Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Mamalia)



LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 13 (Mamalia)
  8 Ciri atau Karakteristik Hewan Mamalia - Dunia Fauna , Hewan ...


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Kingdom Animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Vertebrata paling sempurna adalah dari kelas Mammalia dimana tingkat sel, jaringan maupun organ-organnya lebih kompleks dibandingkan dengan kelas Pisces, Amphibia, Reptilia maupun Aves. Secara umum kita mengenal Mammalia sebagai hewan menyusui. Mammalia merupakan vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar susu (glandula mammae) yang berada pada betina. Allah swt. berfirman dalam surah al-Mu’minun/23:21 yang berbunyi:
 
Terjemahnya:
Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah ayat di atas menguraikan kuasa dan angerah-Nya yang berkaitan dengan air ang dengannya terjadi kehidupan. Kini disebut anugerah serta bukti kuasa-Nya yang lain dengan menyatakan bahwa, dan di samping anugerah yang lalu, kami juga menganurgerahkan binatang-binatang ternak, unta, atau juga sapi dan kambing, benar-benar terdapat ibrah, yakni pelajaran bagi kamu. Melalui pengamatan dan pemanfaatan binatang-binatang itu, kamu dapat memperoleh bukti kekuasann Allah dan karunia-Nya. Kami memberi kamu minum dari sebagian, yaitu susu murni yang penuh gizi, yang ada dalam perutnya, dan juga selain susunya, padanya, yakni pada binatang-binatang ternak itu, secara khusus terdapat juga faedah yang banyak untuk kamu, seperti daging, kulit dan bulunya. Semua itu dapat kamu manfaatkan untuk berbagai tujuan dan sebagian darinya, atas berkat Allah, kamu makan dengan mudah lagi lezat dan bergizi. Dan di atasnya, yakni di atas punggung binatang-binatang itu, yakni unta dan juga perahu-perahu kamu dan barang-barang kamu diangkut atas izin Allah menuju tempat-tempat yang jauh (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya dengan menciptakan binatang-binatang ternak yang memiliki banyak manfaat pada manusia, seperti sapi dan kambing yang susunya dapat diminum, dan dagingnya dapat dikonsumsi dengan halal serta untuk yang dijadikan sebagai alat transportasi. Semua ini agar kita sebagai manusia berpikir dan mengingat kebesaran serta kekuasaan Allah swt. kemudian bertasbih memujinya.
Seperti yang diketahui sapi, kambing, dan unta adalah termasuk spesies vertebrata dari kelas Mammalia yang memiliki ciri-ciri khusus yakni mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) pada hewan betinanya (Levine, 1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi, anatomi dan klasifikasi organisme yang tergolong Mammalia.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Mammalia serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.





BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan

Allah swt. menciptakan beraneka ragam makhluk hidup mulai dari yang sangat sederhana samai yang begitu kompleks seperti halnya Mammalia. Mammalia berasal dari kata Mammae yang berarti kelenjar susu. Sehingga Mammalia dikatakan sebagai vertebrata yang menyusui. Ciri lain pada Mammalia yakni memiliki rambut-rambut dan berdarah panas (homoioterm). Allah swt. berfirman dalam surah an-Nahl/16: 66 yang berbunyi:

Terjemahnya:
Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah mengingatkan bahwa, dan sesungguhnya bagi kamu pada binatang-binatang ternak, yakni unta, sapi, kambing, dan domba, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat berharga yang dapat mengantar kamu menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah. Kami menyuguhi kamu minum sebagian dari apa yang berada dalam perutnya, yakni perut betina-betina itu, yaitu antara sisa-sisa makanan dan darah, yaitu susu murni tidak bercampur dengan darah walau warnanya tidak juga dengan sisa makanan walau baunya lagi yang mudah ditelan bagi para peminumnya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi, yakni pada binatang-binatang ternak , yaitu pada buah dada binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui urat-urat nadi arteri, kelenjar-kelenjar itu mendapatkan suplai berupa zat yang terbentuk dari darah dan zat-zat dari dari makanan yang telah dicerna, yang keduanya tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Selanjutnya, kelenjar-kelenjar susu itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting dalam pembuatan air susu dan mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi susu yang berwarna dan aromnya sama sekali berbeda dengan zat aslinya.
Sebagaimana yang diketahui binatang-binatang ternak dalam ayat di atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Mammalia. Kerena memiliki kelenjar susu (glandula mammae) pada betina sebagai ciri utamanya. Kelenjar susu ini digunakan untuk menyusui anak-anaknya. Dan di samping itu dapat di konsumsi oleh manusia karena susu tersebut adalah cairan yang lezat, bergizi dan bebas dari aneka bakteri.

B.       Tinjauan Umum tentang Mammalia

Mammalia berasal dari bahasa latin yaitu mammae yang artinya kelenjar susu, hal ini berarti Mammalia adalah vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar susu (glandula mammae), selain itu ciri utama dari kelas ini juga adalah memiliki rambut dan merupakan vertebrata berdarah panas (homioiterm). Adapun ciri-ciri umumnya yakni anggota gerak depan pada Mammalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak. Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Memiliki gigi yang pada ummunya terbagi menjadi 4 tepi yakni gigi seri, taring, premolar dan molar. Dibandingkan dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tulang tengkorak Mammalia banyak yang tereduksi. Mammalia memiliki 3 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan 2 tulang (dentari) di setiap sisi rahang bawah. Vertebrata lain yang memiliki telinga hanya mempunyai 1 tulang pendengaran (yaitu, stapes) dalam setiap telinga dan paling tidak 3 tulang lain di setiap sisi rahang. Mammalia memiliki integumen yang terdiri dari 3 lapisan, yakni lapisan paling luar (epidermis), lapisan tengan (dermis), dan lapisan paling dalam (hipodermis). Epidermis biasanya terdiri atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air (Brotowidjoyo, 1989).
Kelenjar susu pada Mammalia sama dengan manusia yang mana ketika niple dihisap akan terjadi perangsangan terhadap susu yang terletak di dalam payudara Mammalia yang mana akan terjadi kontraksi sel epitel otot. Hormon yang berpengaruh terhadap proses ini adalah oksitosin. Kelenjar susu ini terdapat pada anggota badan seperti dada, perut atau ketiak. Kelenjar susu betina dapat keluar setelah melahirkan anaknya. Pada Marsupilia (Mammalia berkantong) dan Placentalia memiliki puting, sedangkan pada Monotremata (Mamalia bertelur) tidak memiliki puting. Mammalia jantan tidak menghasilkan kelenjar susu. Sebagian besar Mammalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa Mammalia yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non Mammalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil, karenanya melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus dari Mammalia. Mammalia memiliki alat kelamin terpisah antara jantan dan betina dan fertilisasi terjadi secara internal. Lubang genital dan anus pada Mammalia jantan maupun betina terpisah (Suwignyo, 2005).
Mammalia dibagi menjadi 12 ordo yaitu ordo Marsupilia yang memiliki ciri khas pada Mammalia betina yaitu memiliki kantong di bagian depannya. Ordo Insektivora, adalah hewan pemakan serangga, yang memiliki mata tertutup dan cakar besar serta telapak kaki depan lebih lebar. Ordo Dermoptera, yakni termasuk Mammalia yang dapat terbang karena empat kaki yang ia miliki membentuk parasut berbulu. Ordo Chiroptera, yakni Mammalia yang dapat terbang dikarenakan memiliki membran interdigital diantara kaki depan dan belakang dengan ukuran kaki belakang lebih kecil, hewan ini termasuk nokturnal  karena mencari makan pada malam hari. Ordo Primata, termasuk Mammalia herbivora, karnivora, dan omnivora, jari pada bagian tangannya dapat lebih besar yang memudahkan untuk memanjat. Ordo Rodentia, ciri khususnya adalah tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan dan dapat hidup di segala habitat. Ordo Carnivora, merupakan kelompok hewan yang memangsa daging, sehingga ia juga memiliki gigi taring dan cakar untuk memburu mangsanya. Ordo Lagomorpha, ciri-cirinya adalah memakan tumbuh-tumbuhan. Ordo Cetacea, termasuk Mammalia yang hidup di laut. Ordo Proboscidea, yakni semua jenis gajah di seluruh dunia. Ordo Artiodactyla, dengan ciri khusus yakni memiliki jari kaki berjumlah genap. Ordo Perissodactyla, dengan ciri khusus yakni Mammalia yang memiliki jari kaki berjumlah ganjil (Hala, 2007).
Mammalia bernapas dengan paru-paru. Oksigen yang dihirup akan sampai ke paru-paru kemudian di edarkan ke jaringan dan sel di seluruh tubuh. Otot difragma adalah otot yang terletak di bawah paru-paru. Otot ini akan bergerak ketika proses bernapas terjadi. Hal ini akan membantu paru-paru untuk mengembang sehingga oksigen masuk ke dalam paru-paru dalam jumlah yang cukup. Begitu juga dengan pengeluaran karbondioksida. Mammalia memiliki jantung beruang 4 yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik. Temperatur suhu pada Mammalia tetap (homoioterm) umumnya diatur oleh hipotalamus yakni sebuah bagian kecil otak yang berfungsi untuk mengatur suhu. Sebagian spesies Mammalia melakukan hibernasi, yaitu keadaan tidak aktif atau tidur selama musim dingin. Paa saat musim panas, kelebihan panas tubuh Mammalia akan dibuang melalui keringan. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap di mulai dari mulut (oris), kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), usus (intestinum) sampai saluran pembuangan (anus). Memiliki ginjal bertipe metanerfros  dengan 2 ureter yang mengeluarkan kemih langsung ke kandung kemih, dengan hasil sekresi cair (Levine, 1995).
Terdapat 5.488 spesies Mammalia yang tersebar di seluruh dunia, 32% diantaranya merupakan endemik di Indonesia. Berdasarkan ukuran dan berat tubuh Mammalia dibagi ke dalam Mammalia besar dan kecil. Mammalia kecil dengan derat tubuh individu berkisar antara 2 gram sampai 5 kg. Yang mana Mammalia kecil ini mempunyai tingkat metabolisme dan juga reproduki yang tinggi, akan tetapi rentag usia hidupnya lebih pendek (Srinivasulu, 2010).


BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan yaitu pada hari Jumat, 6 Januari 2017 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa

 

B.       Instrumen Praktikum

1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kapas, kloroform kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu mencit (Muss musculus) dan hamster (Mesocricetus auratus).

C.      Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk pengamatan morfologi, untuk hamster pertama-tama kloroform dituang ke kapas secukupnya, lalu dilakukan pembiusan pada spesies kemudian spesies yang telah terbius diletakkan di atas papan seksi yang disediakan. Pada Mencit dilakukan penyembelihan dengan teknik dislokasi setelah itu mencit yang sudah mati diletakkan di atas papan seksi yang disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi, spesies diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, kemudian lakukan pembedahan daerah perut dan dada secara perlahan-lahan, lalu diamati struktur anatominya, dicatat bagian-bagiannya, ambil gambar dari anatomi spesies dan mengklasifikasikannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mencit (Muss musculus)
a.         Morfologi
1)      Text Box: Keterangan:
1. Mata (Occulus)
2. Hidung (Nasal)
3. Kumis (Misai)
4. Telinga (Auriculus)
5. Leher (Neck)
6. Ekor (Caudal)
7. Kaki (phoda)

 
Dorsal









2)      Text Box: Keterangan:
1. Mulut (Oris)
2. Kelenjar susu (Glandula mammae)
3. Saluran pembuangan (Anus)
4. Saluran urogenital (Vagina)Ventral

 












3)        Anatomi













 






4)       
Keterangan:
1.    Kerongkongan (Esophagus)
2.    Faring (Pharynx)
3.    Hati (Hepar)
4.    Pankreas (Pancreas)
5.    Lambung (Ventriculus)
6.    Usus halus (Intestinum)
7.    Usus besar (Kolon)
8.    Rektum (Rectum)
9.    Saluran pembuangan (Anus)
 
Sistem Pencernaan









5)       
Keterangan
1.    Tenggorokan (Faring)
2.    Cabang tenggorokan (Bronkus
3.    Paru-paru (Pulmo)
4.    Kantong udara (Alveolus)

 
Sistem Respirasi

  




6)       
Keterangan
1.             Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.             Pembuluh nadi (Arteri)
3.             Serambi jantung (Atrium)
4.             Bilik jantung (Ventrikel)
5.             Pembuluh balik (Vena)

 
Sistem Sirkulasi


  



7)        Sistem Reproduksi
1)     
Keterangan
1.        Kelenjar kelamin jantan (Testis)
2.        Vas deferens (vasa deferentia)
3.        Kantung semen (Vesicula seminalis)
4.        Saluran genital (Uretra)
 
Jantan







2)     
Keterangan
1.             Indung telur (Ovarium)
2.             Tuba Fallopi (Oviduk)
3.             Rahim (Uterus)
4.             Muara saluran kelamin (Vagina)

 
Betina







8)       
Keterangan:
1.        Ginjal (Ren)
2.        Saluran pembungan (uretra)
3.        Kandung kemih (Vesica urinaria)


 
Sistem Ekskresi


  













2.      Hamster (Mesocricetus auratus)
a.         Morfologi
1)      Text Box: Keterangan:
1. Mata (Occulus)
2. Hidung (Nasal)
3. Kumis (Misai)
4. Telinga (Auriculus)
5. Leher (Neck)
6. Ekor (Caudal)
7. Kaki (phoda)

 
Dorsal









2)      Text Box: Keterangan:
1. Mulut (Oris)
2. Kelenjar susu (Glandula mammae)
3. Saluran pembuangan (Anus)Ventral

 















b.      Anatomi













 






c.        
Keterangan:
11.              Kerongkongan (Esophagus)
12.              Faring (Pharynx)
13.              Hati (Hepar)
14.              Pankreas (Pancreas)
15.              Lambung (Ventriculus)
16.              Usus halus (Intestinum)
17.              Usus besar (Kolon)
18.              Rektum (Rectum)
19.              Saluran pembuangan (Anus)
 
Sistem Pencernaan









a.        
Keterangan
1.      Tenggorokan (Faring)
2.      Cabang tenggorokan (Bronkus
3.      Paru-paru (Pulmo)
4.      Kantong udara (Alveolus)

 
Sistem Respirasi

  




b.       
Keterangan
1.      Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.      Pembuluh nadi (Arteri)
3.      Serambi jantung (Atrium)
4.      Bilik jantung (Ventrikel)
5.      Pembuluh balik (Vena)

 
Sistem Sirkulasi


  



c.         Sistem Reproduksi
1)     
Keterangan
1.      Kelenjar kelamin jantan (Testis)
2.      Vas deferens (vasa deferentia)
3.      Kantung semen (Vesicula seminalis)
4.      Saluran genital (Uretra)
 
Jantan







2)     
Keterangan
1.             Indung telur (Ovarium)
2.             Tuba Fallopi (Oviduk)
3.             Rahim (Uterus)
4.             Muara saluran kelamin (Vagina)


 
Betina







d.       
Keterangan:
1.        Ginjal (Ren)
2.        Saluran pembuangan (uretra)
3.        Kandung kemih (Vesica urinaria)



 
Sistem Ekskresi


  




B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.        Mencit (Muss musculus)
Secara morfologi tubuh mencit (Muss musculus) ditutupi oleh rambut-rambut halus, memiliki mata (Occulus) besar dengan membran niktitans. Mulut (oris) bagian eksternal (luar) sempit berupa vestibula yang terdiri dari ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi. Mencit secara khusus termasuk vertebrata Mammalia yang tidak memiliki taring untuk mengoyak makanan. Bibir mencit lembek dan fleksibel terletak di sebelah luar mulut dan ditutupi dengan kulit serta dan di bagian dalam ditutupi dengan mukosa. Di sekitar moncong terdapat rambut-rambut panjang (vibrissae) yang terlihat seperti kumis. Memiliki telinga (pinnae) yang lebar. Memiliki kaki dengan lima jari yang bercakar, kaki depan lebih kecil daripada kaki belakang. Memiliki ekor (Caudal) yang panjang dengan anus yang terletak di bawah ekor. Lubang urogenital di sebelah anterior anus. Memiliki 5 pasang kelenjar air susu dengan puting-puting yang tampak jelas dari luar di bagian ventral. Rambut pada mencit (Muss musculus) mampu mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah panas (Homoioterm).
Mencit (Muss musculus) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang yang sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan (Esophagus) sebagai saluran yang menghubungankan mulut (Oris) dan lambung (Ventriculum). Paru-paru (Pulmo) untuk bernapas, hati (Hepar) untuk membuang racun dan lambung (Ventriculum) untuk proses pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Hati (Hepar) mencit berfungsi sebagai homeostasis yang berperan dalam proses metabolisme. Warna hati coklat kemerahan yang terletak di bagian bawah diafragma. Fungsi hati (Hepar) mencit yakni mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan kemudian disimpan di organ tubuh lain, mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan ke dalam empedu dan urin. Memiliki jantung (Cor) sebagai sentral yang mengontrol sistem sirkulasi dan ginjal (Ren) yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi. Memiliki anus sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada mencit (Muss musculus) terdiri atas rongga mulut (cavum oris) yang dibatasi dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang bersambung dengan pharinx. Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan epitel berlapis yang di bawahnya terdapat kelenjar halus penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir dari saraf sensoris. Dari mulut makanan kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut yakni terjadi penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan dibuang melalui anus.
Respirasi pada mencit (Muss musculus) menggunakan paru-paru (Pulmo) sebagai organ utamanya. Proses pernapasan mencit (Muss musculus) dimulai dari hidung yang menghirup udara mengandung O2 dari luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke cabang tenggorokan (Bronkus) kemudian masuk ke kantong udara (alveolus). Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan kembali melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya. Memiliki dua paru-paru (Pulmo) yang lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri jantung, masing-masing dalam ruang pleure yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan mengkung keluar).
Sistem sirkulasi mencit (Muss musculus) berupa jantung (Cor) arteri, kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung berada di atas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma dan terdiri atas 4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik) yang terbagi sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh pembuluh arteri pulmonar ke alveolus. Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2. Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena pulmonar ke atrium kiri, kemudian masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Organ reproduksi mencit jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat kelamin mencit jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Sistem reproduksi mencit betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Ovarium berbentuk bulat, kecil, melekat pada dinding rongga tubuh oleh selaput mesovarium.  Ovarium terdapat sepasang yang jenuh dengan bakal sel telur atau oogonium. Ovarium tersebut akan selalu mematangkan oogonium menjadi telur (ovum) secara bergantian antara ovarium kanan dan kiri dengan cara ovulasi yang selanjutnya akan masuk ke dalam saluran telur atau oviduct. Saluran telur merupakan saluran kecil yang berliku-liku. Ujung anteriornya terdapat tuba falopi yang merupakan tempat masuknya telur yang telah matang dari ovarium.  Selaput penggantung oviduct disebut mesosalphink. Uterus (endometrium) berdinding tebal, tersusun dari oviduct yang melebar pada bagian posterior, dan mempunyai tipe bicornus (tanduk). Selaput penggantung uterus disebut mesometrium. Jika uterus tampak menonjol maka mencit dalam keadaan bunting. Vagina merupakan persatuan dari kedua uterus, yang lubang keluarnya disebut vulva. Klitoris merupakan penonjolan kecil, anterior dari vulva dan tempat bermuaranya uretra. Klitoris merupakan organ yang ekuivalen dengan penis pada jantan.
Alat ekskresi pada mencit (Muss musculus) yaitu ginjal (Ren) dan paru-paru (Pulmo). Paru-paru (Pulmo) sebagai alat pernapasan pada mencit (Muss musculus) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Ginjal (Ren) yang dimiliki mencit (Muss musculus) bersifat metanefros yakni ginjal yang berada pada tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal (Ren) ini akan menyaring urin yang masuk. Urin pada mencit (Muss musculus) akan akan masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang terkandung dalam urin. Ginjal (Ren) ini akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada mencit (Muss musculus) berupa otak dan saraf pusat yang bagian-bagiannya terdiri atas lobus olfaktorius kecil dan cerebrum yang besar dan berlobus lateral dua buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Habitat mencit (Muss musculus) yaitu hidup menempati berbagai macam tempat mulai dari perbatasan padang pasir, bukit pasir, kaki gunung, sampai dataran rendah, semak-semak, sungai di lembah, dan padang rumput yang luas, juga hidup di ladang tanaman sebagai hama.
Peranan mencit (Muss musculus) dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan bagi manusia.
Mencit (Muss musculus) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Mammalia karena memiliki kelenjar susu (Glandula mammae). Termasuk dalam ordo Rodentia karena tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan. Termasuk dalam famili Muridae karena masuk dalam keluarga tikus. Adapun klasifikasi dari mencit (Muss musculus) yaitu sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Classis        : Mammalia
Ordo           : Rodentia
Familia       : Muridae
Genus         : Mus
Spesies       : Muss musculus (Jasin, 1992).
2.        Hamster (Mesocricetus auratus)
Secara morfologi tubuh hamster (Mesocricetus auratus) ditutupi oleh rambut-rambut halus, memiliki mata (Occulus) besar yang mampu melihat ke segala arah karena posisi matanya berada di bagian samping kepala. Namun, hewan ini buta warna sehingga penglihatannya tidak sempurna. Mulut (oris) terdapat gigi, sebagaimana layaknya hewan pengerat, hamster memiliki gigi yang dapat tumbuh terus-menerus. Untuk mencegahnya, hamster selalu menggigiti benda apa saja yang ada di sekitarnya. Memberi makanan dengan tekstur keras mampu menjaga gigi hamster agar tidak terus tumbuh. Gigi hamster yang terus tumbuh adalah sepasang gigi seri masing-masing di rahang atas dan bawah. Total gigi hamster adalah 16 buah. Hamster secara khusus termasuk vertebrata Mammalia yang tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan. Di sekitar moncong terdapat rambut-rambut panjang (vibrissae) yang terlihat seperti kumis, yang berfungsi sebagai alat navigasi saat beraktivitas di kegelapan. Memiliki telinga (pinnae) pendek, dengan pendengaran yang sangat tajam. Komunikasi antar sesama hamster dilakukan menggunakan gelombang ultrasonik. Hamster memiliki ekor yang sangat pendek sehingga sepintas terlihat tidak berekor. Selain ekor, kaki hewan ini juga terbilang pendek, tetapi cukup kuat sehingga dapat diandalkan untuk memanjat. Rambut pada hamster (Mesocricetus auratus) mampu mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah panas (Homoioterm).
Hamster (Mesocricetus auratus) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang yang sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan (Esophagus) sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung. Paru-paru (Pulmo) untuk bernapas, hati (Hepar) untuk membuang racun dan lambung untuk proses pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Hati (hepar) hamster berfungsi sebagai homeostasis yang berperan dalam proses metabolisme. Warna hati coklat kemerahan yang terletak di bagian bawah diafragma. Fungsi hati (hepar) hamster yakni mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan kemudian disimpan di organ tubuh lain, mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan kedalam empedu dan urin. Memiliki jantung (cor) sebagai sentral yang mengontrol sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi. Memiliki anus sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada hamster (Mesocricetus auratus) terdiri atas rongga mulut (cavum oris) yang dibatasi dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang bersambung dengan Pharynx. Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan epitel berlapis yang di bawahnya terdapat kelenjar halus penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir dari saraf sensoris. Dari mulut (Oris) makanan kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung (Ventriculus) makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya makanan masuk di usus halus (Intestinum) untuk dicerna lebih lanjut yakni terjadi penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian usus besar (Kolon) menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan dibuang melalui anus.
Respirasi pada hamster (Mesocricetus auratus) menggunakan paru-paru (Pulmo) sebagai organ utamanya. Proses pernapasan hamster dimulai dari hidung (Nasal) yang menghirup udara mengandung O2 dari luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke cabang tenggorokan (Bronkus) kemudian masuk ke kantong udara (alveolus). Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan kembali melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya. Memiliki dua paru-paru (Pulmo) yang lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri jantung, masing-masing dalam ruang pleure yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan mengkung keluar).
Sistem sirkulasi hamster (Mesocricetus auratus) berupa jantung (Cor) arteri, kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung (Cor) berada di atas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma dan terdiri atas 4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik) yang terbagi sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh pembuluh arteri pulmonar ke alveolus. Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2. Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena pulmonar ke atrium kiri, kemudian masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Organ reproduksi hamster jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat kelamin hamster jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Sistem reproduksi hamster betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Hamster melakukan pembuahan pada usia yang berbeda tergantung dari spesiesnya, tetapi hal ini bisa dilakukan pada usia 1 bulan sampai 3 bulan. Hamster jantan tetap dapat melakukan pembuahan selama hidupnya, namun betina tidak. Hamster betina mengalami estrus kira-kira setiap tiga hari. Masa kawin hamster dilakukan pada usia yang berbeda tergantung dari spesiesnya, tetapi hal ini bisa dilakukan pada usia 1 bulan sampai 3 bulan. Hamster jantan dapat melakukan pembuahan selama hidupnya, sedangkan yang betina dapat melakukan pembuahan kira-kira setiap tiga hari. Musim pengembangbiakan terjadi pada bulan April sampai Oktober, dengan masa kandungan selama 13 sampai 22 hari dan dapat melahirkan anak sebanyak 1 sampai 13 ekor. Ketika hamster betina hamil maka induk hamster akan membangun sarang dan mengumpulkan anak-anaknya disana. Pada saat hamster betina melahirkan maka biasanya hamster jantan dipisahkan dengannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Anak hamster yang baru dilahirkan tersebut tidak berambut, matanya tertutup dan ukuran tubunya sangat kecil.
Alat ekskresi pada hamster (Mesocricetus auratus) yaitu ginjal (Ren) dan paru-paru (pulmo). Paru-paru (pulmo) sebagai alat pernapasan pada hamster (Mesocricetus auratus) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Ginjal (Ren) yang dimiliki hamster (Mesocricetus auratus) bersifat metanefros yakni ginjal (Ren) yang berada pada tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal (Ren) ini akan menyaring urin yang masuk. Urin pada hamster (Mesocricetus auratus) akan akan masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang terkandung dalam urin. Ginjal (Ren) ini akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada hamster (Mesocricetus auratus) berupa otak dan saraf pusat yang bagian-bagiannya terdiri atas lobus olfaktorius kecil dan cerebrum yang besar dan berlobus lateral dua buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Habitat hamster (Mesocricetus auratus) yaitu hidup menempati berbagai macam tempat mulai dari perbatasan padang pasir, bukit pasir, kaki gunung, sampai dataran rendah, semak-semak, sungai di lembah, dan padang rumput yang luas, juga hidup di ladang tanaman sebagai hama.
Peranan hamster (Mesocricetus auratus) dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan bagi manusia.
hamster (Mesocricetus auratus) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Mammalia karena memiliki kelenjar susu (Glandula mammae). Termasuk dalam ordo Rodentia karena tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan. Termasuk dalam famili Muridae karena masuk dalam keluarga tikus. Adapun klasifikasi dari hamster (Mesocricetus auratus) yaitu sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Classis        : Mammalia
Ordo           : Rodentia
Familia       : Muridae
Genus         : Mesocricetus
Spesies       : Mesocricetus auratus (Jasin, 1992).


BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yakni Mammalia adalah vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar susu (glandula mammae), selain itu ciri utama dari kelas ini juga adalah memiliki rambut dan merupakan vertebrata berdarah panas (homioiterm). Adapun ciri-ciri umumnya yakni memiliki anggota gerak untuk berjalan, berenang atau memegang sesuatu, memiliki kuku dan cakar, memiliki gigi taring, gigi seri dan gigi geraham, memiliki jantung yang terdiri atas 4 ruang yaitu 2 bilik dan 2 serambi. Pada umumnya berkembang biak dengan cara melahirkan dan tempat perkembangbiakan embrionya di dalam rahim (Uterus). Mammalia dibagi menjadi 12 ordo yaitu Ordo Marsupilia, Ordo Insektivora, Ordo Dermoptera, Ordo Chiroptera, Ordo Primata, Ordo Rodentia, Ordo Carnivora, Ordo Lagomorpha, Ordo Cetacea, Ordo Proboscidea, Ordo Artiodactyla, Ordo Perissodactyla. Mencit (Muss musculus) dan hamster (Mesocricetus auratus) termasuk dalam kelas Mammalia serta ordo Rodentia.

B.     Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.







KEPUSTAKAAN

Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Srinivasulu C. “A Key To The Bats (Mammalia: Chiroptera)” Journal of The Threatened Taxa. 2 No 7 (2010): 1001-1076.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.