Pages

Laporan Uji Kualitatif Protein

 

Seven high-protein foods to include in your meals - Food - The ...

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.                Latar Belakang

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. 

Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah-buahan (Poedjiadi, 1994).

Allah swt berfirman dalam surah Al Maidah/5: 3 yang berbunyi

ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌYσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ

Terjemahnya:

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam surah ini Allah menjelaskan bahwa memakan bangkai adalah makanan yang tidak baik dan akan berdampak buruk bagi tubuh karena akan mengganggu sistem metabolisme tubuh, dan juga yang terpenting adalah tidak adanya kandungan protein dari bangkai. Darisini jelaslah bahwa Allah menganjurkan umatnya untuk memakan makanan yang baik yang mengandung protein untuk kelancaran metabolismu tubuh.

Atas dasar teori di atas, maka dilakukanlah penelitian tentang uji kualitatif protein dalam beberapa bahan pangan.

 

B.                Tujuan Praktikum

Mahasiswa diharapkan mampu mendeteksi keberadaan protein pada bahan pangan dengan uji kualitatif berdasarkan perubahan warna yang terbentuk.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

A.                Tinjauan Ayat yang Relevan

Adapun ayat yang relevan dengan praktikum ini. Allah swt berfirman dalam surah Al Nahl/16: 14 yang berbunyi:

uqèdur Ï%©!$# t¤y tóst7ø9$# (#qè=à2ù'tGÏ9 çm÷ZÏB $VJóss9 $wƒÌsÛ (#qã_̍÷tGó¡n@ur çm÷YÏB ZpuŠù=Ïm $ygtRqÝ¡t6ù=s? ts?ur šù=àÿø9$# tÅz#uqtB ÏmŠÏù (#qäótFö7tFÏ9ur ÆÏB ¾Ï&Î#ôÒsù öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±s? ÇÊÍÈ

Terjemahnya:

Dan Dia-lah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu juga melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya , dan agar kamu bersyukur.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah memberi khabar tentang pengendalian-Nya terhadap lautan yang menggebu-gebu dengan ombak, dan Allah memberi anugerah kepada hamba-Nya dengan menundukkan lautan itu untuk mereka, dan membuatnya mudah untuk mengarunginya, dan menjadikan di dalamnya ikan besar dan ikan kecil, dan menjadikan dagingnya halal; baik dari yang hidup atau dari yang mati, ketika halal (diluar kegiatan haji dan umrah) atau ketika ihram, dan Allah memberi anugerah kepada mereka dengan apa yang Allah ciptakan di dalam lautan itu, berupa mutiara dan permata yang sangat berharga.

Dalam surat ini dapat diartikan bahwa daging ikan yang segar mengandung proten yang tinggi, dan minyak ikan sebagai sumer kalsium dan iodium. Protein ikan mengandung berbagai asam amino dalam bentuk yang mendekati asam amino

didalam tubuh manusia. Komposisi asam amino protein ikan juga lebih lengkap dibanding bahan makanan lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang pertumbuhan sel otak balita.

B.                Tinjauan Umum Tentang Protein

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein ialah ikatan peptida yaitu terjadi antara atom C dari gugus –COOH dengan atom N dari gugus –NH2. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (± 7%), Oksigen (± 13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula protein yang bengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Syarfaini, 2012).

Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun kulit, otot, rambut, membran sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Kemudian, terdapat pula protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa di antanya adalah enzim yang berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka waktu lama dapat menganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (Budiyanto, 2004).

Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan tesebut disebut protein hewan, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan bantuan oleh enzim seperti  pepsin dan tripsin. Asam-asam amino dihasilkan kemudian diserap oleh usu dan dibawa darah ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dapat pula digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak (Poedjiadi, 1994).

Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam aminoo terikat satu sama lain melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu dengan gugus asam amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya peptida yang terdiri dari tiga, empat atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya (Baharuddin, 2011)

Berdasarkan struktur molekulnya protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama yaitu protein globuler dan protein fiber. Protein glubuler yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai polipeptida yang berlipat. Umumnya protein glubuler larut dalam air, asam, basa, atau etanol. Sedangkan protein fiber  berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida memanjang pada suatu sumbu. Hampir semua protein fiber memberikan peran struktural atau pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol (Poedjiadi, 1994).

Berat molekul protein sangat besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa polimer lain (misalnya: pati), protein dapat pula dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan menghasilkan campuran asam-asam amino (Budiyanto, 2004).

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

 

A.      Waktu dan Lokasi

Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 Oktober 2016 di laboratorium Mikrobiologi lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar pada pukul 9:40 sampai 11:25.

 

B.       Intrumen Praktikum

1.      Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, lampu fial, rak tabung, lampu spritus, pipet tetes/volume, penjepit tabung, objek dan deglass, mikroskop, beaker/gelas kimia.

2.      Bahan

Adapun bahan yang digunakan terbagi menjadi dua bahan yaitu bahan kimia dan bahan uji. Bahan kimia antara lain Reagen Ninhidrin, NaOH 10%, NaOH 40%, CuSo4, HNO3, Pb Asetat, Asam Nitrat pekat, Asam Sulfat, Ammonium molibdate. Bahan uji antara lain, ikan teri, telur, mie instan, tempe dan susu.

 

C.      Prosedur Kerja

1.      Uji Biuret

Masukkan sebanyak 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 1 ml NaOh 10%, kemudian di tambahkan 2-3 tetes CuSO4, perhatikan perubahan warna yang terjadi.

 

 

2.      Uji Ninhidrin

Tambahkan 3 ml larutan uji kedalam tabung reaksi dan tambahkan 10 tetes reagen ninhidrin. Kemudian panaskan selama 1-2 menit lalu dinginkan, lihat perubahan warna yang terjadi.

3.      Uji Xantoprotein

Sebanyak 2 ml larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan di dalamnya 1 ml HNO3, yang kemudian dipanaskan selama kurang lebih 1 menit dan di dinginkan. Setelahnya tambahkan NaOH 40% perlahan-lahan sampai terlihat perubahan warna.

4.      Uji Sulfur

Tambahkan 1 cc larutan uji ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan 1 cc NaOH 40%, kemudian panaskan selama kurang lebih 1 menit. Angkat dan dinginkan di bawah air yang mengalir, setelah itu tambahkan 1 tetes Pb Asetat. Perhatikan perubahan warna yang terbentuk.

5.      Uji Neuman

Masukkan 200 ul larutan uji ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan berturut-turut 2 ml asam nitrat pekat dan 200 ul asam sulfat. Selanjutnya didihkan hingga volumenya berkurang 0,5 ml, lalu dinginka. Setelahnya tambahkan ammonium molibdate. Perhatikan endapan yang terbentuk di dasar tabung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah

Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitatif Protein

No

Sampel

Uji

Biuret

Ninhidrin

Xanto

protein

Sulfur

Neuman

1

Ikan Teri

+

Ungu

+

Ungu

-

Jingga

+

Coklat Kehitaman

(-)

Bening = tidak mengandung kasein

2

Telur

+

Ungu

+

Biru

+

Kuning

-

 

(+)

Endapan kuning = Kasein

3

Mie Instan

+

Ungu

+

Biru

+

Kuning

-

 

(-)

Bening = tidak mengandung kasein

4

Tempe

+

Ungu

+

Biru keunguan

+

Kuning

+

Coklat kehitaman

(-)

Bening = tidak mengandung kasein

5

Susu

+

Ungu

+

Biru keungunan

+

Kuning

-

 

(+)

Endapan kuning = Kasein

 

B.       Pembahasan

1.    Uji Biuret

Uji Biuret adalah uji yang mendeteksi adanya protein di dalam suatu larutan secara kualitatif dengan indikasi warna ungu (violet). Dalam kondisi alkalin, biuret beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dan bentuk kompleks warna violet.

Uji biuret ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan adanya senyawa – senyawa yang mengandung gugus amida asam. Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida. Reaksi ini positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2 atau lebih ikatan peptida.

Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi ini. Senyawa dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu dan tetrapeptida serta peptida kompleks memberikan warna merah. Biuret dihasilkan dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180 oC dalam larutan basa. Biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi ini disebut dengan reaksi biuret, kemungkinan terbentuknya Cu2+ dengan gugus CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali histidina, serina dan treonina) tidak memberikan uji ini. Beberapa protein yang mempunyai gugus –CS-NH-, -CH-NH- dalam molekulnya juga memberikan tes warna positif dengan biuret.

Suatu bahan makanan yang diuji dikatakan mengandung protein jika uji menandakan positif yaitu dengan terlihatnya perubahan warna menjadi ungu pada larutan sampel.

Pada percobaan yang dilakukan, sampel yang di uji kandungan proteinnya terdiri dari ikan, susu, tempe, mie dan telur. Kelima sampel yang diuji ini dinyatakan positif mengandung protein karena adanya perubahan warna menjadi ungu yang terjadi pada larutan sampel. Dengan urutan kandungan protein dari yang tertinggi hingga kandungan terendah berturut-turut dimulai dari ikan, telur, tempe, susu kemudian mie instan sebagai bahan uji yang mengandung protein terendah.

              Gambar 4.1 Reaksi Biuret (Irwan, 2007)

2.    Uji Ninhidrin

Uji ninhidrin bertujuan untuk menunjukkan adanya asam amino pada larutan uji. Asam amino yang mengandung gugus amina dan karboksil bebas bereaksi dengan ninhidrin membentuk produk berwarna. Dalam reaksi ini, gugus amina pertama melekat pada karbon alfa rantai asam amino kemudian atom nitrogen dari gugus amina bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna biru keunguan. Asam amino yang mempunyai perlekatan gugus sekunder juga bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna dari kuning sampai ungu. Protein yang mengandung gugus amina bebas pada karbon alfa akan bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa berwarna biru-violet.

Larutan yang mengandung asam amino akan menunjukkan uji positif terhadap larutan ninhidrin. Reaksi warna protein dengan ninhidrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin. Melalui uji ninhidrin, asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi secara kualitatif sehingga dikeluarkan gas CO2.

Reagen ninhidrin merupakan reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila direaksikan dengan asam amino, menghasilkan zat warna ungu.

Uji warna dengan ninhidrin dijalankan dengan memanaskan larutan ninhidrin dengan asam amino dan menghasilkan warna biru-violet.

Pada percobaan setelah dimasukkan 3 ml larutan uji, kemudian diteteskan 10 tetes ninhidrin, lalu dipanaskan selama kurang lebih 2 menit, di dapatkan hasil bahwa larutan protein dari sampel ikan, menghasilkan perubahan warna ungu, sementara dari bahan uji telur dan mie menunjukkan perubahan warna menjadi biru, adapun pada tempe dan susu, membentuk larutan berwarna biru keunguan. Secara keseluruhan dari hasil uji ini menunjukkan reaksi positif sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan sampel mengandung asam amino

Gambar 4.2 Reaksi Ninhidrin (Irwan, 2007)

3.    Uji Xantoprotein

Uji Xantoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein mengandung gugus benzena (cincin fenil). 20 jenis asam amino esensial dalam organisme kehidupan yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin, triptofan dan tirosin. Maka uji xantoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan dan fenil alanin ditambahkan asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya  berubah menjadi jingga.

Pada uji ini, digunakan larutan asam nitrat yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus benzena. Asam amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini, yaitu tyrosin, phenilalanin dan tryptophan. Protein yang mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya (protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau tirosin) jika ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gunpalan warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi kuning yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan larutan basa. Sebenarnya, proses ini dapat terjadi jika kulit terkena asam nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti benzena pada asam amino penyusun kulit. Pada senyawa yang bukan asam amino akan memberikan hasil negatif, seperti kolagen dan gelatin.

Pada percobaan yang dilakukan, bahan uji yaitu ikan, susu, tempe, mie dan telur setelah di campur dengan 1 ml HNO3 kemudian dipanaskan selama kurang lebih 1 menit, di dinginkan lalu ditambahkan NAOH 40% secara perlahan, masing-masing dari larutan uji tersebut kemudian menunjukkan adanya cincing berwarna jingga atau kuning pada bidang pembatas, hal ini mengartikan bahwa hasil reaksi positif mengandung gugus benzena (cincin fenil).

      Gambar 4.3 Reaksi Xantoprotein (Irwan, 2007)

4.    Uji Sulfur

Uji Sulfur bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan sulfur atau belerang dari protein pada beberapa larutan uji. Sulfur yang terdapat dalam protein sebagai sistein. Pada uji ini, sistein dan metionin, dalam kondisi alkali, asetat akan bereaksi menghasilkan endapan berwarna coklat atau hitam

Pada percobaan ini larutan uji mula-mula akan di tambahkan dengan 1 cc NaOH 40%, kemudian dipanaskan selama 1 menit, lalu di teteskan Pb asetat hingga menghasilkan endapan berwarna coklat atau hitam yang menunjukkan reaksi positif

Pada percobaan yang dilakukan, larutan uji ikan dan tempe menunjukkan reaksi positif yakni adanya endapan berwarna coklat kehitaman, yang berarti bahwa larutan tersebut mengandung sulfur atau belerang sedangkan pada bahan uji telur, mie dan susu, menunjukkan reaksi negatif, yakni tidak terbentuknya endapan berwarna coklat atau hitam, hal ini berarti larutan tersebut tidak mengandung sulfur atau belerang.

Gambar 4.4 Reaksi Sulfur (Irwan, 2007)

5.    Uji Neuman

Uji merupaka uji spesifik untuk mendeteksi keberadaan kasein. Pada pemanasan asan nitrat pekat dan asam sulfat pekat, kasein dipecah dan fosfor dilepaskan. NH3 ditambahkan untuk mengkondisikan media alkalin. Ammonium molibdat akan bereaksi dengan NH3 pada media alkalin dan membentuk endapan fosfo-amonium molibdate berwarna kuning.

Pada percobaan 200 ml larutan uji dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml asam nitrat pekat dan 200 ul asam sulfat, setelah itu didihkan hingga volumenya berkurang 0.5 ml lalu dinginkan dan tambahkan ammonium molibdate. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa susu dan telur mengandung kasein karena terdapat endapan kuning di dasar tabung, sedangkan ikan, tempe dan mie tidak mengandung kasein karena tidak adanya endapan kuning, dan berwarna bening.

Gambar 4.5 Reaksi Neuman (Irwan, 2007)

BAB V

PENUTUP

 

 

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Secara berurut uji dilakukan untuk menentukan kadar kualitatif protein yang terkandung dalam sampel makanan. Pada beberapa uji yang dilakukan mulai dari uji Biuret, uji Ninhidrin, uji Xantoprotein, uji Sulfur, dan uji Neuman, dapat di ketahui bahwa, secara keseluruhan bahan uji mengandung protein berturut-turut dari yang tertinggi sampai terendah adalah larutan dari ikan, telur, tempe, susu kemudian mie instan sebagai bahan uji yang mengandung protein terendah. Pada percobaan yang dilakukan secara keseluruhan bahan uji menunjukkan reaksi positif mengandung asam amino dan adanya gugus benzena (cincin fenil). Bahan uji ikan dan tempe dari hasil pecobaan diketahui mengandung sulfur, sedangkan telur, mie dan susu menunjukkan reaksi negatif, yang berarti bahwa bahan uji tersebut tidak mengandung sulfur atau belerang. Pada percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa susu dan telur juga mengandung kasein.

 

B.       Saran

Adapun saran berdasarkan hasil praktikum ini yaitu dalam melakukan uji sampel perlu dilakukan dengan sabar dan teliti, mengerjakan urutan uji secara benar berdasarkan penuntun yang ada dan mintalah bantuan dari dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyempurnakan hasil praktikum.

 

 

KEPUSTAKAAN

 

Anil Kumar Mandle, Pranita Jain, and Shailendra Kumar Shrivastava. Protein Structure Prediction Using Support Vector Machine. Vol.3, No.1, February 2012.

Baharuddin Masmawati. Biokimia Dasar. Makassar: Alauddin University Press. 2011.

Budiyanto, Agus Krisno. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang-Press. 2004.

Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.

Ngili, Yohanis. Biokimia dasar. Bandung: Rekayasa Sains. 2013.

Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1994.

Syarfaini. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Makassar: Alauddin University Press. 2012.

Shihab M.Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 2002

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar