Pages

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan (Reptil)

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
Unit 11 (Reptil)
 

Pengertian Reptil, Ciri, Klasifikasi, Struktur, Anatomi & Contoh


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

 

Pada umumnya kita mengenal hewan Reptil seperti ular dan buaya. Namun selain itu masih banyak lagi jenis-jenis Reptil di lingkungan sekitar kita. Istilah Reptil sendiri berasal dari kata Repto yang artinya melata. Reptil juga termasuk tetrapoda yakni berkaki empat. Jadi Reptil adalah organisme vertebrata yang melata dan sebagian berkaki empat. Allah swt. berfirman dalam surah An-Naml/27:10 yang berbunyi:

Terjemahnya:
Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. “Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku” (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah melalui ayat diatas Allah swt. memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan memerintahkan Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya dan ketika itu juga tongkat tersebut menjadi ular dan, tatkata Nabi Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular kecil yang gesit padahal ia adalah ular besar, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh, yakni beliau berlari dengan cepat dan penuh kesungguhan. Allah menyeru Nabi Musa as. Yang sudah cukup jauh dari posisinya semula. Sebagaimana diisyaratkan oleh kata panggilan Allah berfirman “Hai Musa, janganlah takut melihat ular itu. Yakni, singkirkan rasa takut yang sedang menguasai jiwamu dan tenanglah karena susungguhnya tidaklah trasa takut di sisi-Ku, yakni tempat-tempat di mana terjadi hal-hak luar biasa dan waktu serta tempat penerimaan wahyu—tidaklah takut di sana—para rasul, yang Kuutus” (Shihab, 2002).
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya dengan membuat tongkat Nabi Musa as. Berubah menjadi seekor ular besar yang gesit. Hal ini agar kita sebagai manusia mengetahui bahwa Allah-lah yang Maha pencipta segalanya, yang menjadikan ada dari ketiadaan. Semuanya agar kita dapat mensyukuri segala apa yang telah diciptakan dan diberikan-Nya.
Seperti yang diketahui ular adalah salah satu spesies vertebrata dari kelas Reptil yang bergerak dengan cara melata dimana seluruh tubuh menelungkup ke tanah, yakni dengan mengerutkan otot-otot di kedua sisi tulang belakang secara bergantian (Levine, 1995).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa Allah telah menciptakan bermacam-macam spesies di muka bumi ini dengan struktur morfologi yang sangat kompleks dan beragam, maka dari itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Reptil.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Reptil serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasikannya.









BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Ayat yang Relevan

Reptil merupakan organisme vertebrata yang berjalan dengan melata, dimana seluruh tubuh menelungkup ke tanah dan memiliki kulit bersisik kering terbuat dari zat tanduk yang menutupi seluruh tubuhnya dan memiliki fungsi untuk melindungi diri dari kekeringan. Allah swt. berfirman dalam surah Thaha/20: 20 yang berbunyi:

Terjemahnya:
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat (Kementerian Agama RI, 2009).
Menurut tafsir Al-Misbah dalam ayat di atas Allah berfirman sambil menyebut nama Nabi Musa sebagai pertanda perhatian dan kasih sayang-Nya memerintahkan nabi musa untuk melempar tongkatnya ke tanah yang kemudian tongkat itu berubah menjadi ular yang merayap dengan cepat. Pada ayat ini ular tersebut dilukiskan dengan kata hayyah, yang berarti tumpukan badan ular yang menyatu dan menakutkan atau jenis ular jantan yang berbisa dan membunuh mangsanya dengan bisanya (Shihab, 2002).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah swt. memperlihatkan kekuasaannya yang mencakup segala aspek dalam penciptaan segala jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi. Baik itu yang melata dengan berjalan menggunakan seluruh tubuhnya ataukah yang berjalan dengan kakinya. Semuanya adalah bukti kekuasaan Allah agar manusia dapat berpikir dan mensyukurinya.
Sebagaimana yang diketahui ular dalam ayat di atas termasuk salah satu hewan vertebrata dari kelas Reptil. Ular berjalan menggunakan seluruh tubuhnya dengan mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakangnya. Sebagai alat pertahanan diri sebagian ular dilengkapi dengan bisa dan otot yang kuat sehinggga dapat melilitkan tubuhnya pada mangsa hingga mangsa tersebut tidak dapat bergerak sampai mati.

B.       Tinjauan Umum tentang Reptil

Istilah Reptil berasal dari bahasa latin yaitu Repto yang berarti melata. Sebagian Reptil juga termasuk dalam sub kelas Tetrapoda yang berarti berkaki empat. Jadi Reptil adalah organisme vertebrata yang melata dan sebagian berkaki empat. Reptil adalah hewan dengan kulit kering yang tertutup oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal yang terbuat dari zat tanduk yang fungsinya untuk melindungi dari kekeringan. Sisiknya mengandung protein keratin yang menyebabkan kulit menjadi kedap air dan membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Reptil memiliki ukuran tubuh bervariasi dengan tubuh yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor serta dua pasang kaki berjari lima (kecuali pada ular) dan pada tiap kaki memiliki cakar. Sedangkan pada penyu kakinya memipih dan berbentuk kayuh untuk membantu berenang (Suwignyo, 2005).
Tengkorak Reptil biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (gridel) tumbuh baik (kecuali pada ular yang bereproduksi atau bahkan hilang sama sekali). Vertebrae terbagi dengan jelas menjadi 5 bagian yakni servikal, dada (toraks), lumbar, sakral, dan ekor (caudal). Jari-jari dengan cakar. Meatus auditori eksternal terdapat pada sebagaian organisme yang termasuk reptil. Telinga tengahnya mengandung oksikel auditori. Mata mempunyai kelenjar air mata yang menjaga mata tetap basah. Memiliki otak dengan serebrum yang lebih besar dibandingkan dengan serebrum pada ikan atau amfibia. Sebagian besar Reptil mempunyai 12 pasang saraf kranial. Reptil bernapas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari Amfibi. Jantungnya terdiri dari 2 serambi dan 2 bilik, walaupun kebanyakan pembagian itu belum sempurna betul. Arteri-arteri pulmoner sudah terpisah dari arteri sistemik, karena fungsi arteri kardinal posterior dikerjakan seluruhnya oleh vena kava superior. Ginjal bertipe metanerfros. Sistem porta renal tereduksi. Fertilisasi terjadi secara internal dengan cara perkembangbiakan ovipar atau ovovivipar. Yang dimaksud dengan Ovipar adalah bertelur, kemudian telur-telur itu diletakkan dengan kulit cangkang yang keras. Embrio Reptil terlindung di dalam amnion dan allantois seperti pada burung dan hewan menyusui. Yang ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning telur dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina (Brotowidjoyo, 1989).
Reptil terbagi menjadi 4 ordo yakni Ordo Chelonia, ordo Squamata, ordo Crocodilia, dan ordo Rynchocephalia (Bohme, 2011).
Ordo Chelonia merupakan Reptil dengan skeleton yang sebagian termodifikasi menjadi karapaks (perisai dorsal)  dan plastron (Perisai ventral). Rahang-rahang tidak bergigi, tetapi dilapisi oleh zat tanduk. Hidup dilaut, air tawar, atau di darat dengan tubuh yang lebar. Karapaks  keras dan bersatu di sisi tubuh dengan Plastron. Perisai tertutup dengan skutum poligonal. Tulang kuadrat tidak dapat digerakkan. Rusuk-rusuk bersatu dengan perisai dorsal. Anus berupa celah melintang. Ovipar telur diletakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat hewan betina. Pada ordo ini terdapat kurang lebih 263 spesies. Contohnya adalah kura-kura (Testudinidae sp.) (Suwignyo, 2005).
Ordo Squamata adalah Reptil yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang fleksibel. Tidak ada rusuk abdominal. Ordo ini terdiri atas dua sub ordo yang pertama sub ordo Lacertilia yang ciri-cirinya adalah memiliki lidah yang bercabang, ada yang berkaki dan ada pula yang tidak. Tubuhnya memiliki panjang sekitar 30 cm. Contoh spesies dari sub ordo ini yaitu tokek (Gecko gekko). Yang kedua sub ordo Ophidia dengan ciri-ciri yaitu tubuhnya  panjang dan tidak memiliki kaki, memiliki bisa dan taring, tidak memiliki kelopak mata dan hanya dilindungi oleh membran. Lidahnya bercabang dan panjang contoh spesiesnya yaitu ular piton (Phyton reticulates) (Levine, 1995).
Ordo Crocodilia merupakan jenis Reptil yang ukuran tubuhnya cukup besar berkulit tebal dengan rusuk-rusuk abdominal. Bilik jantung terbagi sempurna menjadi bilik kiri dan bilik kanan. Hidup di laut atau di air tawar. Tubuh panjang, dengan kepala besar dan panjang. Rahangnya sangat kuat dengan gigi-gigi konis, tumpul dan kaki berjumlah 4, pendek serta jari-jari berkuku. Ekornya panjang dan pipih. Kulit tebalnya dilapisi oleh zat tanduk, dengan lubang telinga kecil yang tertutup kulit. Lidahnya tidak dapat dijulurkan. Tidak memiliki kandung kemih. Ovipar dengan telur yang diletakkan dalam daun-daun membusuk. Contoh spesiesnya adalah buaya (Crocodylus sp.) yang kurang lebih terdapat 23 jenis (Hala, 2007).
Yang terakhir ada ordo Rhynchocephalia, yakni ordo Reptil primitif yang sekarang masih bertahan hidup dengan contoh spesies yang berada di Selandia baru yakni Sephanodon punctatum. Sephanodon punctatum  memiliki mata pineal (konis sebagai modifikasi badan pineal) yang biasa terdapat pada vertebrata rendah. Spesies ini cukup menadapat perhatian secara evolusi (Brotowidjoyo, 1989).

















BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dan lokasi praktikum dilaksanakan yaitu pada hari Jumat, 30 Desember 2016 pukul 08.00-09.40 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

 

B.       Instrumen Praktikum

1.      Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu alat bedah, papan seksi, kamera dan alat tulis menulis.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu tokek (Gecko gekko)

C.      Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu, untuk pengamatan morfologi, pertama-tama kloroform dituang ke kapas secukupnya kemudian kapas diletakkan di dalam toples kosong bersama spesies, lalu dilakukan pembiusan pada spesies dengan cara menggoyang-goyangkan toples. Kemudian spesies yang telah terbius diletakkan diatas papan seksi yang disediakan. Diamati struktur morfologinya lalu catat bagian-bagiannya dan diambil gambar. Untuk pengamatan anatomi, diambil bahan pengamatan, setelah dilakukan pembiusan dengan kloroform, spesies diletakkan di atas papan seksi yang telah disediakan, lalu bedah perlahan-lahan pada bagian dada sampai perut, kemudian diamati struktur anatominya lalu dicatat bagian-bagiannya dan ambil gambar dari anatomi spesies.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Tokek (Gecko gekko)
a.        

 
Morfologi












Text Box: Keterangan:
1. Mulut (Oris)
2. Mata (Visus)
3. Hidung (Nasal)
4. Telinga (Auriculus)
5. Kulit (Cutis)
6. Ekor (Caudal)
7. Jari berkuku (Nail)
8. Kloaka (Cloaca)
9. Kaki (phoda)
 












b.        Anatomi













 







c.        
Keterangan:
1.    Mulut (Oris)
2.    Kerongkongan (Esophagus)
3.    Lambung (Ventriculus)
4.    Usus (Intestinum)
5.    Rektum (Rectum)
6.    Kloaka (Cloaca)
 
Sistem Pencernaan








d.       
Keterangan
1.      Hidung (Nasal)
2.      Tenggorokan (Faring)
3.      Cabang tenggorokan (Bronkus
4.      Paru-paru (Pulmo)
5.      Kantong udara (Alveolus)
 
Sistem Respirasi

  




e.        
Keterangan
1.      Pembuluh nadi terbesar (Aorta)
2.      Pembuluh nadi (Arteri)
3.      Serambi jantung (Atrium)
4.      Bilik jantung (Ventrikel)
5.      Pembuluh balik (Vena)

 
Sistem Sirkulasi


  



f.         Sistem Reproduksi
1)     
Keterangan
2.      Kelenjar kelamin jantan (Testis)
3.      Vas deferens (vasa deferentia)
4.      Kantung semen (Vesicula seminalis)
5.      Kloaka (Cloaca)
 
Jantan







2)     
Keterangan
2.      Indung telur (Ovarium)
3.      Tuba Fallopi (Oviduk)
4.      Muara saluran kelamin (ductus urogenital)
 
Betina







g.       
Keterangan:
1.      Ginjal (Ren)
2.      Anus (Anal)
3.      Kloaka (Cloaca)

 
Sistem Ekskresi


  




B.       Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengataman adalah sebagai berikut:
1.        Tokek (Gecko gekko)
Secara morfologi tokek (Gecko gekko) memiliki warna kulit beragam yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang mencegah tokek (Gecko gekko) dari dehidrasi serta dapat menyamarkan diri mereka dari predator. Rongga mulut dilengkapi dengan lidah yang pendek dan gemuk yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Kebanyakan tokek (Gecko gekko) memiliki telingan eksternal yang terlihat membuka seperti lubang dan terkadang telah tertutup oleh sebuah genderang (gendang telinga). Kemudian mata pada tokek memiliki kelopak mata sehingga dapat beredip dan dan menutup, ada adaptasi khusus pada spesies ini sehingga memiliki mata besar yang membantu penglihayan pada malam hari. Bentuk pangkal ekor tokek (Gecko gekko) cenderung membulat, dengan enam baris bintil di atasnya yang terlihat belang, ekor ini digunakan tergantung pada speseisnya, dapat digunakan untuk berkelahi, menyeimbangkan tubuh dan penyimpanan lemak untuk beberapa jenis serta ntuk mempertahankan diri dari pemangsa. Tokek (Gecko gekko) memiliki bantalan penghisap atau scansor di jari-jari kakinya. Scansor tersebut membuat tokek mampu berjalan di dinding dan permukaan licin sekalipun dengan tetap menempel di permukaannya.
Tokek (Gecko gekko) secara anatomi dilengkapi dengan organ-organ yang mirip manusia. Tengkoraknya memiliki rumah-rumah seperti tengkorak otak. Memiliki otak sebagai pengendali fungsi-fungsi motor sensorik serta untuk mempertahakan hidup secara naluriah yang terfokus pada makanan, tempat tinggal, perkembangbiakan dan perlindungan diri. Kerongkongan sebagai saluran yang menghubungankan mulut dan lambung. Paru-paru untuk bernapas, hati untuk membuang racun dan lambung untuk proses pencernaan makanannya serta usus berfungsi sebagai organ yang menyerap sari-sari makanan. Tubuh tokek (Gecko gekko) bergantung pada kondisi kehidupan eksternal sehingga dikatakan sebagai spesies berdarah dingin (Poikiloterm). Memiliki jantung sebagai sentral yang mengontrol sistem sirkulasi dan ginjal yang berfungsi sebagai salah satu organ ekskresi. Memiliki kloaka sebagai saluran keluar sisa-sisa makanan hasil metabolisme.
Sistem pencernaan pada tokek (Gecko gekko) terdiri atas mulut dilengkapi dengan lidah yang dapat dijulurkan keluar untuk menangkap makanan. Dari mulut makanan kemudian akan masuk ke lambung melalui kerongkongan (esophagus). Di lambung makanan akan dicerna oleh enzim-enzim yang dihasilkan kelenjar pencernaan. Selanjutnya makanan masuk di usus halus untuk dicerna lebih lanjut, sampai kemudian terjadi penyerapan sari-sari makanan yang langsung diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian usus besar menerima sisa-sisa makanan hasil metabolisme dan melakukan pembususkan, setelahnya sisa-sisa makanan tadi kemudian akan dibuang melalui kloaka.
Sistem respirasi pada tokek (Gecko gekko) dimulai dari hidung yang menghirup udara mengandung O2 dari luar kemudian masuk ke tenggorokan (Faring) lalu ke cabang tenggorokan (Bronkus) kemudian masuk ke kantong udara (alveolus). Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. O2 yang banyak diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan kembali melalui hidung keluar tubuh. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Sistem sirkulasi tokek (Gecko gekko) berupa jantung (Cor) arteri, kapiler-kapiler, pembuluh darah vena dan darah. Jantung terdiri atas 4 bagian yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik) yang terbagi sempurna. Darah dari vena venosus yang mengandung CO2 masuk ke atrium kanan, kemudian ke ventrikel kanan, yang diteruskan oleh pembuluh arteri pulmonar ke alveolus. Disini darah akan melepaskan CO2 dan mengikat kembali O2. Darah yang mengandung O2 kemudian akan dibawa oleh vena pulmonar ke atrium kiri, kemudian masuk ke venrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta ke dorsal arteri karotis ke kepala, kaki serta ekor.
Sistem reproduksi pada tokek (Gecko gekko) yakni fertilisasi internal. Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Selama musim kawin yang berlangsung selama 4 sampai 5 bulan, tokek jantan sering memegang tubuh tokek betina dengan cara menggingitnya dengan mulut di di area leher selama masa kawin (Kapulasi). Tokek jantan mempunyai hemipenis  di dekat kloaka yang kemudian masuk ke kloaka tokek betina. Setelah masa kawin selesai, tokek betina akan memilih tempat yang nyaman dan aman untuk meletakkan telurnya. Embrio dikelilingi oleh amnion, karion, dan allantois. Paa beberapa spesies tertenti, tokek betina dapat bertelur meskipun ia tidak kawin dengan tokek jantan. Tokek menaruh telurnya yang biasanya berjumlah 2 buah dan saling melekat pada celah-celah pohon atau atau retakan batu. Telur tokek akan menetas setelah kira-kira dua bulan. Seekor tokek diperkirakan dapat hidu hingga usia 10 tahun.
Alat ekskresi pada tokek (Gecko gekko) ada tiga macam yaitu ginjal, paru-paru dan kulit. Paru-paru sebagai alat pernapasan pada tokek (Gecko gekko) mengeluarkan karbon dioksida sebagai hasil ekskresinya. Sementara kulit memiliki peran yang sama yaitu dalam pertukaran udara, perbedannya disini kulit hanya berperan sebagai organ pernaasan pembantu. Jadi jika paru-paru tidak berfungsi optimal maka kulit akan mengambil alih sebagian dari peran paru-paru. Ginjal yang dimiliki tokek (Gecko gekko) bersifat metanefros yakni ginjal yang berada pada tahap sempurna pada vertebrata. Ginjal ini akan menyaring urin yang masuk. Urin pada tokek (Gecko gekko) akan akan masuk melalui pembuluh-pembuluh metanerfros. Metanefros akan membuang asam urat yang terkandung dalam urin. Ginjal ini akan mengekskresikan sebagian besar metabolisme dalam bentuk asam urat. Sistem saraf pada tokek (Gecko gekko) berupa otak yang terdiri dari lobus olfaktorius yang panjang, hemisferm 2 lobus optikus, cerebellum, medulla oblongata yang lanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer terdapat indunbidulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf kranial dan pasangan-pasangan saraf spinal pada tiap somit tubuh.
Habitat tokek (Gecko gekko) yaitu hidup di berbagai tempat hangat termasuk hutan hujan, padang pasir, padang rumput dan rawa-rawa. Saat ini tokek (Gecko gekko) ditemukan di seluruh dunia sebagai hewan peliharaan.
Peranan tokek (Gecko gekko) dalam ekosistem yakni sebagai predator yang memakan serangga dan rodentia. Bintil-bintil pada tokek (Gecko gekko) memiliki kandungan senyawa anastesi yang dapat embuat otot-otot berhenti utuk berkontraks sehingga dibuat menjadi obat penyakit asma dengan mekanisme kerja untuk mengurangi kontraksi otot-otot pada trakea yang menyumbat sirkulasi udara.
Tokek (Gecko gekko) termasuk dalam filum Chordata karena memiliki ruas-ruas tulang belakang. Termasuk dalam kelas Reptil karena merupakan hewan melata. Termasuk dalam ordo Squamata karena memiliki lidah yang bercabang. Termasuk dalam famili Lacertilia karena merupakan keluarga dari kadal. Termasuk dalam genus Gecko karena memiliki suara khas. Termasuk dalam spesies Gecko gekko  karena memiliki warna kulit beragam yang berbintil-bintil. Adapun klasifikasi dari tokek (Gecko gekko) yaitu sebagai berikut:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Classis        : Reptil
Ordo           : Squamata
Familia       : Lacertilia
Genus         : Gecko
Spesies       : Gecko gekko (Jasin, 1992).

 
















BAB V

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum adalah tokek (Gecko gekko) termasuk dalam kelas Reptil dan sub kelas Tetrapoda serta ordo Squamata. Tokek (Gecko gekko) memiliki struktur morfologi yang terdiri atas mata (vissus), rongga mulut (cavum oris), hidung (nasal) telinga (Auriculus), kulit (cutis), ekor (caudal), kaki (phoda), kuku/cakar (nail) dan kloaka (cloaca) dengan struktur anatomi yang terdiri dari hati (hepar), paru-paru (pulmo), otak (cerebrum), ginjal (kidney), kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculus), pankreas, usus (intestinum) dan jantung (cor).

B.     Saran

Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten, berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.










KEPUSTAKAAN

Bohme W. “The reptiles (Testidines, Squamata, Crocogylia) of the forested southeast of the Republica of Guinea (Geinée forestiére), with a country-wide checklist” Bonn Zoological Bulletin. 60 No 1 (2011): 35-61.
Brotowidjoyo M D. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2009.
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
Shihab M Q. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suwignyo S. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.




 

0 komentar:

Posting Komentar