Pages

Laporan Uji Kualitatif Karbohidrat

 

Karbohidrat: Jenis dan Fungsinya bagi Tubuh - DokterSehat 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.                Latar Belakang

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahsa latin Saccharum=gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, di antaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.


Allah swt berfirman dalam surah Maryam/19: 24-26 yang berbunyi

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Image result for maryam 24-26

Terjemahnya:

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggungurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah...

Dalam hal ini jelas bahwa, kandungan karbohidrat yang ada dalam kurma merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat (Baharuddin, 2011).

Atas dasar teori di atas, maka dilakukanlah penelitian tentang identifikasi adanya kandungan karbohidrat dalam beberapa bahan pangan.

 

B.                Tujuan Praktikum

Mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji coba keberadaan karbohidrat secara kualitatif dan mengetahui jenis kerbohidrat yang terdapat dalam beberapa bahan yang digunakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

A.                Tinjauan Ayat yang Relevan

Adapun ayat yang relevan dengan praktikum ini. Allah swt berfirman dalam surah Al An’am/6: 141 yang berbunyi:

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Image result for surah al anam ayat 141

Terjemahnya:

Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Dalam tafsir Ibu Katsir menjelaskan bahwa Allah berfirman, bahwa Dialah Pencipta segala tanaman, buah-buahan, dan binatang temak yang semuanya itu diperlakukan oleh orang-orang musyrik sesuai dengan pemikiran mereka yang rusak, dan mereka membaginya menjadi beberapa bagian serta mengelompokkannya menjadi beberapa kelompok, lalu dari kesemuanya itu ada yang mereka jadikan haram dan ada yang mereka jadikan halal Maka Allah berfirman: wa Huwal ladzii ansya-a jannaatim ma’ruusyaatiw wa ghaira ma’ruusyaatin (“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung.”) Mengenai firman Allah di atas, `Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu `Abbas: “Ma’ruusyaat berarti yang tinggi.” Sedangkan dalam suatu riwayat, ma’ruusyaat adalah sesuatu yang dijadikan tinggi oleh manusia, dan ghairu ma’ruusyaat berarti buah-buahan yang tumbuh (liar) baik di pegunungan maupun di daratan.” `Atha’ al-Khurasani mengatakan dari Ibnu `Abbas: “Ma’ruusyaat berarti pohon anggur yang diberi anjang-anjang (penopang), sedangkan ghairu ma’ruusyaat berarti puncak anggur yang tidak diberi anjang-anjang.” Mengenai firman-Nya: mutasyaabihaw wa ghaira mutasyaabihan (“Yang serupa dan tidak sama.”) Ibnu Juraij berkata, “Yaitu yang serupa dalam pandangan mata tetapi berbeda rasanya”.

Buah Delima adalah sejenis buah lain yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, mengandung potassium yang besar volumenya, selain dari mineral-mineral lain seperti fosfor, kalsium, besi, dan sodium, dan vitaman-vitamin A, B1, B2, B3, dan C. Bereaksi bersama sodium, potassium mengatur ekuilibrium air tubuh dan menjaga detak jantung agar tetap normal. Dengan memelihara keseimbangan kadar potassium-sodium, buah ini juga menunjang kepekaan saraf dan otot agar berfungsi secara teratur, mencegah edema, dan mengurangi kadar gula yang beredar di dalam darah. Buah Delima menghilangkan rasa letih otot dan memungkinkannya bergerak dengan mudah, dan juga menguatkan jantung (Poedjiadi, 1994).

 

B.                Tinjauan Umum tentang Karbohidrat

Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer penyusunnya, kerbohidrat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida, adalah karbohidarat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atad dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh: sukrosa, maltosa, dan laktosa. Poligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, glikogen, dekstrin dan sellulosa (Baharuddin, 2011).

Pada umumnya karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena, baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaiknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenelysis. Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan αnaftol alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch. Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula beraksi positif dengan pereaksi Fehling, pereaksi Tollens, maupun pereaksi Benedict. Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi (Budiyanto, 2004).

 

 

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram.  Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan  karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.  Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Fessenden, 1990).

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

 

A.      Waktu dan Lokasi

Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Oktober 2016 di laboratorium Mikrobiologi lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar pada pukul 9:40 sampai 11:25.

 

B.       Intrumen Praktikum

1.      Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, lampu fial, rak tabung, lampu spritus, pipet tetes/volume, penjepit tabung, objek dan deglass, mikroskop, beaker/gelas kimia, mortal dan pestle, hot plate dan panci.

2.      Bahan

Adapun bahan yang digunakan terbagi menjadi dua bahan yaitu bahan kimia dan bahan uji. Bahan kimia antara lain Reagen Molisch, Reagen Benedict, Reagen Barfoed, Reagen Seliwanoff, Reagen Iodin, H2SO4, aquades. Bahan uji antara lain, kurma, ubi goreng, susu murni, maezena, gula pasir.

 

C.      Prosedur Kerja

1.      Uji Molisch

Masukkan sebanyak 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 2 tetes reagen moulish, selanjutnya homogenkan. Kemudian miringkan tabung lalu tambahkan larutan H2SO4 pekat, perhatikan hingga membentuk cincin berwarna ungu diantara kedua lapisan.

 

 

2.      Uji Iodin

Tambahkan 1 ml larutan uji kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2 tetes larutan iodin. Kemudian panaskan selama kurang lebih 2 menit lalu dinginkan, lihat perubahan warna yang terjadi.

3.      Uji Benedict

Sebanyak 5 ml reagen benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan di dalamnya 8 tetes bahan uji yang kemudian dipanaskan selama kurang lebih 2 menit dan didinginkan. Lihat perubahan warnanya.

4.      Uji Barfoed

Tambahkan 2 ml reagen barfoed ke dalam 2 ml larutan uji, kemudian panaskan selama kurang lebih 3 menit. Angkat dan dinginkan di bawah air yang mengalir, lihat apakah ada endapan yang terbentuk atau tidak.

5.      Uji Seliwanoff

Masukkan reagen seliwanoff sebanyak 3 ml ke dalam 1 ml larutan uji. Selanjutnya panaskan selama 30 detik lalu dinginkan, lihat perubahan warnanya.

6.      Uji Osazon

Masukkan 5 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 10 tetes asam asetat dan 3 fenil hidroksil. Panaskan selama 10 menit kedalam air mendidih, setelah itu pindahkan larutan setengah dari tabung ke tabung yang lain panaskan dengan api langsung hingga terbentuk endapan kristal. Ambil sedikit kristal tersebut dan letakkan di atas kaca preparat lalu amati di bawah mikroskop.

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.                Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah

No

Sampel

Uji

Molisch

Iodin

Benedict

Barfoed

Seliwanoff

Osazon

1

Ubi Kayu

+

Ungu

+

Biru Tua

-

Sukrosa

 

 

 

2

Maezena

+

Ungu

+

Biru Tua

 

 

 

 

3

Gula pasir

+

Ungu

+

Merah

 

-

Disakarida

-

Kristal

bentuk jarum

4

Kurma

+

Ungu

+

Merah

+

Jingga (Fruktosa)

-

Disakarida

+

Merah ceri

(Fruktosa)

 

5

Susu

+

Ungu

+

Merah

+

Merah (Laktosa)

-

Disakarida

-

Kristal bentuk tepung

 

 

 

B.                Pembahasan

1.        Uji Molisch

Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.  Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.

Suatu bahan makanan yang diuji dikatakan mengandung karbohidrat jika uji menandakan positif yaitu dengan terlihatnya cincin ungu pada larutan sampel yang telah ditetesi molish. Pada percobaan yang dilakukan, sampel yang di uji kandungan karbohidratnya terdiri dari ubi kayu, maezena, gula pasir, kurma, dan susu. Kelima sampel yang diuji ini dinyatakan positif termasuk karbohidrat karena perubahan warna yang terjadi pada larutan sampel dan molish yaitu memperlihatkan adanya cincin ungu pada tabung reaksi tempat larutan berada.

Pereaksi molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif. Apabila larutan karbohidrat diberi beberapa tetes pelarut Molisch (alfa naftol dalam etanol) kemudian ditambah asam sulfat pekat secukupnya sehingga terbentuk 2 lapisan cairan, maka pada bidang batas kedua lapisan tersebut akan terbentuk cincin ungu yang disebut kwnoid

   Gambar 4.1 Reaksi Molisch (Irwan, 2007)

2.        Uji iodin

Uji iodin ini dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan pati yang dapat membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa bahan uji terlihat beberapa reaksi terjadi perubahan pada iodium. Menunjukkan reaksi positif. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan terlihatnya perubahan warna yang terjadi pada tetesan sampel dalam plat tetes yang dicampur dengan Iodium berubah warna menjadi warna biru yang berarti termasuk ke dalam polisakarida, pada gula pasir, kurma, dan susu terjadi perubahan warna menjadi merah yang artinya dalam sampel tersebut mengandung dekstrin, uji ini menunjukkan reaksi positif, sedangkan pada ubi kayu, dan maezena terjadi perubahan warna menjadi biru.

Pati yang berikatan dengan iodin akan menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul iodin dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodin terlepas sehingga warna biru menghilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa.

Gambar 4.2 Reaksi Iodin (Irwan, 2007)

 

 

3.        Uji Benedict

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida & beberapa disakarida, seperti, laktosa & maltosa. Larutan benedict mengandung ion-ion tembaga yang dikompleks dalam sebuah larutan basa. Uji positif yang terjadi pada uji ini ditandai dengan adanya endapan merah, hijau, kuning dan jingga. Pada hasil percobaan, pada pereaksi  benedict mengandung cuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitarat. Pereaksi ini dapat direduksi oleh karbohidrat pereduksi yang mempunyai gugus aldehida dan keton  bebas membentuk endapan merah bata dari kuprooksida (Cu2O). Melihat hasil pengamatan plarutan kurma hasilnya positif yaitu adanya endapan berwarna jingga yang menunjukkan bahwa di dalamnya terkandung fruktosa. Hasil positif juga ditunjukan pada larutan susu yang menunjukkan adanya endapan berwarna merah mengartikan bahwa di dalamnya mengandung laktosa. Ini termasuk  dalam monosakarida dan disakarida karena hasil uji menunjukkan perubahan warna. Sedangkan pada larutan gula pasir, hasilnya negatif, karena tidak terjadi perubahan warna yang mengartikan bahwa pada gula mengandung sukrosa.

Gambar 4.3 Reaksi Benedict (Irwan, 2007)

 

4.        Uji Barfoed

Uji barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu2+  dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

Pada uji barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida. Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan. Kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida. Pereaksi barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari uji Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O. Sebaliknya uji yang menunjukkan endapan berwarna biru, mengartikan bahwa sampel mengandung disakarida.

Pada  percobaan yang dilakukan yakni gula pasir, kurma dan susu, ketiganya menunjukkan hasil negatif, karena menghasilkan endapan warna biru yang berarti bahwa sampel mengandung disakarida.

Gambar 4.4 Reaksi Barfoed (Irwan, 2007)

5.        Uji Seliwanoff

Uji seliwanoff adalah uji yang membedakan antara aldosa dan ketosa.  Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton atau aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terhidrasi dari pada aldose. Reagen uji seliwanoff terdiri dari resorsianol dan asam klorida pekat. Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.

Penentuan adanya karbohidrat dengan mereaksikan fruktosa, glukosa, sukrosa dan amilum dan aquades dengan reagent seliwanof kemudian di panaskan. Pada pengamatan ini yang di lakukan bahan uji berupa gula pasir dan susu menunjukkan reaksi negatif. Sedangkan bahan uji kurma menunjukkan reaksi positif berupa perubahan warna menjadi merah ceri, hal ini berarti bahwa bahan mengandung fruktosa.

 Gambar 4.5 Reaksi Seliwanoff (Irwan, 2007)

6.        Uji Osazon

Uji Osazon bertujuan membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya. Dasar teorinya adalah semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon dari monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Penentuan adanya endapan Kristal yang terbentuk setelah di panaskan pada pengamatan yang di lakukan bahan uji berupa susu beruang dan menghasilkan Kristal berbentuk galaktosazone dan berbentuk bubuk. Sedangkan bahan uji gula pasir menhasilkan kristal berbentuk jarum.

Gambar 4.6 Reaksi Osazon (Irwan, 2007)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.                Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu karbohidrat merupakan bahan makanan yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Secara berurut uji dilakukan untuk menentukan jenis karbohidrat yang terkandung dalam sampel makanan. Pada beberapa uji yang dilakukan mulai dari uji Molisch, uji Iodon, uji Benedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji Osazon, dapat di ketahui bahwa, bahan uji gula pasir terdapat disakarida yaitu sukrosa, pada kurma terkandung disakarida yakni fruktosa, sedangkan laktosa terdapat pada bahan uji susu. Adapun ubi dan maezena diketahui mengandung pati

 

B.                Saran

Adapun saran berdasarkan hasil praktikum ini yaitu dalam melakukan uji sampel perlu dilakukan dengan sabar dan teliti, mengerjakan urutan uji secara benar berdasarkan penuntun yang ada dan mintalah bantuan dari dosen pembimbing atau asisten praktikum untuk menyempurnakan hasil praktikum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEPUSTAKAAN

 

Anyika L.C, Okonkwo S.I, Ejike E.N. Comparative Analysis of Monosaccharide and Disaccharide Using Different Instrument Refactometer and Polarimete. Vol.2 Issue 4 Oktober. 2012

Baharuddin Masmawati. Biokimia Dasar. Makassar: Alauddin University Press. 2011.

Budiyanto, Agus Krisno. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang-Press. 2004.

Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.

Irwan, M. Anwari. Jurnal Karbohidrat. Volume 01 No. 03:01. 2007

Ngili, Yohanis. Biokimia dasar. Bandung: Rekayasa Sains. 2013.

Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1994.

Syarfaini. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Makassar: Alauddin University Press. 2012.

 

0 komentar:

Posting Komentar