Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Aves)



LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 12 (Aves)
 
 

AVES – SARI BULAN WAHYUNI



BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Pada umumnya kita mengenal hewan Aves dengan berbagai spesies burung. Namun selain itu masih banyak lagi jenis-jenis Aves di lingkungan sekitar kita. Ciri utama dari Aves adalah tubuhnya tertutup oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki kemampuan beradaptasi untuk dapat terbang. Allah swt. berfirman dalam surah Al-Anbiya/21:79 yang berbunyi:

Terjemahnya:
 Maka kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah kami berikan hikmah dan ilmu dan telah kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah melalui ayat diatas Allah swt. menyatakan bahwa Dialah yang Maha Menyaksikan serta Maha Mengetahui hukum yang tepat. Maka, Kami telah memahamkannya, yakni memberikan pemahaman yang mantap , kepada Nabi Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat sehingga ijtihadnya lebih benar. Apa yang terjadi dalam kasus ini tidak mengurangi kemuliaan Nabi Daud as. Karena disamping anugerah di atas, secara khusus telah Allah tundukkan untuk Daud gunung-gunung dan yakni begitu juga burung-burung, mereka semua secara terus menerus bertasbih menyucikan Allah besama Daud dan mengulang-ulangi tasbihnya (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya dengan membuat gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih mengulangi dan menirukan tasbih Nabi Daud as. karena apapun yang terbentang di alam raya ini dapat menimbulkan kkaguman tentang kebesaran Allah yang pada gilirannya mengundang tasbih dan penyucian kepada Yang Mahaagung. Semua ini agar kita sebagai manusia dapat berpikir dan mengingat kebebesaran serat kekuasaan Allah swt san bertasbih memujinya.
Seperti yang diketahui burung adalah salah satu spesies vertebrata dari kelas Aves yang memiliki sayap dan dapat terbang dengan kemampuannya memanfaatkan pundi-pundi udara sebagai alat bantu pernapasan ketika terbang (Levine, 1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Aves.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Aves serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.









BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan

Aves adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu, sebagian besar Aves merupakan hewan yang beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna. Hampir semua Aves memiliki sayap yang merupakan modifikasi dari tungkai dan kebanyakan dari mereka dapat terbang. Allah swt. berfirman dalam surah Al-An’am/6: 38 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah menunjukan kepada orang-orang kafir tentang bukti kebenaran Rasulullah saw. Dan bila mereka perhatikan dan hayati pasti akan mengantar mereka untuk percaya dan membenarkan Rasul saw. Ayat ini menyatakan, dan kaum musyrikin itu mengucapkan apa yang mereka katakan itu padahal juga tiadalah binatang yang merayap atau bergerak kakinya dari satu tempat ke tempat lain yang ada di bumi, baik yang di darat maupun di laut, dan tidak juga segala jenis burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya di udara, melainkan umat-umat juga seperti kamu, wahai manusia. Tiadalah Kami alpakan, upakan, tinggalkan, atau abaikan sesuatu pun di dalam al-kitab, yakni al-Quran atau Lauh al-Mahfuzh, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun dengan mematikan mereka lalu mereka semua tidak kecuali binatang akan dimintai pertanggung jawaban (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi. Baik itu yang melata dengan berjalan menggunakan seluruh tubuhnya ataukah yang berjalan dengan kakinya atau yang dapat terbang dengan sapasang sayap, semuanya adalah umat yang bertasbih memuji Allah swt. yang kemudian akan dimintai pertanggung jwaban di hari akhir kelak tanpa terkecuali.
Sebagaimana yang diketahui burung dalam ayat di atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Aves. Burung memiliki sepasang sayap yang merupakan modifikasi dari tungkau sehingga burung dapat terbang dengan kecepatan terbang sekitar 30 sampai 75 km/jam dengan pundi-pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan yang membantu burung bernapas ketika terbang.

B.       Tinjauan Umum tentang Aves

Aves adalah vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki tubuh yang ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis  dan memiliki paruh yang sesuai dengan makananya serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna. Walaupun semua Aves memiliki bulu, akan tetapi pada jenis tertentu seperti burung unta, burung emu atau kiwi tidak dapat terbang. Bahkan ada jenis Aves tertentu yang tidak memiliki sayap. Sayap pada Aves merupakan modifikasi anggota gerak anterior yang berasal dari elemen-elemen tubuh dan distal. Kaki pada Aves digunakan untuk berjalan, bertengger atau berenang (dengan selaput interdigital). Karakteristik tengkorak meliputi tulang-tulang tengkorak yang berfusi kuat, paruh berzat tanduk. Aves tidak bergigi. Bermata besar dan memiliki kondil oksipetal tunggal. Aves adalah hewan berdarah panas (Homoioterm) seperti Mamalia. Sebagian mereka hidup menetap dan ada juga yang hidup berpindah tempat (migrasi) (Suwignyo, 2005).
Bulu pada Aves mempunyai tiga tipe yakni yang pertama bulu kontur (plumae) yang merupakan bulu pada sayap, digunakan untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril.  Yang kedua yakni bulu kapas (Plumalea) yaitu bulu yang melapisi bagian ekor, tidak memiliki vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya dan tersebar di seluruh tubuh. Tipe yang ketiga yaitu  Filoplumae yang merupakan bulu penyusun bagian leher, berbentuk kecil-kecil dengan batang bentuk benang dan berakhir dengan serabut, tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu ini diganti tiap tahun sehabis musim perkawainan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar uropigeal  di tungging (Brotowidjoyo, 1989).
Sebagian besar Aves memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka dengan cukup ringan untuk terbang. Pinguin tidak bisa terbang dikarenakan mempunyai tulang yang berat yang berisi sumsum tulang yang cukup memadai dan membantu mereka menjaga suhu tubuhnya untuk bertahan di suhu yang sangat dingin. Aves juga tidak memiliki gigi kecuali gigi telur (yang diperlukan untuk membantu penetasan), setelah mereka memakan sesuatu makanan tersebut akan digiling hingga dapat ditelan. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah dan terbuat dari zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Suara pada Aves dihasilkan oleh Syrinx  yang terdapat pada dasar trakea (Suwignyo, 2005).
Otak pada Aves mempunyai serebrum dan lobus optikus yang berkembang dengan baik, dan memiliki 12 pasang saraf kranial. Respirasinya dengan paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah kantung-kantung udara sebagai alat pernapasan tambahan ketika terbang. Jantung Aves terbagi menjadi 2 atrium dan 2 ventrikel. Ventrikel terpisah sempurna sehingga sirkulasi pulmoner terpisah dari sirkulasi sistemik. Lengkung aorta hanya satu buah dan terletak di sisi kanan. Temperatur tubuh pada Aves tinggi dan dipertahankan tetap (homioterm) dengan bantuan bulu. Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan lambung muskular (empedal), dua buah sekum (caecum), usus besar dan kloaka. Ginjal pada Aves bertipe metanefros. Vena porta ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam kapiler-kapiler ginjal. Tidak mempunyai kandung kemih dan ekskresinya semisolid (Levine, 1995).
Fertilisasi terjadi secara internal. Pada Aves jantan jarang yang mempunyai oran intromitten (seperti penis dan sebagainya). Semua Aves berkembang biak secara ovipar. Telur yang dihasilkan memiliki kulit keras (cangkang). Aves betina biasanya hanya mempunyai satu ovarium di sebelah kiri (Olea, 2012).
Suara Aves berbeda-beda menurut jenisnya dan ada Aves yang mampu menirukan suara. Aves bersuara atau bernyanyi untuk mengundang berkumpul, untuk menyatakan daerah sarangnya dan memanggil lawan jenisnya, untuk panggilan anatara yang muda dan yang tua dan untuk peringatan ada bahaya (Hala, 2007).
Aves menempati semua daratan sampai ketinggian 6.000 m dari lautan sampai daerah Arktik dan Antartik. Makin dingin daerahnya makin sedikit jumlah jenisnya, tetapi makin besar jumlah individu tiap spesies itu. Aves aktif sepanjang musim. Temperatur tubuh berkisar antara 40.5 sampai 42o Celcius tergantung spesies dan waktu (di siang hari temperatur tubuh lebih tinggi dari malam hari). Kecepatan terbang antara 30 sampai 75 km per jam. Ada jenis-jenis Aves yang tinggal menetap di suatu daerah tetapi banyak pula yang bermigrasi, umumnya migrasi selatan ke utara (latitudinal) dan ada yang naik turun (altitudinal). Daerah tujuan migrasi biasanya tetap (Levine, 1995).









BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan yaitu pada hari Jumat, 30 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

 

B.       Instrumen Praktikum

1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kapas, kloroform kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu merpati (Columba livia).

C.      Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk pengamatan morfologi, pertama-tama kloroform dituang ke kapas secukupnya, lalu dilakukan pembiusan pada spesies. Kemudian spesies yang telah terbius diletakkan diatas papan seksi yang disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan, setelah dilakukan pembiusan dengan kloroform, spesies diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, kemudian cabut bulu-bulu di daerah perut dan dada, bedah perlahan-lahan, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil gambar dari anatomi spesies.



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Merpati (Columba livia)
a.        

 
Morfologi














Text Box: Keterangan:
1. Paruh (Rostum)
2. Mata (Visus)
3. Leher (Cervix)
4. Sayap (Wing)
5. Bulu (Plumae)
6. Ekor (Caudal)
7. Kloaka (Cloaca)
8. Kaki (phoda)
 










b.        Bulu
1)     
Keterangan:
1.      Bendera bulu (Ractis)
2.      Ujung bulu (Umbilicus superior)
3.      Batang bulu (Calamus)
4.      Ujung tangkai bulu (Umbilicus inferior)
5.      Tangkai bulu (Vexillum)
 

 
Plumae pada sayap








2)     
Keterangan:
1.      Bendera bulu (Ractis)
2.      Ujung bulu (Umbilicus superior)
3.      Batang bulu (Calamus)
4.      Ujung tangkai bulu (Umbilicus inferior)
5.      Tangkai bulu (Vexillum)
 

 
Plumalea pada ekor








3)     
Keterangan:
1.      Bendera bulu (Ractis)
2.      Ujung bulu (Umbilicus superior)
3.      Batang bulu (Calamus)
4.      Ujung tangkai bulu (Umbilicus inferior)
5.      Tangkai bulu (Vexillum)
 

 
Filoplumae pada leher









c.         Anatomi














 







d.       
Keterangan:
1.    Mulut (Oris)
2.    Kerongkongan (Esophagus)
3.    Lambung kelenjar (Proventriculus)
4.    Usus (Intestinum)
5.    Rektum (Rectum)
6.    Kloaka (Cloaca)
 
Sistem Pencernaan







e.        
Keterangan
1.      Hidung (Nasal)
2.      Tenggorokan (Faring)
3.      Cabang tenggorokan (Bronkus
4.      Paru-paru (Pulmo)
5.      Pundi-pundi udara
 
Sistem Respirasi

  




f.        
Keterangan
1.      Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.      Pembuluh nadi (Arteri)
3.      Serambi jantung (Atrium)
4.      Bilik jantung (Ventrikel)
5.      Pembuluh balik (Vena)

 
Sistem Sirkulasi


  



g.        Sistem Reproduksi
1)     
Keterangan
2.      Kelenjar kelamin jantan (Testis)
3.      Vas deferens (vasa deferentia)
4.      Kantung semen (Vesicula seminalis)
5.      Kloaka (Cloaca)
 
Jantan







2)     
Keterangan
2.      Indung telur (Ovarium)
3.      Tuba Fallopi (Oviduk)
4.      Muara saluran kelamin (ductus urogenital)
 
Betina







h.       
Keterangan:
1.      Ginjal (Ren)
2.      Kloaka (Cloaca)

 
Sistem Ekskresi


  




B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.        Merpati (Columba livia)
Secara morfologi tubuh merpati (Columba livia) dibedakan atas kepala (caput), leher (cervis), dan ekor (caudal). Extremitas anterior berupa sepasang sayap (wing) yang terlipat seperti huruf Z ketika dalam keadaan tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot, dengan daging paha yang kuat sebagai alat untuk berjalan, bertengger atau berenang (dengan selaput interdigital) sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Di mulut terdapat paruh yang dibentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedangkan sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Mata (visus) relatif besar dan terletak di sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membran nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Seluruh tubuh ditutupi oleh bulu yang berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh. Bulu pada merpati (Columba livia) mempunyai tiga tipe yakni yang pertama bulu kontur (plumae) yang merupakan bulu pada sayap, digunakan untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril.  Yang kedua yakni bulu kapas (Plumalea) yaitu bulu yang melapisi bagian ekor, tidak memiliki vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu dengan lainnya dan tersebar di seluruh tubuh. Tipe yang ketiga yaitu  Filoplumae yang merupakan bulu penyusun bagian leher, berbentuk kecil-kecil dengan batang bentuk benang dan berakhir dengan serabut, tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur
Merpati (Columba livia) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang yang sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung. Paru-paru untuk bernapas, hati untuk membuang racun dan lambung untuk proses pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Bulu merpati (Columba livia) mampu mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah panas (Homoioterm). Memiliki jantung sebagai sentral yang mengontrol sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi. Memiliki kloaka sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada merpati (Columba livia) terdiri atas paruh yang terdapat penebalan daging pada sisi dorsal dari dasarnya yang disebut sera untuk menangkap makanan. Dari paruh makanan kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut, sampai kemudian terjadi penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan dibuang melalui kloaka. Terdapat sebuah tembolok yang bermuara pada esofagus. Sel-sel pelapis tembolok itu mudah lepas dan membentuk susu merpati.
Respirasi pada merpati (Columba livia) menggunakan paru-paru sebagai organ utamanya. Proses pernapasan merpati (Columba livia) berlangsung dengan aliran udara satu arah. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus menerus bagi merpati untuk memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Mula-mula otot tulang rusuk dan tulang dada akan berkontraksi yang menyebabkan udara yang kaya oksigen masuk melalui hidung kemudian tenggorokan lalu ke paru-paru dan selanjutnya masuk dalam kantong udara. Sebagian oksigen akan tersimpan di dalam kantung-kantung udara ini. Kemudian setelahnya karbon dioksida akan dikeluarkan dari paru-paru menuju tenggorokan lalu hidung untuk dibebaskan ke luar. Udara pada kantung-kantung udara dimanfaatkan pada saat udara di paru-paru berkurang, yakni ketika merpati mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung udara di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.
Sistem sirkulasi merpati (Columba livia) berupa jantung (Cor) arteri, kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung terdiri atas 4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik) yang terbagi sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh pembuluh arteri pulmonar ke alveolus. Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2. Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena pulmonar ke atrium kiri, kemudian masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Sistem reproduksi pada merpati (Columba livia) yakni fertilisasi internal. Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Hewan ini tidak memiliki organ kopulasi khusus. Ovarium pada merpati jantan hanya satu yang terdapat di sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan, telur dilapisi penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16 sampai 18 hari. Burung merpati muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial. Merpati yang baru menetas memiliki sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian. Hewan jantan memiliki sepasang testis yang melekat di sebelah anterior ren dengan suatu alat penggantung.
Alat ekskresi pada merpati (Columba livia) yaitu ginjal dan paru-paru. Paru-paru sebagai alat pernapasan pada merpati (Columba livia) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Ginjal yang dimiliki merpati (Columba livia) bersifat metanefros yakni ginjal yang berada pada tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal ini akan menyaring urin yang masuk. Urin pada merpati (Columba livia) akan akan masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang terkandung dalam urin. Ginjal ini akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada merpati (Columba livia) berupa otak yang bagian-bagiannya terdiri atas lobus olfaktorius kecil dan cerebrum yang besar sekali. Pada ventro-kaudal  cerebrum  terletak cerebellum, dan ventral lobus optikus.
Habitat merpati (Columba livia) yaitu hidup menempati semua daratan sampai ketinggian 6.000 m ada yang tinggal menetap di suatu daerah tetapi banyak pula yang bermigrasi.
Peranan merpati (Columba livia) dalam ekosistem yakni sebagai predator alami untuk memangsa serangga dan ulat. Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi karena memiliki protein yang tinggi. Dapat digunakan sebagai bahan industri.
Merpati (Columba livia) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Aves karena memiliki bulu yang menutupi seluruh tubuhnya. Termasuk dalam ordo Columbiformes karena memiliki tembolok. Termasuk dalam famili Columbidae karena termasuk hewan pemakan biji-bijian. Adapun klasifikasi dari merpati (Columba livia) yaitu sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Classis        : Aves
Ordo           : Columbiformis
Familia       : Columbidae
Genus         : Columba
Spesies       : Columba livia (Jasin, 1992).
















BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum adalah merpati (Columba livia) memiliki struktur morfologi yang terdiri atas mata (vissus), rongga mulut (cavum oris), paruh (Rostum), hidung (nasal), sayap (wing), ekor (caudal), kaki (phoda), kuku/cakar (nail) dan kloaka (cloaca) dengan struktur anatomi yang terdiri dari hati (hepar), paru-paru (pulmo), otak (cerebrum), ginjal (kidney), kerongkongan (esophagus), tembolok (crop), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor). Merpati (Columba livia) termasuk dalam kelas Aves serta ordo Columbiformis.

B.     Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.












KEPUSTAKAAN

Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Olea G B. “Embryonic Development of Columba livia (Aves: Columbiformes) from an Altricial-Precocial Perspective” Revista Columbiana de Ciencias Pecuarias. 25 No 1 (2012): 3-13.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.











0 komentar:

Posting Komentar