis pada ikan pari jantan dan beberaa vasa efferensia  yang menuju vasa deferensia. Saluran tersebut terbentang sebelah pada papilla urogenetalis. Sedangkan pada betina terdapat sebuah ovarium yang menggantung di sepanjang tubuh. Pada perkawinan, sperma hewan jantan tertuang pada kloaka hewan betina dengan bantuan klasper sehingga terjadi pembuahan.
            Sistem ekskresi pada ikan pari (Trygon sephen) terdapat dua ginjal yang terletak tepat di bawah selom di sepanjang aorta dorsal. Urin di kumpulkan di dalam tubulus semental yang bergabung dengan saluran longitudinal, ureter, yang akan mengarah ke posterior. Sistem ekskresi pada ikan pari (Trygon sephen) berupa ginjal, sehingga urin yang terkumpul dalam tubulus segmental akan menuju ureter kemudian dikeluarkan ke papilla urogenetalis dan bermuara di kloaka.
Sistem sirkulasi pada ikan pari (Trygon sephen) berupa jantung yang terdiri atas venosus dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculus yang berdinding tebal. Kemudian bersambung dengan conus arterioles terus ke ventral aorta  yang bercabang lima pasang arteri Afferent branchialis dan mengambil oksigen di dalam air.
Habitat ikan pari (Trygon sephen) adalah hidup pada perairan laut.
Ikan pari (Trygon sephen) selain dagingnya digunakan sebagai bahan makanan, tulang ikan ini dapat diekstraksi dan dimanfaatkan untuk menginduksi sel-sel kanker.
Ikan pari (Trygon sephen) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki tulang belakang. Termasuk dalam kelas Chondrichtyes karena merupakan ikan bertulang rawan. Termasuk dalam ordo Rajida karena bergerak berenang seperti meluncur dengan tubuhnya yang pipih melebar. Termasuk dalan famili Myliobatidae karena memiliki sirip seperti sayap elang. Termasuk dalam  genus Trygon karena memiliki ekor panjang seperti cambuk. Termasuk dalam spesies Trygon sephen karena memiliki penyengat. Adapun klasifikasi pada ikan pari (Trygon sephen) adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Classis             : Condrychthyes
Ordo                : Rajida
Familia            : Myliobatidae
Genus              : Trygon
Spesies            : Trygon sephen (Jasin, 1992).

 




BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum adalah ikan hiu (Carcharias menissorah) dan ikan pari (Trygon sephen) termasuk dalam kelas Chondrichthyes. Ikan hiu (Carcharias menissorah) memiliki struktur morfologi yang terdiri atas mata (vissus), tutup insang (operculum), rongga mulut (cavum oris), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip anal (pinna analis), sirip perut (pelvicus), dan sirip dada (Pinna pectoralis) dengan struktur anatomi yang terdiri hati (hepar), ginjal (kidney), esofagus, lambung (ventriculus), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor). Adapun ikan pari (Trygon sephen) secara morfologi terdiri tas mata (vissus), sirip perut (pelvicus) dan ekor (caudalis), secara anatomi tersusun atas hati (hepar), ginjal (kidney), esofagus, lambung (ventriculus), empedu, usus (intestinum) dan jantung (cor).

B.     Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.








KEPUSTAKAAN

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan. 2009.
George H.F.  Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga, 2006.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Sion L. “Chondrichthyes species in deep waters of the Mediterranean Sea” International Journal on Soft Computing. 68 No 3 (2004): 153-162.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.




 

0 komentar:

Posting Komentar