LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 11 (Reptil)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya kita
mengenal hewan Reptil seperti ular dan buaya. Namun selain itu masih banyak lagi
jenis-jenis Reptil di lingkungan sekitar kita. Istilah Reptil sendiri berasal
dari kata Repto yang artinya melata.
Reptil juga termasuk tetrapoda yakni
berkaki empat. Jadi Reptil adalah organisme vertebrata yang melata dan sebagian
berkaki empat. Allah swt.
berfirman dalam surah An-Naml/27:10 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan lemparkanlah tongkatmu.
Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular
dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. “Hai
Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak
takut di hadapan-Ku” (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut
tafsir Al-Misbah melalui ayat diatas Allah swt. memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan memerintahkan
Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya dan ketika itu juga tongkat tersebut
menjadi ular dan, tatkata Nabi Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor
ular kecil yang gesit padahal ia adalah ular besar, larilah dia berbalik ke
belakang tanpa menoleh, yakni beliau berlari dengan cepat dan penuh
kesungguhan. Allah menyeru Nabi Musa as. Yang sudah cukup jauh dari posisinya
semula. Sebagaimana diisyaratkan oleh kata panggilan Allah berfirman “Hai Musa, janganlah takut melihat ular itu. Yakni, singkirkan rasa
takut yang sedang menguasai jiwamu dan tenanglah karena susungguhnya tidaklah
trasa takut di sisi-Ku, yakni tempat-tempat di mana terjadi hal-hak luar biasa
dan waktu serta tempat penerimaan wahyu—tidaklah takut di sana—para rasul, yang
Kuutus” (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan
kekuasaannya dengan membuat tongkat Nabi Musa as. Berubah menjadi seekor ular
besar yang gesit. Hal ini agar kita sebagai manusia mengetahui bahwa Allah-lah
yang Maha pencipta segalanya, yang menjadikan ada dari ketiadaan. Semuanya agar
kita dapat mensyukuri segala apa yang telah diciptakan dan diberikan-Nya.
Seperti yang diketahui
ular adalah salah satu spesies vertebrata dari kelas Reptil yang bergerak
dengan cara melata dimana seluruh tubuh menelungkup ke tanah, yakni dengan
mengerutkan otot-otot di kedua sisi tulang belakang secara bergantian (Levine,
1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan
bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat
kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur
morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Reptil.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati
struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Reptil serta
mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Ayat yang Relevan
Reptil merupakan
organisme vertebrata yang berjalan dengan melata, dimana seluruh tubuh
menelungkup ke tanah dan memiliki kulit bersisik kering terbuat dari zat tanduk
yang menutupi seluruh tubuhnya dan memiliki fungsi untuk melindungi diri dari
kekeringan. Allah swt. berfirman dalam surah Thaha/20: 20 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi
seekor ular yang merayap dengan
cepat (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah
berfirman sambil menyebut nama Nabi Musa sebagai pertanda perhatian dan kasih
sayang-Nya memerintahkan nabi musa untuk melempar tongkatnya ke tanah yang
kemudian tongkat itu berubah menjadi ular yang merayap dengan cepat. Pada ayat
ini ular tersebut dilukiskan dengan kata hayyah, yang berarti tumpukan badan
ular yang menyatu dan menakutkan atau jenis ular jantan yang berbisa dan
membunuh mangsanya dengan bisanya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya
yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada
di muka bumi. Baik itu yang melata dengan berjalan menggunakan seluruh tubuhnya
ataukah yang berjalan dengan kakinya. Semuanya adalah bukti kekuasaan Allah
agar manusia dapat berpikir dan mensyukurinya.
Sebagaimana yang diketahui ular dalam ayat di
atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Reptil. Ular berjalan menggunakan
seluruh tubuhnya dengan mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakangnya.
Sebagai alat pertahanan diri sebagian ular dilengkapi dengan bisa dan otot yang
kuat sehinggga dapat melilitkan tubuhnya pada mangsa hingga mangsa tersebut
tidak dapat bergerak sampai mati.
B. Tinjauan Umum tentang Reptil
Istilah Reptil berasal dari bahasa latin yaitu Repto yang berarti melata. Sebagian
Reptil juga termasuk dalam sub kelas Tetrapoda
yang berarti berkaki empat. Jadi Reptil adalah organisme vertebrata yang
melata dan sebagian berkaki empat. Reptil adalah hewan dengan kulit kering yang
tertutup oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal yang terbuat dari zat
tanduk yang fungsinya untuk melindungi dari kekeringan. Sisiknya mengandung
protein keratin yang menyebabkan kulit menjadi kedap air dan membantu mencegah
dehidrasi di udara kering. Reptil memiliki ukuran tubuh bervariasi dengan tubuh
yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor serta dua pasang kaki berjari
lima (kecuali pada ular) dan pada tiap kaki memiliki cakar. Sedangkan pada
penyu kakinya memipih dan berbentuk kayuh untuk membantu berenang (Suwignyo, 2005).
Tengkorak
Reptil biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil oksipital.
Sabuk-sabuk badan (gridel) tumbuh
baik (kecuali pada ular yang bereproduksi atau bahkan hilang sama sekali).
Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian yakni servikal, dada (toraks), lumbar, sakral, dan ekor (caudal). Jari-jari dengan cakar. Meatus auditori eksternal terdapat pada
sebagaian organisme yang termasuk reptil. Telinga tengahnya mengandung oksikel auditori. Mata mempunyai
kelenjar air mata yang menjaga mata tetap basah. Memiliki otak dengan serebrum
yang lebih besar dibandingkan dengan serebrum pada ikan atau amfibia. Sebagian
besar Reptil mempunyai 12 pasang saraf kranial. Reptil bernapas dengan
paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari Amfibi. Jantungnya terdiri dari
2 serambi dan 2 bilik, walaupun kebanyakan pembagian itu belum sempurna betul.
Arteri-arteri pulmoner sudah terpisah
dari arteri sistemik, karena fungsi arteri kardinal
posterior dikerjakan seluruhnya oleh vena kava superior. Ginjal bertipe metanerfros. Sistem porta renal tereduksi. Fertilisasi terjadi secara internal dengan
cara perkembangbiakan ovipar atau ovovivipar. Yang dimaksud dengan Ovipar
adalah bertelur, kemudian telur-telur itu diletakkan dengan kulit cangkang yang
keras. Embrio Reptil terlindung di dalam amnion dan allantois seperti pada burung dan hewan menyusui. Yang ovovivipar
menghasilkan telur dengan banyak kuning telur dan telur itu tumbuh dan
berkembang dalam oviduk (saluran
telur) hewan betina (Brotowidjoyo, 1989).
Reptil terbagi menjadi 4
ordo yakni Ordo Chelonia, ordo Squamata, ordo Crocodilia, dan ordo Rynchocephalia
(Bohme, 2011).
Ordo Chelonia merupakan Reptil dengan skeleton yang sebagian
termodifikasi menjadi karapaks (perisai
dorsal) dan plastron (Perisai ventral). Rahang-rahang tidak bergigi, tetapi
dilapisi oleh zat tanduk. Hidup dilaut, air tawar, atau di darat dengan tubuh
yang lebar. Karapaks keras dan bersatu di sisi tubuh dengan Plastron. Perisai tertutup dengan skutum
poligonal. Tulang kuadrat tidak dapat digerakkan. Rusuk-rusuk bersatu dengan
perisai dorsal. Anus berupa celah melintang. Ovipar telur diletakkan dalam
lubang-lubang galian yang dibuat hewan betina. Pada ordo ini terdapat kurang
lebih 263 spesies. Contohnya adalah kura-kura (Testudinidae sp.) (Suwignyo,
2005).
Ordo Squamata adalah Reptil yang tubuhnya
tertutup dengan sisik-sisik kecil yang fleksibel. Tidak ada rusuk abdominal.
Ordo ini terdiri atas dua sub ordo yang pertama sub ordo Lacertilia yang ciri-cirinya adalah memiliki lidah yang
bercabang, ada yang berkaki dan ada pula yang tidak. Tubuhnya memiliki panjang
sekitar 30 cm. Contoh spesies dari sub ordo ini yaitu tokek (Gecko gekko). Yang kedua sub ordo Ophidia dengan ciri-ciri yaitu tubuhnya panjang dan tidak memiliki kaki, memiliki
bisa dan taring, tidak memiliki kelopak mata dan hanya dilindungi oleh membran.
Lidahnya bercabang dan panjang contoh spesiesnya yaitu ular piton (Phyton
reticulates) (Levine, 1995).
Ordo Crocodilia merupakan jenis Reptil yang
ukuran tubuhnya cukup besar berkulit tebal dengan rusuk-rusuk abdominal. Bilik
jantung terbagi sempurna menjadi bilik kiri dan bilik kanan. Hidup di laut atau
di air tawar. Tubuh panjang, dengan kepala besar dan panjang. Rahangnya sangat
kuat dengan gigi-gigi konis, tumpul dan kaki berjumlah 4, pendek serta
jari-jari berkuku. Ekornya panjang dan pipih. Kulit tebalnya dilapisi oleh zat
tanduk, dengan lubang telinga kecil yang tertutup kulit. Lidahnya tidak dapat
dijulurkan. Tidak memiliki kandung kemih. Ovipar dengan telur yang diletakkan
dalam daun-daun membusuk. Contoh spesiesnya adalah buaya (Crocodylus sp.) yang kurang lebih terdapat 23 jenis (Hala, 2007).
Yang terakhir ada ordo Rhynchocephalia, yakni ordo Reptil
primitif yang sekarang masih bertahan hidup dengan contoh spesies yang berada
di Selandia baru yakni Sephanodon
punctatum. Sephanodon punctatum memiliki mata pineal (konis sebagai modifikasi
badan pineal) yang biasa terdapat pada vertebrata rendah. Spesies ini cukup
menadapat perhatian secara evolusi (Brotowidjoyo, 1989).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Praktikum
Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan
yaitu pada hari Jumat, 30 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan yaitu tokek (Gecko gekko)
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk
pengamatan morfologi, pertama-tama kloroform dituang ke kapas secukupnya
kemudian kapas diletakkan di dalam toples kosong bersama spesies, lalu
dilakukan pembiusan pada spesies dengan cara menggoyang-goyangkan toples.
Kemudian spesies yang telah terbius diletakkan diatas papan seksi yang
disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu
catat bagian-bagiannya dan
diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan, setelah
dilakukan pembiusan dengan kloroform, spesies diletakkan di atas papan seksi
yang telah disediakan, lalu bedah perlahan-lahan pada bagian dada sampai perut,
kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil
gambar dari anatomi spesies.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Tokek (Gecko gekko)
a.
|
b.
Anatomi
c.
|
d.
|
e.
|
f.
Sistem
Reproduksi
1)
|
2)
|
g.
|
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari
hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.
Tokek (Gecko gekko)
Secara morfologi tokek (Gecko gekko) memiliki warna kulit
beragam yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung yang mencegah tokek (Gecko gekko) dari dehidrasi serta dapat menyamarkan diri mereka
dari predator. Rongga mulut dilengkapi dengan lidah yang pendek dan gemuk yang
berfungsi untuk menangkap mangsa. Kebanyakan tokek (Gecko gekko) memiliki telingan eksternal yang terlihat membuka
seperti lubang dan terkadang telah tertutup oleh sebuah genderang (gendang
telinga). Kemudian mata pada tokek memiliki kelopak mata
sehingga dapat beredip dan dan menutup, ada adaptasi khusus pada spesies ini
sehingga memiliki mata besar yang membantu penglihayan pada malam hari. Bentuk
pangkal ekor tokek (Gecko
gekko) cenderung membulat, dengan enam baris bintil di atasnya yang
terlihat belang, ekor ini digunakan tergantung pada speseisnya, dapat digunakan
untuk berkelahi, menyeimbangkan tubuh dan penyimpanan lemak untuk beberapa
jenis serta ntuk mempertahankan diri dari pemangsa. Tokek (Gecko gekko) memiliki bantalan penghisap atau scansor di jari-jari kakinya. Scansor
tersebut membuat tokek mampu berjalan di dinding dan permukaan licin sekalipun
dengan tetap menempel di permukaannya.
Tokek (Gecko gekko) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang
mirip manusia. Tengkoraknya memiliki
rumah-rumah seperti tengkorak otak. Memiliki otak sebagai pengendali
fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah
yang terfokus pada makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan
diri. Kerongkongan sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung.
Paru-paru untuk bernapas, hati untuk membuang racun dan lambung untuk proses
pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap
sari-sari makanan. Tubuh tokek (Gecko gekko) bergantung pada kondisi kehidupan eksternal sehingga
dikatakan sebagai spesies berdarah dingin (Poikiloterm).
Memiliki jantung sebagai sentral yang mengontrol
sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi.
Memiliki kloaka sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada tokek (Gecko gekko) terdiri atas mulut
dilengkapi dengan lidah yang dapat dijulurkan keluar untuk menangkap makanan. Dari mulut makanan kemudian akan masuk ke lambung melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung makanan akan
dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya
makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut, sampai kemudian terjadi
penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian
usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan
pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan
dibuang melalui kloaka.
Sistem respirasi pada tokek (Gecko gekko) dimulai dari hidung yang menghirup udara mengandung O2 dari
luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke cabang tenggorokan (Bronkus)
kemudian masuk ke kantong udara (alveolus). Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas O2
dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh hemoglobin darah,
sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan kembali
melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak mengandung O2
kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Sistem
sirkulasi tokek (Gecko gekko) berupa jantung (Cor) arteri,
kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung terdiri atas
4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan
2 ventrikel (bilik) yang terbagi
sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh
pembuluh arteri pulmonar ke alveolus.
Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2.
Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena
pulmonar ke atrium kiri, kemudian
masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta
ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Sistem reproduksi pada tokek (Gecko gekko) yakni fertilisasi internal.
Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Selama musim kawin yang
berlangsung selama 4 sampai 5 bulan, tokek jantan sering memegang tubuh tokek
betina dengan cara menggingitnya dengan mulut di di area leher selama masa
kawin (Kapulasi). Tokek jantan mempunyai hemipenis
di dekat kloaka yang kemudian masuk
ke kloaka tokek betina. Setelah masa kawin selesai, tokek betina akan memilih
tempat yang nyaman dan aman untuk meletakkan telurnya. Embrio dikelilingi oleh
amnion, karion, dan allantois. Paa beberapa spesies tertenti, tokek betina
dapat bertelur meskipun ia tidak kawin dengan tokek jantan. Tokek menaruh
telurnya yang biasanya berjumlah 2 buah dan saling melekat pada celah-celah
pohon atau atau retakan batu. Telur tokek akan menetas setelah kira-kira dua
bulan. Seekor tokek diperkirakan dapat hidu hingga usia 10 tahun.
Alat ekskresi pada tokek (Gecko gekko) ada tiga macam yaitu ginjal, paru-paru dan kulit.
Paru-paru sebagai alat pernapasan pada tokek (Gecko gekko) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil
ekskresinya. Sementara kulit memiliki peran yang sama yaitu dalam pertukaran
udara, perbedannya disini kulit hanya berperan sebagai organ pernaasan
pembantu. Jadi jika paru-paru tidak berfungsi optimal maka kulit akan mengambil
alih sebagian dari peran paru-paru. Ginjal yang dimiliki tokek (Gecko gekko) bersifat metanefros yakni ginjal yang berada pada
tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal ini akan menyaring urin yang masuk. Urin
pada tokek (Gecko gekko) akan akan
masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros.
Metanefros akan membuang asam urat
yang terkandung dalam urin. Ginjal ini akan mengekskresikan sebagian besar
metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada tokek (Gecko gekko) berupa otak yang terdiri
dari lobus olfaktorius yang panjang, hemisferm
2 lobus optikus, cerebellum, medulla oblongata yang lanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer terdapat indunbidulum
dan hipofisis. Terdapat 12 pasang
saraf kranial dan pasangan-pasangan saraf spinal pada tiap somit tubuh.
Habitat tokek (Gecko
gekko) yaitu hidup di berbagai tempat hangat termasuk hutan hujan, padang
pasir, padang rumput dan rawa-rawa. Saat ini tokek (Gecko gekko) ditemukan di seluruh dunia sebagai hewan peliharaan.
Peranan tokek (Gecko
gekko) dalam ekosistem yakni sebagai predator yang memakan serangga dan
rodentia. Bintil-bintil pada tokek (Gecko
gekko) memiliki kandungan senyawa anastesi yang dapat embuat otot-otot
berhenti utuk berkontraks sehingga dibuat menjadi obat penyakit asma dengan
mekanisme kerja untuk mengurangi kontraksi otot-otot pada trakea yang menyumbat
sirkulasi udara.
Tokek (Gecko
gekko) termasuk dalam filum Chordata
karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Reptil karena
merupakan hewan melata. Termasuk dalam ordo Squamata
karena memiliki lidah yang bercabang. Termasuk dalam famili Lacertilia karena merupakan keluarga
dari kadal. Termasuk dalam genus Gecko
karena memiliki suara khas. Termasuk dalam spesies Gecko gekko karena memiliki
warna kulit beragam yang berbintil-bintil. Adapun klasifikasi dari tokek (Gecko gekko) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptil
Ordo : Squamata
Familia : Lacertilia
Genus : Gecko
Spesies : Gecko gekko (Jasin, 1992).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari praktikum adalah tokek (Gecko
gekko) termasuk dalam kelas Reptil dan sub kelas Tetrapoda serta ordo Squamata. Tokek (Gecko gekko) memiliki
struktur morfologi yang terdiri atas mata (vissus),
rongga mulut (cavum oris), hidung (nasal) telinga (Auriculus), kulit (cutis),
ekor (caudal), kaki (phoda), kuku/cakar (nail) dan kloaka (cloaca)
dengan struktur anatomi yang terdiri dari hati (hepar), paru-paru (pulmo),
otak (cerebrum), ginjal (kidney), kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor).
B. Saran
Adapun
saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam
melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan
teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
KEPUSTAKAAN
Bohme W. “The reptiles (Testidines, Squamata, Crocogylia) of the forested
southeast of the Republica of Guinea (Geinée forestiére), with a country-wide
checklist” Bonn Zoological Bulletin. 60
No 1 (2011): 35-61.
Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an
dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar:
UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar