LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 13 (Mamalia)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom Animalia
memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi
ini. Vertebrata paling sempurna adalah dari kelas Mammalia dimana tingkat sel,
jaringan maupun organ-organnya lebih kompleks dibandingkan dengan kelas Pisces,
Amphibia, Reptilia maupun Aves. Secara
umum kita mengenal Mammalia sebagai hewan menyusui. Mammalia merupakan
vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar susu (glandula mammae) yang berada pada betina.
Allah swt. berfirman dalam surah al-Mu’minun/23:21
yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang
ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi
minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada
binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan
sebagian daripadanya kamu makan (Kementerian
Agama RI, 2009).
Menurut tafsir
Al-Misbah ayat di atas menguraikan kuasa dan angerah-Nya yang berkaitan dengan
air ang dengannya terjadi kehidupan. Kini disebut anugerah serta bukti
kuasa-Nya yang lain dengan menyatakan bahwa, dan di samping anugerah yang lalu,
kami juga menganurgerahkan binatang-binatang ternak, unta, atau juga sapi dan
kambing, benar-benar terdapat ibrah, yakni pelajaran bagi kamu. Melalui
pengamatan dan pemanfaatan binatang-binatang itu, kamu dapat memperoleh bukti
kekuasann Allah dan karunia-Nya. Kami memberi kamu minum dari sebagian, yaitu
susu murni yang penuh gizi, yang ada dalam perutnya, dan juga selain susunya,
padanya, yakni pada binatang-binatang ternak itu, secara khusus terdapat juga
faedah yang banyak untuk kamu, seperti daging, kulit dan bulunya. Semua itu
dapat kamu manfaatkan untuk berbagai tujuan dan sebagian darinya, atas berkat
Allah, kamu makan dengan mudah lagi lezat dan bergizi. Dan di atasnya, yakni di
atas punggung binatang-binatang itu, yakni unta dan juga perahu-perahu kamu dan
barang-barang kamu diangkut atas izin Allah menuju tempat-tempat yang jauh (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan
kekuasaannya dengan menciptakan binatang-binatang ternak yang memiliki banyak
manfaat pada manusia, seperti sapi dan kambing yang susunya dapat diminum, dan
dagingnya dapat dikonsumsi dengan halal serta untuk yang dijadikan sebagai alat
transportasi. Semua ini agar kita sebagai manusia berpikir dan mengingat kebesaran
serta kekuasaan Allah swt. kemudian bertasbih memujinya.
Seperti yang diketahui sapi,
kambing, dan unta adalah termasuk spesies vertebrata dari kelas Mammalia yang memiliki
ciri-ciri khusus yakni mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) pada hewan betinanya (Levine, 1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan
bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat
kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur
morfologi, anatomi dan
klasifikasi organisme yang tergolong Mammalia.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati
struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Mammalia
serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Ayat yang Relevan
Allah swt. menciptakan
beraneka ragam makhluk hidup mulai dari yang sangat sederhana samai yang begitu
kompleks seperti halnya Mammalia. Mammalia berasal dari kata Mammae yang berarti kelenjar susu.
Sehingga Mammalia dikatakan sebagai vertebrata yang menyusui. Ciri lain pada
Mammalia yakni memiliki rambut-rambut dan berdarah panas (homoioterm). Allah swt. berfirman dalam surah an-Nahl/16: 66 yang
berbunyi:
Terjemahnya:
Dan
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang
bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah mengingatkan
bahwa, dan sesungguhnya bagi kamu pada binatang-binatang ternak, yakni unta,
sapi, kambing, dan domba, benar-benar terdapat pelajaran yang sangat berharga
yang dapat mengantar kamu menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah. Kami
menyuguhi kamu minum sebagian dari apa yang berada dalam perutnya, yakni perut
betina-betina itu, yaitu antara sisa-sisa makanan dan darah, yaitu susu murni
tidak bercampur dengan darah walau warnanya tidak juga dengan sisa makanan walau
baunya lagi yang mudah ditelan bagi para peminumnya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya
yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada
di muka bumi, yakni pada binatang-binatang ternak , yaitu pada buah dada
binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui
urat-urat nadi arteri, kelenjar-kelenjar itu mendapatkan suplai berupa zat yang
terbentuk dari darah dan zat-zat dari dari makanan yang telah dicerna, yang
keduanya tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Selanjutnya, kelenjar-kelenjar
susu itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting dalam pembuatan air
susu dan mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi susu yang berwarna
dan aromnya sama sekali berbeda dengan zat aslinya.
Sebagaimana yang diketahui binatang-binatang
ternak dalam ayat di atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Mammalia.
Kerena memiliki kelenjar susu (glandula
mammae) pada betina sebagai ciri utamanya. Kelenjar susu ini digunakan
untuk menyusui anak-anaknya. Dan di samping itu dapat di konsumsi oleh manusia
karena susu tersebut adalah cairan yang lezat, bergizi dan bebas dari aneka
bakteri.
B. Tinjauan Umum tentang Mammalia
Mammalia berasal dari bahasa latin yaitu mammae yang artinya kelenjar susu, hal
ini berarti Mammalia adalah vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar
susu (glandula mammae), selain itu
ciri utama dari kelas ini juga adalah memiliki rambut dan merupakan vertebrata
berdarah panas (homioiterm). Adapun
ciri-ciri umumnya yakni anggota gerak depan pada Mammalia dapat bermodifikasi
untuk berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya
terdapat kuku, cakar, atau tracak. Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak
dan kelenjar keringat. Memiliki gigi yang pada ummunya terbagi menjadi 4 tepi
yakni gigi seri, taring, premolar dan molar. Dibandingkan dengan kondisi
vertebrata lainnya, jumlah tulang tengkorak Mammalia banyak yang tereduksi.
Mammalia memiliki 3 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan 2 tulang (dentari) di setiap sisi rahang bawah.
Vertebrata lain yang memiliki telinga hanya mempunyai 1 tulang pendengaran
(yaitu, stapes) dalam setiap telinga
dan paling tidak 3 tulang lain di setiap sisi rahang. Mammalia memiliki
integumen yang terdiri dari 3 lapisan, yakni lapisan paling luar (epidermis), lapisan tengan (dermis), dan lapisan paling dalam (hipodermis). Epidermis biasanya terdiri
atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air (Brotowidjoyo, 1989).
Kelenjar susu pada
Mammalia sama dengan manusia yang mana ketika niple dihisap akan terjadi perangsangan terhadap susu yang terletak
di dalam payudara Mammalia yang mana akan terjadi kontraksi sel epitel otot.
Hormon yang berpengaruh terhadap proses ini adalah oksitosin. Kelenjar susu ini
terdapat pada anggota badan seperti dada, perut atau ketiak. Kelenjar susu
betina dapat keluar setelah melahirkan anaknya. Pada Marsupilia (Mammalia
berkantong) dan Placentalia memiliki puting, sedangkan pada Monotremata
(Mamalia bertelur) tidak memiliki puting. Mammalia jantan tidak menghasilkan
kelenjar susu. Sebagian besar Mammalia melahirkan keturunannya, tapi ada
beberapa Mammalia yang tergolong ke dalam monotremata
yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non Mammalia,
seperti pada ikan guppy dan hiu martil, karenanya melahirkan bukan dianggap
sebagai ciri khusus dari Mammalia. Mammalia memiliki alat kelamin terpisah
antara jantan dan betina dan fertilisasi terjadi secara internal. Lubang
genital dan anus pada Mammalia jantan maupun betina terpisah (Suwignyo, 2005).
Mammalia dibagi menjadi 12 ordo yaitu ordo Marsupilia yang memiliki ciri
khas pada Mammalia betina yaitu memiliki kantong di bagian depannya. Ordo
Insektivora, adalah hewan pemakan serangga, yang memiliki mata tertutup dan
cakar besar serta telapak kaki depan lebih lebar. Ordo Dermoptera, yakni
termasuk Mammalia yang dapat terbang karena empat kaki yang ia miliki membentuk
parasut berbulu. Ordo Chiroptera, yakni Mammalia yang dapat terbang dikarenakan
memiliki membran interdigital diantara kaki depan dan belakang dengan ukuran
kaki belakang lebih kecil, hewan ini termasuk nokturnal karena mencari
makan pada malam hari. Ordo Primata, termasuk Mammalia herbivora, karnivora, dan omnivora, jari pada bagian tangannya
dapat lebih besar yang memudahkan untuk memanjat. Ordo Rodentia, ciri khususnya
adalah tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan dan dapat hidup di
segala habitat. Ordo Carnivora, merupakan kelompok hewan yang memangsa daging,
sehingga ia juga memiliki gigi taring dan cakar untuk memburu mangsanya. Ordo
Lagomorpha, ciri-cirinya adalah memakan tumbuh-tumbuhan. Ordo Cetacea, termasuk
Mammalia yang hidup di laut. Ordo Proboscidea, yakni semua jenis gajah di
seluruh dunia. Ordo Artiodactyla, dengan ciri khusus yakni memiliki jari kaki
berjumlah genap. Ordo Perissodactyla, dengan ciri khusus yakni Mammalia yang
memiliki jari kaki berjumlah ganjil (Hala, 2007).
Mammalia bernapas
dengan paru-paru. Oksigen yang dihirup akan sampai ke paru-paru kemudian di edarkan
ke jaringan dan sel di seluruh tubuh. Otot difragma adalah otot yang terletak
di bawah paru-paru. Otot ini akan bergerak ketika proses bernapas terjadi. Hal
ini akan membantu paru-paru untuk mengembang sehingga oksigen masuk ke dalam
paru-paru dalam jumlah yang cukup. Begitu juga dengan pengeluaran
karbondioksida. Mammalia memiliki jantung beruang 4 yang terdiri atas 2 serambi
dan 2 bilik. Temperatur suhu pada Mammalia tetap (homoioterm) umumnya diatur oleh hipotalamus
yakni sebuah bagian kecil otak yang berfungsi untuk mengatur suhu. Sebagian
spesies Mammalia melakukan hibernasi, yaitu keadaan tidak aktif atau tidur
selama musim dingin. Paa saat musim panas, kelebihan panas tubuh Mammalia akan
dibuang melalui keringan. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap di mulai dari
mulut (oris), kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), usus (intestinum) sampai saluran pembuangan (anus). Memiliki ginjal bertipe metanerfros
dengan 2 ureter yang mengeluarkan
kemih langsung ke kandung kemih, dengan hasil sekresi cair (Levine, 1995).
Terdapat 5.488 spesies
Mammalia yang tersebar di seluruh dunia, 32% diantaranya merupakan endemik di
Indonesia. Berdasarkan ukuran dan berat tubuh Mammalia dibagi ke dalam Mammalia
besar dan kecil. Mammalia kecil dengan derat tubuh individu berkisar antara 2
gram sampai 5 kg. Yang mana Mammalia kecil ini mempunyai tingkat metabolisme
dan juga reproduki yang tinggi, akan tetapi rentag usia hidupnya lebih pendek (Srinivasulu, 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan
yaitu pada hari Jumat, 6 Januari 2017 pukul 08.00-09.40 WITA di
Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa
B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kapas,
kloroform kamera dan alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan yaitu mencit (Muss musculus) dan hamster (Mesocricetus
auratus).
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk
pengamatan morfologi, untuk hamster pertama-tama kloroform dituang ke kapas
secukupnya, lalu dilakukan pembiusan pada spesies kemudian spesies yang telah
terbius diletakkan di atas papan seksi yang disediakan. Pada Mencit dilakukan penyembelihan
dengan teknik dislokasi setelah itu mencit yang sudah mati diletakkan di atas
papan seksi yang disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi, spesies
diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, kemudian lakukan
pembedahan daerah perut dan dada secara perlahan-lahan, lalu diamati struktur
anatominya, dicatat bagian-bagiannya, ambil gambar dari anatomi spesies dan
mengklasifikasikannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Mencit (Muss musculus)
a.
Morfologi
1)
|
2)
Ventral
|
3)
Anatomi
4)
|
5)
|
6)
|
7)
Sistem
Reproduksi
1)
|
2)
|
8)
|
2.
Hamster (Mesocricetus auratus)
a.
Morfologi
1)
|
|
b.
Anatomi
c.
|
a.
|
b.
|
c.
Sistem
Reproduksi
1)
|
2)
|
d.
|
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari
hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.
Mencit (Muss musculus)
Secara morfologi tubuh mencit (Muss musculus)
ditutupi oleh rambut-rambut halus, memiliki mata (Occulus) besar dengan membran niktitans. Mulut (oris)
bagian eksternal (luar) sempit
berupa vestibula yang terdiri dari ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi. Mencit secara khusus termasuk vertebrata Mammalia
yang tidak memiliki taring untuk mengoyak makanan. Bibir
mencit lembek dan fleksibel terletak di sebelah luar mulut dan ditutupi dengan
kulit serta dan di bagian dalam ditutupi dengan mukosa. Di sekitar moncong
terdapat rambut-rambut panjang (vibrissae)
yang terlihat seperti kumis. Memiliki
telinga (pinnae) yang lebar.
Memiliki kaki dengan lima jari yang bercakar, kaki depan lebih kecil daripada
kaki belakang. Memiliki ekor (Caudal)
yang panjang dengan anus yang terletak di bawah ekor. Lubang urogenital di
sebelah anterior anus. Memiliki 5
pasang kelenjar air susu dengan puting-puting yang tampak jelas dari luar di
bagian ventral. Rambut pada
mencit (Muss musculus)
mampu mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah
panas (Homoioterm).
Mencit (Muss
musculus) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang yang
sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor
sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada
makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan (Esophagus) sebagai saluran yang
menghubungankan mulut (Oris) dan
lambung (Ventriculum). Paru-paru (Pulmo) untuk bernapas, hati (Hepar) untuk membuang racun dan lambung (Ventriculum) untuk proses pencernaan
makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Hati (Hepar)
mencit berfungsi
sebagai homeostasis yang berperan dalam proses metabolisme. Warna hati coklat
kemerahan yang terletak di bagian bawah diafragma. Fungsi hati (Hepar)
mencit yakni mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan kemudian
disimpan di organ tubuh lain, mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan ke
dalam empedu dan urin. Memiliki jantung
(Cor) sebagai sentral yang mengontrol
sistem sirkulasi dan ginjal (Ren)
yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi. Memiliki anus sebagai saluran
keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada mencit (Muss musculus) terdiri atas rongga
mulut (cavum oris) yang dibatasi
dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis di bagian belakang bersambung dengan pharinx. Selaput lendir mulut ditutupi
oleh jaringan epitel berlapis yang di bawahnya terdapat kelenjar halus
penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan pembuluh darah dan ujung akhir
dari saraf sensoris. Dari mulut makanan
kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus)
melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung
makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan.
Selanjutnya makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut yakni
terjadi penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh.
Kemudian usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan
pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan
dibuang melalui anus.
Respirasi pada mencit (Muss musculus) menggunakan paru-paru (Pulmo) sebagai organ utamanya. Proses pernapasan mencit (Muss musculus) dimulai dari hidung yang menghirup udara mengandung
O2 dari luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke
cabang tenggorokan (Bronkus) kemudian masuk ke kantong udara (alveolus).
Pada alveolus ini terjadi pertukaran
gas O2 dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh
hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan kembali melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak
mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan
seterusnya. Memiliki dua paru-paru (Pulmo) yang
lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri jantung, masing-masing
dalam ruang pleure yang terpisah.
Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi
yang diikuti oleh depresi (perataan)
dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan
gerakan mengkung keluar).
Sistem
sirkulasi mencit (Muss musculus) berupa jantung (Cor) arteri,
kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung berada di
atas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma dan terdiri atas 4 bagian yakni
2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik) yang terbagi sempurna.
Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh
pembuluh arteri pulmonar ke alveolus.
Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2.
Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena
pulmonar ke atrium kiri, kemudian
masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta
ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Organ reproduksi mencit
jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat
kelamin mencit jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin
luar berupa penis dan skrotum,
sementara alat kelamin dalam berupa testis,
saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Sistem reproduksi mencit betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Ovarium berbentuk bulat, kecil, melekat
pada dinding rongga tubuh oleh selaput mesovarium.
Ovarium terdapat sepasang yang
jenuh dengan bakal sel telur atau oogonium.
Ovarium tersebut akan selalu
mematangkan oogonium menjadi telur (ovum) secara bergantian antara ovarium kanan dan kiri dengan cara ovulasi yang selanjutnya akan masuk ke
dalam saluran telur atau oviduct.
Saluran telur merupakan saluran kecil yang berliku-liku. Ujung anteriornya terdapat tuba falopi
yang merupakan tempat masuknya telur yang telah matang dari ovarium. Selaput penggantung oviduct disebut mesosalphink. Uterus (endometrium)
berdinding tebal, tersusun dari oviduct
yang melebar pada bagian posterior,
dan mempunyai tipe bicornus (tanduk).
Selaput penggantung uterus disebut mesometrium.
Jika uterus tampak menonjol maka
mencit dalam keadaan bunting. Vagina
merupakan persatuan dari kedua uterus, yang lubang keluarnya disebut vulva. Klitoris merupakan penonjolan kecil, anterior dari vulva dan
tempat bermuaranya uretra. Klitoris
merupakan organ yang ekuivalen dengan penis pada jantan.
Alat ekskresi pada mencit (Muss musculus) yaitu ginjal (Ren)
dan paru-paru (Pulmo). Paru-paru (Pulmo) sebagai alat pernapasan pada mencit (Muss musculus) mengeluarkan karbon dioksida
sebagai hasil ekskresinya. Ginjal (Ren)
yang dimiliki mencit (Muss musculus)
bersifat metanefros yakni ginjal yang
berada pada tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal (Ren) ini akan menyaring urin yang masuk. Urin pada mencit (Muss musculus) akan akan masuk melalui
pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang
terkandung dalam urin. Ginjal (Ren) ini
akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem
saraf pada mencit (Muss musculus) berupa
otak dan saraf pusat yang bagian-bagiannya terdiri atas lobus olfaktorius kecil
dan cerebrum yang besar dan berlobus lateral dua buah. Lobus
optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal
menjadi lobus anterior dan posterior.
Habitat mencit (Muss
musculus) yaitu hidup menempati berbagai macam tempat mulai
dari perbatasan padang pasir, bukit pasir, kaki gunung, sampai dataran rendah,
semak-semak, sungai di lembah, dan padang rumput yang luas, juga hidup di
ladang tanaman sebagai hama.
Peranan mencit (Muss
musculus) dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan bagi manusia.
Mencit (Muss
musculus) termasuk dalam filum Chordata
karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Mammalia karena memiliki kelenjar susu (Glandula mammae). Termasuk dalam ordo Rodentia karena tidak memiliki gigi
taring untuk mengoyak makanan. Termasuk dalam famili Muridae karena masuk dalam keluarga tikus. Adapun klasifikasi dari mencit (Muss musculus) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Muss musculus (Jasin, 1992).
2.
Hamster (Mesocricetus auratus)
Secara morfologi tubuh hamster (Mesocricetus auratus) ditutupi oleh rambut-rambut halus, memiliki mata (Occulus) besar yang
mampu melihat ke segala arah karena posisi matanya berada di bagian samping
kepala. Namun, hewan ini buta warna sehingga penglihatannya tidak sempurna. Mulut (oris)
terdapat gigi, sebagaimana layaknya hewan pengerat, hamster memiliki
gigi yang dapat tumbuh terus-menerus. Untuk mencegahnya, hamster selalu
menggigiti benda apa saja yang ada di sekitarnya. Memberi makanan dengan
tekstur keras mampu menjaga gigi hamster agar tidak terus tumbuh. Gigi hamster
yang terus tumbuh adalah sepasang gigi seri masing-masing di rahang atas dan
bawah. Total gigi hamster adalah 16 buah. Hamster secara khusus termasuk vertebrata Mammalia yang tidak memiliki gigi
taring untuk mengoyak makanan. Di sekitar moncong terdapat
rambut-rambut panjang (vibrissae)
yang terlihat seperti kumis, yang berfungsi sebagai alat navigasi saat
beraktivitas di kegelapan. Memiliki
telinga (pinnae) pendek,
dengan pendengaran yang sangat tajam. Komunikasi antar sesama hamster dilakukan
menggunakan gelombang ultrasonik. Hamster memiliki ekor yang sangat pendek
sehingga sepintas terlihat tidak berekor. Selain ekor, kaki hewan ini juga
terbilang pendek, tetapi cukup kuat sehingga dapat diandalkan untuk memanjat. Rambut pada hamster
(Mesocricetus auratus) mampu
mempertahankan suhu tubuhnya sehingga disebut sebagai hewan berdarah panas (Homoioterm).
Hamster (Mesocricetus auratus) secara anatomi
dilengkapi dengan organ-organ yang yang sempurna. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk
mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada makanan, tempat tinggal,
perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan (Esophagus) sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung.
Paru-paru (Pulmo) untuk bernapas,
hati (Hepar) untuk membuang racun dan
lambung untuk proses pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ
yang menyerap sari-sari makanan. Hati (hepar) hamster berfungsi sebagai homeostasis yang berperan dalam proses
metabolisme. Warna hati coklat kemerahan yang terletak di bagian bawah
diafragma. Fungsi hati (hepar) hamster
yakni mengubah zat makanan yang diserap dari usus dan kemudian disimpan di
organ tubuh lain, mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan kedalam empedu
dan urin. Memiliki jantung (cor) sebagai sentral yang mengontrol
sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi.
Memiliki anus sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada hamster (Mesocricetus auratus) terdiri atas rongga mulut (cavum oris) yang dibatasi dengan tulang maksilaris, palatum serta mandibularis
di bagian belakang bersambung dengan Pharynx.
Selaput lendir mulut ditutupi oleh jaringan epitel berlapis yang di bawahnya
terdapat kelenjar halus penghasil lendir. Selaput tersebut penuh dengan
pembuluh darah dan ujung akhir dari saraf sensoris. Dari mulut (Oris)
makanan kemudian akan masuk ke lambung kelenjar (proventriculus) melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung (Ventriculus)
makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan.
Selanjutnya makanan masuk di usus halus (Intestinum)
untuk dicerna lebih lanjut yakni terjadi penyerapan sari-sari makanan yang
langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian usus besar (Kolon) menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan
pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan
dibuang melalui anus.
Respirasi pada hamster (Mesocricetus auratus) menggunakan paru-paru (Pulmo) sebagai organ utamanya. Proses pernapasan hamster dimulai dari hidung (Nasal) yang menghirup udara mengandung O2
dari luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke cabang
tenggorokan (Bronkus) kemudian masuk ke kantong udara (alveolus).
Pada alveolus ini terjadi pertukaran
gas O2 dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh
hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan kembali melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak
mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan
seterusnya. Memiliki dua paru-paru (Pulmo)
yang lokasinya di dalam rongga dada sebelahnya kanan dan kiri jantung,
masing-masing dalam ruang pleure yang
terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi
(perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan
gerakan mengkung keluar).
Sistem sirkulasi hamster (Mesocricetus auratus) berupa jantung (Cor) arteri,
kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung (Cor) berada di atas rongga dada sebelah
kiri, diatas diafragma dan terdiri atas 4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel
(bilik) yang terbagi sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2
masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh
pembuluh arteri pulmonar ke alveolus.
Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2.
Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena
pulmonar ke atrium kiri, kemudian
masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta
ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Organ reproduksi hamster jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan. Alat
kelamin hamster jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin
luar berupa penis dan skrotum,
sementara alat kelamin dalam berupa testis,
saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Sistem reproduksi hamster betina terdiri atas beberapa organ, yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina, dan klitroris. Hamster
melakukan pembuahan pada usia yang berbeda tergantung dari spesiesnya, tetapi
hal ini bisa dilakukan pada usia 1 bulan sampai 3 bulan. Hamster jantan tetap
dapat melakukan pembuahan selama hidupnya, namun betina tidak. Hamster betina
mengalami estrus kira-kira setiap tiga hari. Masa kawin hamster dilakukan pada
usia yang berbeda tergantung dari spesiesnya, tetapi hal ini bisa dilakukan
pada usia 1 bulan sampai 3 bulan. Hamster jantan dapat melakukan pembuahan
selama hidupnya, sedangkan yang betina dapat melakukan pembuahan kira-kira
setiap tiga hari. Musim pengembangbiakan
terjadi pada bulan April sampai Oktober, dengan masa kandungan selama 13 sampai
22 hari dan dapat melahirkan anak sebanyak 1 sampai 13 ekor. Ketika hamster
betina hamil maka induk hamster akan membangun sarang dan mengumpulkan
anak-anaknya disana. Pada saat hamster betina melahirkan maka biasanya hamster
jantan dipisahkan dengannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Anak
hamster yang baru dilahirkan tersebut tidak berambut, matanya tertutup dan
ukuran tubunya sangat kecil.
Alat ekskresi pada hamster (Mesocricetus auratus) yaitu ginjal (Ren)
dan paru-paru (pulmo). Paru-paru (pulmo) sebagai alat pernapasan pada hamster (Mesocricetus auratus) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Ginjal (Ren) yang dimiliki hamster (Mesocricetus auratus) bersifat metanefros yakni ginjal (Ren) yang berada pada tahap sempurna
pada vertebrata. Ginjal (Ren) ini
akan menyaring urin yang masuk. Urin pada hamster (Mesocricetus
auratus) akan akan masuk melalui
pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang
terkandung dalam urin. Ginjal (Ren) ini
akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem
saraf pada hamster (Mesocricetus auratus) berupa otak dan saraf pusat yang bagian-bagiannya
terdiri atas lobus olfaktorius kecil dan cerebrum yang besar dan berlobus lateral dua buah. Lobus
optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal
menjadi lobus anterior dan posterior.
Habitat hamster (Mesocricetus auratus) yaitu hidup menempati berbagai
macam tempat mulai dari perbatasan padang pasir, bukit pasir, kaki gunung,
sampai dataran rendah, semak-semak, sungai di lembah, dan padang rumput yang
luas, juga hidup di ladang tanaman sebagai hama.
Peranan hamster (Mesocricetus auratus) dapat dijadikan sebagai hewan peliharaan bagi
manusia.
hamster (Mesocricetus auratus) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam
kelas Mammalia karena memiliki
kelenjar susu (Glandula mammae).
Termasuk dalam ordo Rodentia karena
tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan. Termasuk dalam famili Muridae karena masuk dalam keluarga
tikus. Adapun klasifikasi dari hamster (Mesocricetus auratus) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Mesocricetus
Spesies : Mesocricetus auratus
(Jasin,
1992).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari praktikum yakni Mammalia adalah
vertebrata dengan ciri utamanya yakni memiliki kelenjar susu (glandula mammae), selain itu ciri utama
dari kelas ini juga adalah memiliki rambut dan merupakan vertebrata berdarah
panas (homioiterm). Adapun ciri-ciri
umumnya yakni memiliki anggota gerak untuk berjalan, berenang atau memegang
sesuatu, memiliki kuku dan cakar, memiliki gigi taring, gigi seri dan gigi
geraham, memiliki jantung yang terdiri atas 4 ruang yaitu 2 bilik dan 2 serambi.
Pada umumnya berkembang biak dengan cara melahirkan dan tempat perkembangbiakan
embrionya di dalam rahim (Uterus). Mammalia dibagi menjadi 12 ordo yaitu Ordo Marsupilia,
Ordo Insektivora, Ordo Dermoptera, Ordo Chiroptera, Ordo Primata, Ordo
Rodentia, Ordo Carnivora, Ordo Lagomorpha, Ordo Cetacea, Ordo Proboscidea, Ordo
Artiodactyla, Ordo Perissodactyla. Mencit (Muss musculus) dan
hamster (Mesocricetus
auratus)
termasuk dalam kelas Mammalia serta ordo Rodentia.
B. Saran
Adapun
saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam
melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan
teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen
Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka
Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995.
Srinivasulu C. “A Key To The Bats
(Mammalia: Chiroptera)” Journal of The
Threatened Taxa. 2 No 7 (2010): 1001-1076.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2005.