LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 12 (Aves)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya kita
mengenal hewan Aves dengan berbagai spesies burung. Namun selain itu masih
banyak lagi jenis-jenis Aves di lingkungan sekitar kita. Ciri utama dari Aves
adalah tubuhnya tertutup oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki
kemampuan beradaptasi untuk dapat terbang. Allah swt. berfirman dalam surah Al-Anbiya/21:79 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Maka kami telah memberikan pengertian kepada
Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah
kami berikan hikmah dan ilmu dan telah kami tundukkan gunung-gunung dan
burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya (Kementerian
Agama RI, 2009).
Menurut
tafsir Al-Misbah melalui ayat diatas Allah swt. menyatakan bahwa Dialah yang Maha Menyaksikan serta
Maha Mengetahui hukum yang tepat. Maka, Kami telah memahamkannya, yakni
memberikan pemahaman yang mantap , kepada Nabi Sulaiman tentang hukum yang
lebih tepat sehingga ijtihadnya lebih benar. Apa yang terjadi dalam kasus ini
tidak mengurangi kemuliaan Nabi Daud as. Karena disamping anugerah di atas,
secara khusus telah Allah tundukkan untuk Daud gunung-gunung dan yakni begitu
juga burung-burung, mereka semua secara terus menerus bertasbih menyucikan
Allah besama Daud dan mengulang-ulangi tasbihnya (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan
kekuasaannya dengan membuat gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih
mengulangi dan menirukan tasbih Nabi Daud as. karena apapun yang terbentang di
alam raya ini dapat menimbulkan kkaguman tentang kebesaran Allah yang pada
gilirannya mengundang tasbih dan penyucian kepada Yang Mahaagung. Semua ini
agar kita sebagai manusia dapat berpikir dan mengingat kebebesaran serat
kekuasaan Allah swt san bertasbih memujinya.
Seperti yang diketahui burung
adalah salah satu spesies vertebrata dari kelas Aves yang memiliki sayap dan
dapat terbang dengan kemampuannya memanfaatkan pundi-pundi udara sebagai alat
bantu pernapasan ketika terbang (Levine, 1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan
bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat
kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur
morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Aves.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati
struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Aves serta
mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Ayat yang Relevan
Aves adalah kelompok
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu,
sebagian besar Aves merupakan hewan yang beradaptasi dengan kehidupan secara
sempurna. Hampir semua Aves memiliki sayap yang merupakan modifikasi dari
tungkai dan kebanyakan dari mereka dapat terbang. Allah swt. berfirman dalam
surah Al-An’am/6: 38 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah menunjukan kepada
orang-orang kafir tentang bukti kebenaran Rasulullah saw. Dan bila mereka
perhatikan dan hayati pasti akan mengantar mereka untuk percaya dan membenarkan
Rasul saw. Ayat ini menyatakan, dan kaum musyrikin itu mengucapkan apa yang
mereka katakan itu padahal juga tiadalah binatang yang merayap atau bergerak
kakinya dari satu tempat ke tempat lain yang ada di bumi, baik yang di darat
maupun di laut, dan tidak juga segala jenis burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya di udara, melainkan umat-umat juga seperti kamu, wahai manusia.
Tiadalah Kami alpakan, upakan, tinggalkan, atau abaikan sesuatu pun di dalam
al-kitab, yakni al-Quran atau Lauh al-Mahfuzh, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpun dengan mematikan mereka lalu mereka semua tidak kecuali binatang akan
dimintai pertanggung jawaban (Shihab,
2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya
yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada
di muka bumi. Baik itu yang melata dengan berjalan menggunakan seluruh tubuhnya
ataukah yang berjalan dengan kakinya atau yang dapat terbang dengan sapasang
sayap, semuanya adalah umat yang bertasbih memuji Allah swt. yang kemudian akan
dimintai pertanggung jwaban di hari akhir kelak tanpa terkecuali.
Sebagaimana yang diketahui burung dalam ayat di
atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Aves. Burung memiliki
sepasang sayap yang merupakan modifikasi dari tungkau sehingga burung dapat
terbang dengan kecepatan terbang sekitar 30 sampai 75 km/jam dengan pundi-pundi
udara sebagai alat pernapasan tambahan yang membantu burung bernapas ketika
terbang.
B. Tinjauan Umum tentang Aves
Aves adalah vertebrata dengan ciri utamanya yakni
memiliki tubuh yang ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki paruh yang sesuai dengan
makananya serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan secara
sempurna. Walaupun semua Aves memiliki bulu, akan tetapi pada jenis tertentu
seperti burung unta, burung emu atau kiwi tidak dapat terbang. Bahkan ada jenis
Aves tertentu yang tidak memiliki sayap. Sayap pada Aves merupakan modifikasi
anggota gerak anterior yang berasal
dari elemen-elemen tubuh dan distal. Kaki pada Aves digunakan untuk berjalan,
bertengger atau berenang (dengan selaput interdigital). Karakteristik tengkorak
meliputi tulang-tulang tengkorak yang berfusi kuat, paruh berzat tanduk. Aves
tidak bergigi. Bermata besar dan memiliki kondil oksipetal tunggal. Aves adalah
hewan berdarah panas (Homoioterm) seperti
Mamalia. Sebagian mereka hidup menetap dan ada juga yang hidup berpindah tempat
(migrasi) (Suwignyo,
2005).
Bulu pada Aves
mempunyai tiga tipe yakni yang pertama bulu kontur (plumae) yang merupakan bulu pada sayap, digunakan untuk terbang dan
mengandung sebuah baling-baling (vane)
yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril. Yang kedua yakni
bulu kapas (Plumalea) yaitu bulu yang
melapisi bagian ekor, tidak memiliki vane,
mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya dan
tersebar di seluruh tubuh. Tipe yang ketiga yaitu Filoplumae yang merupakan
bulu penyusun bagian leher, berbentuk
kecil-kecil dengan batang bentuk benang dan berakhir dengan serabut, tumbuh di
sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu ini diganti tiap tahun sehabis musim
perkawainan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar
uropigeal di tungging (Brotowidjoyo, 1989).
Sebagian besar Aves
memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka dengan
cukup ringan untuk terbang. Pinguin tidak bisa terbang dikarenakan mempunyai
tulang yang berat yang berisi sumsum tulang yang cukup memadai dan membantu
mereka menjaga suhu tubuhnya untuk bertahan di suhu yang sangat dingin. Aves
juga tidak memiliki gigi kecuali gigi telur (yang diperlukan untuk membantu
penetasan), setelah mereka memakan sesuatu makanan tersebut akan digiling
hingga dapat ditelan. Mulut mempunyai rostum
(paruh) yang terbentuk oleh maxilla
pada ruang atas dan mandibula pada
ruang bawah dan terbuat dari zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang
hidung (nares interna pada sebelah
dalam dan nares externa sebelah luar).
Suara pada Aves dihasilkan oleh Syrinx yang terdapat pada dasar trakea (Suwignyo, 2005).
Otak pada Aves mempunyai serebrum dan lobus
optikus yang berkembang dengan baik,
dan memiliki 12 pasang saraf kranial. Respirasinya dengan paru-paru yang
berhubungan dengan sejumlah kantung-kantung udara sebagai alat pernapasan
tambahan ketika terbang. Jantung Aves terbagi menjadi 2 atrium dan 2 ventrikel.
Ventrikel terpisah sempurna sehingga sirkulasi pulmoner terpisah dari sirkulasi sistemik. Lengkung aorta
hanya satu buah dan terletak di sisi kanan. Temperatur tubuh pada Aves tinggi
dan dipertahankan tetap (homioterm)
dengan bantuan bulu. Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan lambung muskular (empedal), dua buah sekum (caecum),
usus besar dan kloaka. Ginjal pada Aves bertipe metanefros. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam
kapiler-kapiler ginjal. Tidak mempunyai kandung kemih dan ekskresinya semisolid
(Levine,
1995).
Fertilisasi terjadi secara internal. Pada Aves jantan
jarang yang mempunyai oran intromitten (seperti penis dan
sebagainya). Semua Aves berkembang biak secara ovipar. Telur yang dihasilkan
memiliki kulit keras (cangkang). Aves betina biasanya hanya mempunyai satu ovarium di sebelah kiri (Olea, 2012).
Suara Aves berbeda-beda
menurut jenisnya dan ada Aves yang mampu menirukan suara. Aves bersuara atau
bernyanyi untuk mengundang berkumpul, untuk menyatakan daerah sarangnya dan
memanggil lawan jenisnya, untuk panggilan anatara yang muda dan yang tua dan
untuk peringatan ada bahaya (Hala,
2007).
Aves menempati semua
daratan sampai ketinggian 6.000 m dari lautan sampai daerah Arktik dan
Antartik. Makin dingin daerahnya makin sedikit jumlah jenisnya, tetapi makin
besar jumlah individu tiap spesies itu. Aves aktif sepanjang musim. Temperatur
tubuh berkisar antara 40.5 sampai 42o Celcius tergantung spesies dan
waktu (di siang hari temperatur tubuh lebih tinggi dari malam hari). Kecepatan
terbang antara 30 sampai 75 km per jam. Ada jenis-jenis Aves yang tinggal
menetap di suatu daerah tetapi banyak pula yang bermigrasi, umumnya migrasi
selatan ke utara (latitudinal) dan
ada yang naik turun (altitudinal).
Daerah tujuan migrasi biasanya tetap (Levine, 1995).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan
yaitu pada hari Jumat, 30 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kapas,
kloroform kamera dan alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan yaitu merpati (Columba livia).
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk
pengamatan morfologi, pertama-tama kloroform dituang ke kapas secukupnya, lalu
dilakukan pembiusan pada spesies. Kemudian spesies yang telah terbius diletakkan
diatas papan seksi yang disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi,
diambil bahan pengamatan, setelah dilakukan pembiusan dengan kloroform, spesies
diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, kemudian cabut bulu-bulu
di daerah perut dan dada, bedah perlahan-lahan, kemudian diamati struktur
anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil gambar dari anatomi spesies.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Merpati (Columba livia)
a.
|
b.
Bulu
1)
|
|
2)
|
|
3)
|
|
c.
Anatomi
d.
|
e.
|
f.
|
g.
Sistem
Reproduksi
1)
|
2)
|
h.
|
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari
hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.
Merpati (Columba livia)
Secara morfologi tubuh merpati (Columba livia) dibedakan atas kepala (caput), leher (cervis),
dan ekor (caudal).
Extremitas anterior berupa sepasang sayap (wing)
yang terlipat seperti huruf Z ketika dalam keadaan tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot, dengan daging paha yang kuat sebagai
alat untuk berjalan, bertengger atau berenang (dengan selaput interdigital) sedangkan bagian bawahnya
bersisik dan bercakar. Di mulut terdapat paruh yang dibentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam
paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedangkan sebelah luar dilapisi
oleh pembungkus selaput zat tanduk. Mata (visus)
relatif besar dan terletak di sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata
yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membran nicitan yang dapat ditarik
menutup mata. Seluruh tubuh ditutupi oleh bulu yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu tubuh. Bulu pada merpati (Columba livia) mempunyai tiga tipe
yakni yang pertama bulu kontur (plumae)
yang merupakan bulu pada sayap, digunakan untuk terbang dan mengandung sebuah
baling-baling (vane) yang tersebar
dengan pola tertentu yang disebut pteril.
Yang kedua yakni bulu kapas (Plumalea) yaitu bulu yang melapisi
bagian ekor, tidak memiliki vane, mengandung
serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya dan tersebar di seluruh
tubuh. Tipe yang ketiga yaitu Filoplumae yang merupakan bulu penyusun
bagian leher, berbentuk kecil-kecil
dengan batang bentuk benang dan berakhir dengan serabut, tumbuh di sekitar
pangkal bulu kontur
Merpati (Columba
livia) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang yang
sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor
sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada
makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan
sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung. Paru-paru untuk
bernapas, hati untuk membuang racun dan lambung untuk proses pencernaan
makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Bulu
merpati (Columba livia)
mampu mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah
panas (Homoioterm). Memiliki jantung sebagai sentral yang mengontrol
sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi.
Memiliki kloaka sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada merpati (Columba livia) terdiri atas paruh yang
terdapat penebalan daging pada sisi dorsal dari dasarnya yang disebut sera untuk menangkap makanan. Dari paruh makanan kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung makanan akan
dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya
makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut, sampai kemudian terjadi
penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian
usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan
pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan
dibuang melalui kloaka. Terdapat sebuah tembolok yang bermuara pada esofagus.
Sel-sel pelapis tembolok itu mudah lepas dan membentuk susu merpati.
Respirasi pada merpati (Columba livia) menggunakan paru-paru sebagai organ utamanya. Proses
pernapasan merpati (Columba livia) berlangsung
dengan aliran udara satu arah. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus
menerus bagi merpati untuk memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang
tinggi. Mula-mula otot tulang rusuk dan tulang dada akan berkontraksi yang
menyebabkan udara yang kaya oksigen masuk melalui hidung kemudian tenggorokan
lalu ke paru-paru dan selanjutnya masuk dalam kantong udara.
Sebagian oksigen akan tersimpan di dalam kantung-kantung udara ini. Kemudian
setelahnya karbon dioksida akan dikeluarkan dari paru-paru menuju tenggorokan
lalu hidung untuk dibebaskan ke luar. Udara pada kantung-kantung udara
dimanfaatkan pada saat udara di paru-paru berkurang, yakni ketika merpati
mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung
udara di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke
paru-paru.
Sistem
sirkulasi merpati (Columba livia) berupa jantung (Cor) arteri,
kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung terdiri atas
4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan
2 ventrikel (bilik) yang terbagi
sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh
pembuluh arteri pulmonar ke alveolus.
Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2.
Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena
pulmonar ke atrium kiri, kemudian
masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta
ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Sistem reproduksi pada merpati (Columba livia) yakni fertilisasi internal.
Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Hewan ini tidak memiliki organ
kopulasi khusus. Ovarium pada merpati
jantan hanya satu yang terdapat di sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan,
telur dilapisi penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi
16 sampai 18 hari. Burung merpati muda yang baru menetas berada dalam kondisi
yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial.
Merpati yang baru menetas memiliki sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati
muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian. Hewan jantan memiliki sepasang
testis yang melekat di sebelah anterior ren
dengan suatu alat penggantung.
Alat ekskresi pada merpati (Columba livia) yaitu ginjal dan paru-paru. Paru-paru sebagai alat
pernapasan pada merpati (Columba livia)
mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Ginjal yang dimiliki merpati (Columba livia) bersifat metanefros yakni ginjal yang berada pada
tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal ini akan menyaring urin yang masuk. Urin
pada merpati (Columba livia) akan
akan masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros.
Metanefros akan membuang asam urat
yang terkandung dalam urin. Ginjal ini akan mengekskresikan sebagian besar
metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada merpati (Columba livia) berupa otak yang
bagian-bagiannya terdiri atas lobus olfaktorius kecil dan cerebrum yang besar sekali. Pada ventro-kaudal cerebrum
terletak cerebellum, dan ventral lobus
optikus.
Habitat merpati
(Columba livia) yaitu hidup menempati semua daratan
sampai ketinggian 6.000 m ada yang tinggal menetap di suatu daerah tetapi
banyak pula yang bermigrasi.
Peranan merpati
(Columba livia) dalam ekosistem yakni sebagai predator alami untuk memangsa
serangga dan ulat. Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi karena memiliki protein
yang tinggi. Dapat digunakan sebagai bahan industri.
Merpati (Columba
livia) termasuk dalam filum Chordata
karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Aves karena
memiliki bulu yang menutupi seluruh tubuhnya. Termasuk dalam ordo Columbiformes karena memiliki tembolok.
Termasuk dalam famili Columbidae
karena termasuk hewan pemakan biji-bijian. Adapun klasifikasi dari merpati (Columba livia) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Columbiformis
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia (Jasin, 1992).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari praktikum adalah merpati
(Columba livia) memiliki struktur morfologi yang terdiri atas mata (vissus), rongga mulut (cavum oris), paruh (Rostum), hidung (nasal), sayap
(wing), ekor (caudal), kaki (phoda),
kuku/cakar (nail) dan kloaka (cloaca) dengan struktur anatomi yang
terdiri dari hati (hepar), paru-paru
(pulmo), otak (cerebrum), ginjal (kidney),
kerongkongan (esophagus), tembolok (crop), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor). Merpati (Columba livia) termasuk dalam kelas Aves serta ordo Columbiformis.
B. Saran
Adapun
saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam
melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan
teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an
dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995.
Olea G B. “Embryonic Development of Columba livia (Aves: Columbiformes) from
an Altricial-Precocial Perspective” Revista
Columbiana de Ciencias Pecuarias. 25 No 1 (2012): 3-13.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar